Ditolak Warga, Pemkot Blitar Malah Anggarkan Rp 11,5 Miliar untuk Bangun SMP Negeri ini
Alot! Perseteruan antara warga Pemkot dipastikan akan terus terjadi, karena dua pihak sama-sama ngotot.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR – Pemkot Blitar serius membangun gedung baru untuk SMPN 3 di atas bekas tanah bengkok di Kelurahan Tanggung, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar.
Gedung baru ini rencananya untuk merelokasi gedung SMPN 3 Blitar lama yang sekarang berada di Jl Sudanco Supriyadi.
Pemkot sudah melelang pengerjaan pembangunan gedung Juli ini. Dalam laman website layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) Kota Blitar menyebutkan nama lelang itu berbunui Belanja modal Pengadaan Bangunan Gedung Tempat Pendidikan SMPN 3 Blitar.
Kuasa penggunaan anggaran dalam proyek itu, yakni, Dinas Pendidikan Kota Blitar.
Plafon anggaran yang disiapkan sebesar Rp 11,5 miliar. Anggaran itu untuk pekerjaan bangunan utama samping, bangunan utama belakang, site development, dan selasar penghubung.
(Tokoh Masyarakat ini Tega Perkosa Anak Kandungnya yang Lagi Nyantri di Pondok Pesantren)
Anggaran yang sudah masuk lelang itu hanya untuk pembangunan awal. Rencananya, Pemkot akan membangun gedung SMPN 3 dengan tiga lantai di lahan yang luasnya mencapai 3 hektare itu.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar, M Sidik mengatakan rencana pembangunan gedung baru SMPN3 jalan terus. Tetapi Sidik masih enggan menjelaskan secara rinci seperti apa desain gedung baru SMPN 3.
Ia juga tidak menyebutkan jumlah anggaran untuk pembangunan gedung baru SMPN 3. Sidik hanya menyatakan rencana pengerjaan fisik gedung dilakukan tahun ini.
“Sekarang sedang proses lelang untuk pengerjaan fisik gedung,” kata Sidik, Jumat (21/7/2017).
(Pejabatnya Ditahan, Pemkot Batu Langsung Pasang Badan, Inilah yang Dilakukan)
Padahal rencana pembangunan gedung baru SMPN 2 di Kelurahan Tanggung mendapat penolakan keras dari warga setempat.
Warga tidak setuju Pemkot mengalihfungsikan lahan pertanian itu untuk bangunan sekolah. Selama ini, sebagian warga menggarap lahan tersebut untuk pertanian.
Perwakilan warga, Widodo mengatakan kalau pembangunan gedung tetap dimulai tahun ini berarti Pemkot tidak mendengarkan rekomendasi dari DPRD Kota Blitar.
Menurutnya, warga sudah mengadukan permasalahan itu ke wakil rakyat.
Baca: Wapres JK Resmikan Pengerjaan Proyek Umbulan di Pasuruan, Harga Air Bersih Makin Murah
Dewan mengeluarkan rekomendasi untuk Pemkot agar mengajak dialog warga. Selama proses dialog, Dewan meminta Pemkot menunda rencana pembangunan di lokasi.
“Selama ini kami belum pernah diajak dialog. Hanya sekali ada sosialisasi. Itupun Pemkot menyampaikan keputusan kalau berencana membangun gedung sekolah di lahan tersebut,” kata Widodo.
Dikatakannya, lahan yang ada dibangun gedung sekolah dulunya merupakan tanah bengkok Kelurahan Tanggung. Setelah ada perubahan status dari desa menjadi kelurahan lahan itu diiventarisir masuk aset Pemkot Blitar.
Kemudian, lahan itu disewakan ke warga setempat. Tiap tahun ada pembaruan sewa lahan. Pada 2017 ini, pihak Pemkot sudah tidak menyewakan lahan ke warga lagi.
“Biasanya tiap akhir tahun ada proses lelang sewa lahan. Tapi, akhir tahun 2016 lalu tidak ada. Berarti tahun ini warga tidak ada yang menggarap lahan itu,” ujarnya.
(Wasekjen Gerinda Sebut RUU Pemilu Untuk Muluskan Jokowi Jadi Calon Tunggal Pilpres 2019)
Anggota Komisi I DPRD Kota Blitar, Nuhan Eko Wahyudi mengatakan tidak mempermasalahkan Pemkot mulai melakukan pengerjaan fisik gedung sekolah meski ada penolakan dari warga. Asalkan, Pemkot sudah melengkapi semua perizinan pembangunan gedung sekolah tersebut.
Menurutnya, kondisi SMPN 3 yang lama memang sudah padat. Kawasan itu merupakan kompleks tempat pendidikan. Sejumlah sekolah berada di kawasan itu. Akibatnya, tiap pagi dan siang kondisi jalan di lokasi sering macet.
“Memang harus segera diurai. Kawasan itu memang sudah padat dan sering menyebabkan macet,” katanya. (Surya/Samsul Hadi)