Ditemukan Pendaki Tewas di Gunung Lawu, Ini 5 Hal yang Biasanya Sebabkan Pendaki Meninggal

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pipin Tri Anjani

TRIBUNJATIM.COM - Mendaki adalah kegiatan yang ekstrim tapi juga menyenangkan.

Banyak orang yang mengisi waktu liburan untuk menguji adrenalin lewat sebuah pendakian.

Namun, mendaki juga patut diperhitungkan dengan matang.

(Indonesia vs Vietnam, Gelandang Tim Lawan yang Dibilang Mirip Aktor Korea Ini Gantengnya Bikin Ngilu)

Pasalnya, tak sedikit pendaki yang ditemukan tewas saat menempuk perjalanan.

Selasa (22/8/2017), seorang pendaki ditemukan tewas di puncak Gunung Lawu.

Sularno warga Desa Sidomulyo, RT03/RW09, Kecamatam Matesih, Kabupaten Karanganyar, ditemukan tewas tergeletak di Pos V, Argodalem, Puncak Gunung Lawu.

(8 Kolam Alami di Dunia yang Viewnya Menakjubkan, Bernama Seram, No 2 Bisa Bikin Nyawa Melayang)

Kejadian seperti itu tentunya menjadi pelajaran bagi para pendaki pemula maupun profesional.

Dilansir dari beberapa sumber, ada lima hal yang biasanya menyebabkan para pendaki meninggal saat pendakian.

Untuk lebih detailnya, yuk simak ulasan berikut ini!

(5 Objek Tersembunyi di Malaysia Ini Sepi dari Turis, dari Pantai Sampai Gunung, Liburan Makin Syahdu)

(Ditemukan Pendaki Tewas di Puncaknya, Ini Fakta-fakta Gunung Lawu yang Juga Dikenal Simpan Misteri)

1. Cuaca buruk

Cuaca di pegunungan sangat sulit ditebak, meski memasuki musim kemarau, hujan dapat turun secara mendadak.

Kondisi ini mempengaruhi para pendaki dalam menempuh perjalanan.

Cuaca yang buruk dapat membuat jalan licin, suhu udara menjadi sangat dingin serta peralatan yang basah.

Hal itu membuat para pendaki kehabisan logistik hingga kekurangan tenaga.

(Ditemukan di Puncak Gunung Lawu, Berikut 4 Fakta Dibalik Tewasnya Sularno, Si Pendaki Profesional!)

2. Jalur ilegal

Menempuh rute pendakian melalui jalur resmi sangat dianjurkan.

Hal ini menghindari hal-hal tak terduga seperti terjatuh dari jurang.

Tak sedikit pendaki yang hilang atau tewas karena menempuh jalur ilegal yang cenderung lebih cepat sampai ke puncak.

Meski demikian, lebih aman jika menggunakan jalur resmi saat pendakian.

(Nggak Kalah Kekinian, Sate Cireng Sambal Kacang Ini Bikin Ngemilmu Makin Asyik, Gini Cara Buatnya)

3. Persiapan fisik dan mental kurang

Dalam melakukan pendakian, persiapan fisik dan mental perlu direncanakan matang.

Pasalnya, kedua hal ini menjadi faktor yang cukup tinggi sebagai penyebab kematian.

Apabilan fisik dan mental lemah maka akan menjadi kendala besar dalam perjalanan.

(Usai Nonton Annabelle: Creation, Wanita Ini Tetiba Histeris Sendiri, Penuturan Saksi Bikin Gelisah)

Fisik yang kuat dapat mempertahankan badan untuk tidak drop saat pendakian.

Selain itu, mental yang siap serta tak mudah panik juga mempengaruhi proses pendakian.

Jangan sampai kondisi tubuh kelelahan saat perjalanan.

(Tanpa Make Up, Penampilan Bos First Travel Anniesa Hasibuan Ini Bikin Netter Pangling: Bahagia Yaa)

4. Kurang pengetahuan

Pengetahuan dasar dalam pendakian sangat diperlukan untuk para pendaki.

Informasi tentang gunung yang akan didaki adalah hal mutlak yang harus diketahui.

Hal ini diperlukan agar para pendaki menguasi medan dan paham tentang gunung yang akan didaki.

Setidaknya, pendaki mengetahui informasi terkait tinggi gunung, jalur pendakian, karakteristik cuaca, flora dan fauna yang ada di gunung, tempat-tempat berbahaya, dan lainnya.

(Ulah Malaysia yang Bikin Orang Indonesia Kesal Selain Bendera Terbalik, Hacker Sampai Pernah Beraksi)

5. Manajemen logistik

Memperhitungkan jumlah logistik yang dibawa diperlukan untuk pendakian.

Jangan sampai kekurangan logistik saat di tengah perjalanan.

Hal ini bisa fatal bagi kondisi pendaki karena logistik menyuplai energi tubuh.

Sebisa mungkin membawa logistik cukup untuk perjalanan pendakian.

(Ini Deretan Meme Netizen Indonesia Soal Insiden Bendera Terbalik, No 10 Squidward Sampai Bete)