25 Cewek Cantik Terapis Spa di Surabaya Terjaring Razia, Tempat Prakteknya Mengkhawatirkan

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Satpol PP Pemkot Surabaya terus melakukan razia tempat yang dicurigai sering dijadikan ajang mesum.

Kali ini razia dilakukan di salah satu Spa di Jl HR Muhammad Surabaya, Kamis (20/7/2017). Hasilnya, Satpol PP dibantu Polretabes Surabaya berhasil mengamankan sebanyak 18 wanita terapis.

Selain itu, razia juga dilakukan di satu hotel dan satu tempat bilyard.

Razia pertama dilakukan di Hotel Thome Jl Gembong Surabaya. Di tempat ini, petugas menemukan pelanggaran karena belum mengantongi ijin Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP). Petugas menempelkan stiker tanda silang (X).

(Anda Berangkat Haji ke Tanah Suci, Ingat Jangan Bawa Barang Bawaan Terlarang ini, Daripada . . .)

Setelah itu, petugas menyambangi Spa Eight Jl HR Muhammad Surabaya. Setelah diperiksa, Spa ini ternyata belum memiliki izin TDUP.

Karena itu, petugas juga mengamankan sebanyak 18 wanita terapis, karena belum memiliki surat sertifikasi kesehatan.

"Semua kegiatan di Spa Eight ini dihentikan sementara, karena belum ada izin TDUP. Kami juga mengamankan 18 dan dilakuka pendataan dan pembinaan," tutur Kabid RHU Satpol PP Kota Surabaya, Bagus.

(Sekolah Berbekal Jagung Goreng Antar Pemuda Ndeso di Lamongan Jadi Lulusan Terbaik Akabri)

Setelah dari Spa Jl HR Muhammad, petugas melanjutkan razia di D'black Ball Jl Simo Gunung, tapi tidak menemukan adanya pelanggaran.

Kemudian razia dilanjutkan ke tempat pijat tradisional (Pitrad) Ramona dan Rosalin Jl Simo Gunung.

Dua tempat itu juga belum memiliki izin TDUP, petugas juga mengamankan sebanyak 7 wanita terapis dan seorang pengelola.

(Lagi Asyik Mesum di Hotel, Pejabat dan Guru PNS ini Terjaring Razia, Pengakuannya Bikin Sebel)

Ini berarti, sepanjang razia kemarin, petugas Satpol PP dan Polrestabes Surabaya berhasil mengamankan 25 terapis dari dua spa yang ilegal alias belum mengantongi izin.

Bagus menegaskan, pihaknya akan rutin melakukan razia terhadap tempat-tempat yang diduga kerap dijadikan tindakan asusila di Kota Pahlawan. (Surya/Fatkhul Alamy)