Ibadah Haji 2017
Mbok Sud Tak Bisa Tahan Tangisnya, Dia dan Suaminya Terancam Tak Bisa Naik Haji Bareng, karena . . .
Air mata Mbok Sud (65) tak tertahan saat dirinya dipeluk Wakil Bupati Gersik Muhammad Khosim.
Penulis: Manik Priyo Prabowo | Editor: Edwin Fajerial
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Manik Priyo Prabowo
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Air mata Mbok Sud (65) tak tertahan saat dirinya dipeluk Wakil Bupati Gersik Muhammad Khosim di Poliklinik Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES), Surabaya, Jatim, Kamis (17/8/2017).
Mbok Sud saat itu diberitahu petugas mesid dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya bahwa suaminya Sudarto (68) tak bisa naik haji.
Petugas kesehatan yang melakukan pemeriksaan ketiga di AHES ini mendapati penyakit gagal ginjal suaminya sudah stadium empat.
"Kami harap bisa berangkat bersama. Kalau saya berangkat sendiri rasanya berat," ucapnya kepada petugas tuk meyakinkan agar dirinya bisa naik haji bersama suaminya.
Meski sudah dicoba untuk dicegah berangkat dari pemeriksaan kedua oleh tim medis daerah asalnya yakni Kabupaten Gersik.
Pasutri lansia ini tetap bersikukuh ingin naik haji.
Akhirnya mereka pun menulis surat pernyataan siap dan iklas menerima konsekuensi apapun saat menunaikan ibadah di Mekkah.
Hanya saja, surat pernyataan sikap itu tak bisa meluluhkan petugas medis dari Kementerian Kesehatan ini.
"Kalau tim kesehatan memberangkatkan suami ibu (Sudarto). Kami bisa dipecat karena melanggar peraturan," jelas dr Mohammad Zainul Muqorobin MRS,
Kepala Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah KKP Kelas I Surabaya.
Meski dijelaskan secara medis dan peraturan oleh tim kesehatan poliklinik AHES, mereka pun masih bersikukuh bisa naik haji.
Walhasil, Wakil Bupati Gersik, Muhammad Khosim pun diminta untuk datang ke poliklinik agar bisa meluluhkan hati pasutri yang masuk kloter 62 ini.
Menurut Khosim, Sudarto, warganya ini beresiko tinggi jika menjalani ibadah haji.
Bahkan untuk menyakinkan mereka, Wabup berkumis tebal ini menceritakan dirinya membantu mengevakuasi jemaah haji sekelompoknya dulu yang meninggal di Mekkah karena sakit.
"Lebih baik ibu berangkat ibadah haji sendiri dan biarkan bapak di rumah (tak berangkat)," rayu Khosim.