Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Top 5 Nasional

Dari TKW Rekam Majikan yang Maksa Hubungan Intim Hingga Tangis Korban First Travel

Berikut lima berita terpopuler Nasional di Tribunnews.com, pada Minggu (27/8/2017):

Penulis: Edwin Fajerial | Editor: Edwin Fajerial
TRIBUNNEWS.COM
Kolas foto 5 berita terpopuler Nasional 

Keanehan lainnya, ketika naik pesawat.

Kautsar dan anggota keluarganya tak ada yang duduk berdekatan.

Mereka terpisah jauh dan duduk bersama calon jemaah lain.

Padahal, kata dia, seharusnya jika check in bersamaan, posisi duduk mereka berdekatan.

Sama halnya ketika menginap di hotel, Kautsar dan keluarganya awalnya terpisah tidur di kamar yang berbeda.

Namun, pada akhirnya mereka dapat tidur satu kamar berbarengan.

Selama beribadah umrah, Kautsar bersyukur tak ada permasalahan yang dialami oleh dirinya dan keluarganya.

Pelayanan yang diberikan muthawif atau pendamping umrah, kata dia, juga sangat baik.

Ketika ada barang anggota keluarga mereka yang hilang, muthawif membantu mencarikannya.

Begitu pula ketika ada seseorang dalam rombongan yang hilang, muthawif yang berkeliling masjid untuk mencari orang tersebut.

"Di sana alhamdulillah pelayanannya bagus."

"Enggak ada (jemaah) yang kecewa sama sekali," kata ayah seorang anak tersebut.

3. Puteri Presiden Jokowi Naik Pesawat Kelas Ekonomi, Netizen Ramai-ramai Memuji!

Puteri Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kahiyang Ayu. NOVA.GRID.ID
Puteri Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kahiyang Ayu. NOVA.GRID.ID ()

Kesederhanaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menurun kepada tiga anaknya, yakni Gibran Rakabuming Raka, Kaesang Pangarep dan Kahiyang Ayu.

Baru-baru ini, putri satu-satunya Presiden Jokowi, Kahiyang Ayu (26), menjadi sorotan karena kesederhanaannya.

Meskipun menjadi anak nomor satu di Indonesia, Kahiyang tidak serta merta memanfaatkan hal tersebut untuk menikmati fasilitas mewah.

Justru, ia menggunakan fasilitas biasa seperti orang-orang pada umumnya.

Dilihat dari postingannya di Instagram, perempuan kelahiran 1991 ini justru menggunakan pesawat kelas ekonomi dan berbaur dengan masyarakat lainnya.

"When ur jerawat lebih terlihat seperti tahi lalat drpd jerawat," tulis Kahiyang pada akun instagramnya.

Postingan ini dibanjiri pujian oleh para netizen.

Mereka memuji kesederhanaan Kahiyang Ayu karena tidak malu untuk naik pesawat di kelas ekonomi.

Kahiyang Ayu "Anak presiden naik pesawat kelas ekonomi????"

"Pantes jd panutan @ayanggkahiyang" tulis akun inggrid_malombeke.

"Hay mbak @ayanggkahiyang salam hangat buat bapak ya."

Ngefans bgt sama bapak e njenengan."

"Tetap sederhana dan rendah hati" tulis akun ahmadisbc.

"mba ayang cantik banget deh,,kalo aku punya anak gadis nanti maunya kyak mba ayang cantik, manis dan baik hati hmmm @ayanggkahiyang" tulis akun nonna_marta.

4. Kelompok Saracen Punya Kecerdasan di Atas Rata-rata

Aparat Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengungkap sindikat Saracen yang diduga menyebarkan ujaran kebencian atau hate speech di media sosial.

Pengendali grup penyebar konten provokasi terkait Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA) di media sosial itu diisi orang-orang pintar yang mengikuti informasi terkait.

Berdasarkan penyidikan aparat kepolisian, Saracen mempunyai 2000 akun media sosial yang kemudian berkembang menjadi 800.000 akun yang digunakan untuk menyebar konten kebencian.

Sindikat ini tidak terikat di satu kelompok, tetapi bergerak membuat konten sesuai selera pemesan, salah satunya kritik terhadap pemerintahan Joko Widodo.

Analisis Kebijakan Madya Bidang Penmas Divisi Humas Polri, Komisaris Besar Pudjo Sulistyo, mengatakan para pelaku mempunyai kecerdasan di atas rata-rata termasuk Ketua Saracen, Jasriadi.

Terbukti, Jasriadi dan tim dapat mengendalikan follower sehingga bekerja militan saat menyebarkan provokasi berbau SARA.

"Mereka dapat mengatur manajerial yang tidak bisa dijumpai, follower militan. Tentu itu orang cerdas. Tak gampang memelihara follower ratusan ribu," tutur Pudjo, kepada wartawan, Sabtu (26/8/2017).

Para pengguna jasa disinyalir memanfaatkan jasa konten ujaran kebencian, Saracen untuk menyerang lawan politik.

Polri masih berupaya mengungkap sindikat itu termasuk melacak para pengorder jasa.

Sejauh ini, aparat kepolisian menemukan perihal isu-isu yang dipelintir grup Saracen mulai dari ekonomi hingga sosial.

Saracen memperdagangkan isu-isu terkait Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA) untuk mendapatkan keutungan ekonomi. Para pelaku menyebarkan isu itu sesuai pesanan.

"Jadi, kalau masalah motif politik, itu tentu saja orang yang memesan. Para pelaku motif ekonomi, motif politik, motif ekonomi, motif sosial, macam-macam. Yang memesan ini tentu saja konten tentang hoax, tentang ekonomi ada, tentan sosial ada. Makanya motif-motif, sebelumnya adalah ekonomi, tetapi masalah pemesan ini berbagai motif," kata Pudjo.

Aparat kepolisian sudah menangkap tiga orang terkait kasus ini di lokasi berbeda.

5. Tangis Korban First Travel "Bu Anniesa Senang-senang di Atas Penderitaan Orang Lain"

Sabtu (25/8/2017) siang, seorang ibu dengan hijab berwarna duduk termenung di tangga depan Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Pusat.

Terlihat tumpukan dokumen berada di pangkuannya. Perempuan berusia 66 tahun itu bernama Ummi Suminah. Dia merupakan salah satu korban atau calon jemaah yang gagal diberangkatkan umrah oleh First Travel.

Ummi Suminah, calon jemaah korban penipuan First Travel, saat ditemui di Bareskrim Mabes Polri.
Ummi Suminah, calon jemaah korban penipuan First Travel, saat ditemui di Bareskrim Mabes Polri. (KOMPAS.com/KURNIA SARI AZIZA)

Dia baru saja mengadukan nasibnya bersama delapan anggota keluarga dan temannya ke Bareskrim Mabes Polri. Ummi merasa bersalah dan menyesal karena mengajak keluarga dan saudaranya menggunakan jasa First Travel untuk berangkat umrah.

Kepada Kompas.com, Ummi bercerita bersama anggota keluargnya yang lain sudah mendaftar umrah First Travel sejak bulan Mei 2015. Kemudian mereka telah membayar lunas paket yang ditawarkan perusahaan perjalanan itu pada bulan Januari 2016.

Tiap orang harus membayar paket umrah sebesar Rp 14,3 juta. Dengan rincian, pembayaran Rp 5 juta di periode pertama dan Rp 9,3 juta di periode kedua.

"Awalnya kan karena promo, pemikiran saya kalau promo kan harganya murah, saya jadi tertarik dan ajak keluarga saya yang belum pernah umrah. Namanya orang enggak punya (kurang mampu), kan pasti kepengin ke sana (umrah)," kata Ummi.

Ummi tak diberitahu oleh pihak First Travel mengenai jadwal keberangkatan. Hanya saja, dia diminta membayar lunas paket umrah pada Januari 2016.

Adapun paket perjalanan umrah yang dibayarkan sudah termasuk dengan biaya hotel, pesawat, makan, koper, bahan seragam, dan handbag untuk paspor.

Ternyata, beberapa waktu lalu, pihak First Travel mengabarkan padanya untuk menambah biaya Rp 2,5 juta jika ingin diberangkatkan terlebih dahulu.

"Akhirnya dua teman saya nurut, mereka bayar lagi Rp 2,5 juta. Kalau saya sabar saja, tunggu saja dulu, saya enggak mau nambah bayar lagi," kata pemilik lembaga kursus rias penganten di kawasan Cipinang tersebut.

Saat itu, dia masih yakin, First Travel akan memberangkatkan calon jemaahnya untuk umrah. Keyakinannya karena melihat megahnya kantor First Travel yang berada di TB Simatupang.

Selain itu, First Travel juga sudah dikenal selalu memberangkatkan jemaah. Ummi yang mengajak anggota keluarganya pun selalu ditanya kapan mereka berangkat umrah.

Oleh karena itu, dia memberanikan diri menanyakan nasibnya serta anggota keluarganya ke First Travel di TB Simatupang. Hanya saja, dia selalu mendapat jawaban tidak pasti.

Ummi jadi merasa tak enak. Sebab, jadwal keberangkatan dua temannya yang sudah membayar lebih juga tak jelas.

"Nah ini kan keluarga saya tahunya ke saya, jadi saya diteleponin terus. Makin lama kok makin tidak jelas, padahal seragam semuanya sudah dimasukin ke koper, ya ini bukan rezeki saya," kata Ummi dengan nada sedih.

Ummi mengatakan, saudara-saudaranya kebanyakan merupakan pedagang bumbu dapur di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat. Dengan penghasilan yang tidak tetap, mereka selalu mengumpulkan uang untuk umrah kepada Ummi.

Kemudian, Ummi yan membayarkan ke pihak First Travel. Terlebih, pembayaran tidak dapat dilakukan dengan mencicil. Namun jumlah yang dibayarkan harus Rp 5 juta dan Rp 9,3 juta.

Saudara-saudara Ummi yang juga sudah tua, ingin sekali berangkat umrah. Sebab, mereka belum pernah beribadah di tanah suci.

"Malah kakak kandung saya yang sudah senang sekali mau berangkat umrah, kemarin tanggal 14 Agustus meninggal karena sakit. Ya Allah," kata Ummi sambil menyeka air mata yang mulai menetes ke pipinya.

Dia menyesalkan First Travel yang tak bertanggung jawab terhadap nasib calon jemaah. Terlebih, setelah mereka mengetahui bahwa uang calon jemaah dipergunakan untuk kepentingan pribadi pemilik First Travel, Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved