Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

4 Temannya Tewas Usai Pesta Miras, Gadis Ini Raib, Dilacak Lewat HP, Sosok yang Menjawab Tak Terduga

Usai pesta miras, gadis ini malah menghilang. Padahal 4 temannya telah tewas. Perangkat desa melacak HP nya, tapi ternyata . . .

Penulis: David Yohanes | Editor: Januar
Surya/David Yohanes
Lokasi pesta miras yang menewaskan tiga orang. 

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Pesta miras kembali memakan korban.

Kali ini peristiwa itu terjadi Tulungagung, Jawa Timur, dan menewaskan empat orang.

Mereka meninggal karena diduga overdosis alkohol.

Menurut saksi mata, Mak Tin yang berjualan di depan Cafe Bengawan, ada lima orang yang pesta miras.

Baca: Terungkap, Akrab dalam Waktu 2 Bulan, Begini Percakapan Istri Kades dan Pelaku Sebelum Tewas

Baca: Masuk Hutan Berdua, Istri Kades Dibunuh Saat Selfie, Begini Cara Pelaku Menghabisi Nyawanya

Mereka adalah Spr (40), Az (25), Op (17), Pp (17) dan Ans (17). Tiga nama terakhir adalah para pemandu lagi di cafe tersebut, sedangkan Azs adalah operator lagu.

Korban pesta miras di Cafe Bengawan, Desa Bulusari, Kecamatan Kedungwaru bertambah.

Mereka mulai menggelar pesta di cafe tersebut Senin (7/8/2017) sekitar pukul 11.00 WIB.

"Mereka sering keluar terus beli tambul (camilan untuk minum miras) ke warung saya. Saya kenal mereka tapi tidak berhubungan baik," ucap Mak Tin, saat ditemui Jumat (11/7/2017).

Baca: Pengakuan Lengkap Pria yang Didatangi Pelaku Usai Bunuh Istri Kades, Sempat Diminta Lakukan Hal Ini

Baca: Terkuak, Tak Pernah Bicara Soal Bayaran, Ini Alasan Awal Pelaku Mau Temani Istri Kades Pergi Berdua

Lima orang ini menggelar pesta hingga Selasa (8/8/2017) malam. Selebihnya Mak Tin mengaku tidak tahu pasti kejadian selanjutnya.

Saksi lain, Mukaji yang juga punya warung tidak jauh dari Cafe Bengawan mengatakan, Op sering keluar ke warungnya karena mengaku tidak kuat.

"Dia minta air putih dan air kelapa agar tidak sampai mabuk. Waktu itu yang melayani adik saya," ucap Mukadi.

Selasa malam pesta ini bubar karena semua dalam kondisi lemah. Az diantarkan pulang ke Blitar, dalam keadaan sakit.

Baca: VIDEO: Detik-Detik Penangkapan Pembunuh Istri Kades, Netizen Fokus Bagian Atas Rumah

Baca: Terungkap, Kronologi Lengkap Pembunuhan Istri Kades, Sempat Berada Satu Mobil, Selanjutnya . . .

Pada pukul 18.01 Az masih menulis status di akun Facebooknya, "Ra iso nyapo"!!! Njleput sak enek.2 iki john!!!

Namun keesokan paginya teman-temannya menulis pesan duka cita.

Sementara Pp sempat dibawa ke Nglampir, Kecamatan Bandung.

Namun kondisinya parah dan sempat mendapat perawatan di rumah sakit.

Namun keesokan harinya Pp meninggal dunia.

Sedangkan Spr masih bisa beraktivitas di rumahnya di Kecamatan Pakel, meski kondisinya lemah.

Menurut keterangan keluarga, kesadarannya seperti hilang dan sulit tidur.
Spr meninggal pada Kamis (10/8/2017) dan dimakamkan di Desa Bulusari, tempat kelahirannya.

Sementara Op (17) meninggal dunia setelah tiga hari menjalani perawatan.

Kepastian kematian Op disampaikan oleh Pramudianto, Minggu (13/8/2017).

Menurut Pramu, dirinya meminta perangkat untuk melacak keberadaan Op dan Anis yang dikabarkan selamat.

Namun perangkat tersebut mendapatkan Op sudah meninggal dunia pada Jumat (11/8/2017).

"Dari hasil pelacakan, diketahui Op berasal dari Tales (Kecamatan Ngadiluwih), Kediri. Tapi Op meninggal pada malam Sabtu," ungkap Pramu.

Kini pihaknya masih melacak keberadaan Anis.

Anis dikabarkan satu-satunya pemandu lagu yang kemungkinan dalam keadaan sehat.

Sebab, Anis beberapa kali minta air kelapa karena sudah tidak kuat minum minuman keras.

Dari informasi yang didapat, Anis dirawat di Rumah Sakit Aura Shifa di Ploso Klaten, Kabupaten Kediri.

Namun setelah dilacak di rumah sakit tersebut, Anis tidak ditemukan.

"Nomor teleponnya ada, tapi sudah dipegang sama laki-laki. Entah siapa, setelah itu mati," tambah Pramu.

Masih menurut Pramu, sebelumnya seorang pemandu lagi lain, Pipi juga meninggal dunia di Nglampir, Kecamatan Bandung.

Saat itu Pipi disembunyikan di rumah seseorang bernama Edy Sancoko.

Karena itu Pramu berharap, polisi lekas meminta penjelasan dari Edy.

"Bagaimana pun dia yang paham, kenaka Pipi sampai ada di rumahnya. Terus bagaimana kondisi Pipi sebenarnya sampai meninggal dunia," tegas Pramu.

Sedangkan pemilik Cafe Bengawan, Temi juga tidak bisa dilacak.

Telepon genggamnya juga dimantikan.

Padahal menurut Pramu, seharusnya Temi memberikan klarifikasi, apa yang terjadi di cafenya.

Kini warga dan perangkat mengawasi Cafe di tepi Sungai Brantas tersebut.

Setiap ada orang asing datang akan dihentikan, dan dimintai penjelasan. Pramu khawatir, ada upaya untuk menghilangkan barang bukti.

"Saya juga siap memfasilitasi kepolisian, seandainya akan mendobrak Cafe Bengawan. Mumpung barang buktinya masih ada, mungkin bisa diambil dan diuji di laboratorium," pungkas Pramu.

Kanit Reskrim Polsek Kedungwaru, Aiptu Daroji mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan.

Proses ini diarahkan untuk mengungkap, ada unsur pidana atau tidak dalam kejadian ini. "Lebih lanjut besok (hari ini) bisa menghubungi Kasi Humas Polsek Kedungwaru,"

Lima orang menggelar pesta minuman keras di Cafe Bengawan, Desa Bulusari, Kecamatan Kedungwaru, Senin (7/8/2017) siang hingga Selasa (8/8/2017) malam. Mereka adalah Supriyadi (40), Azis (25), Opi (17), Pipi (17) dan Anis (17). T

iga nama terakhir adalah para pemandu lagi di cafe tersebut, sedangkan Azis adalah operator lagu.

Usai pesta tersebut, Azis meninggal dunia pada Selasa malam. Disusul Pipi meninggal pada Rabu (9/8/2017) pagi. Sementara Anis hingga kini tidak diketahui keberadaannya. (David Yohanes)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved