Ibadah Haji 2017
Bawa Rokok Hingga Satu Koper, Calon Jemaah Haji Embarkasi Surabaya Ini Rela Tak Bawa Baju Ganti
Seperti data yang disampaikan petugas penyelenggara ibadah Haji (PPIH), dari 15 koper milik jemaah, petugas mengamankan 809 bungkus rokok.
Penulis: Manik Priyo Prabowo | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Manik Priyo Prabowo
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Setelah melalui pemeriksaan x-ray, petugas menyisihkan 15 koper besar jamaah calon haji (JCH) kloter 58 untuk diperiksa barang bawaannya pada Rabu (16/8/2017) di gudang Zaitun.
Dari sejumlah koper tersebut, petugas mengamankan 809 bungkus rokok dari berbagai merk berjenis rokok mill hingga rokok filter cengkeh.
Untuk mengelabuhi petugas, seorang calon haji dari Kloter 58 asal Pamekasan ini membungkus rokok tersebut pada lipatan baju dan surban.
Bahkan agar koper penuh rokok, calon haji ada yang tidak membawa baju sama sekali.
(Gara-gara Suami Tak Angkat Telepon, Ibu Muda ini Tega Gantung Anak Kandungnya Sendiri)
"Ya, saya tidak bawa baju, nanti beli disana saja," ucap Sumiyah calon haji kloter 58 saat menyaksikan pemeriksaan petugas.
Seperti data yang disampaikan petugas penyelenggara ibadah Haji (PPIH), dari 15 koper milik jemaah, petugas mengamankan 809 bungkus rokok.
Karena melanggar ketentuan pemerintah, calon haji ini hanya bisa membawa maksimal 20 bungkus rokok saja.
Sisanya barang tersebut untuk selanjutnya diserahkan kepada petugas haji daerah untuk dikembalikan pasca penyelenggaraan Ibadah haji selesai.
Keluarga atau JCH bersangkutan dapat mengambil barang tersebut pada kantor Kemenag setempat sesampainya di tanah air.
Sutarno Pertowiyono, Sekretaris I PPIH menjelaskan bahwa pihaknya melalui Kemenag kabupaten kota telah berulang kali mensosialisasikan saat manasik haji.
Calon Jemaah haji diberitahu tentang barang-barang apa saja yang boleh dan tidak boleh dibawa JCH.
Secara aturan penerbangan, jelas Sutarno, hanya 2 slop rokok saja yang boleh dibawa oleh JCH.
"Hal ini sudah kita sosialisasikan berkali kali saat manasik. yaaa...namanya tiap tahun jamaah beda, latar belakang pendidikan sosial juga beda, masih ada saja yang membawa rokok diluar jumlah yang telah ditentukan," jelas Sutarno.