Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Idul Adha 2017

Tim Sidak di Kediri Temukan Kambing Kurban Derita Dermatitis

Sidak yang dilakukan tim kesehatan hewan dari Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Kediri menemukan seekor kambing yang menderita dermatit

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM/ADENG SEPTI IRAWAN
Bolo Suselo, salah satu penjual hewan kurban bersama rekannya saat berjualan di pinggir frontage road Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Senin (28/8/2017). 

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Sidak yang dilakukan tim kesehatan hewan dari Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Kediri menemukan seekor kambing yang menderita dermatitis.

"Kambing yang ditemukan dermatitis tidak layak untuk daging kurban. Karena larvanya diduga sudah menyebar," ungkap Drh Pujiono, Kasi Kesmafet Pengolahan dan Pemasaran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan saat melakukan sidak, Selasa (29/8/2017).

Temuan kambing yang menderita dermatitis setelah tim sidak memeriksa stan hewan kurban di kawasan GOR Jayabaya. Petugas kemudian menemukan kambing yang terluka bagian telinga.

Malahan lukanya sudah membusuk dan ditemukan larva belatungnya. Sehingga kambingnya sudah tidak layak untuk hewan kurban.

"Kami merekomendasikan supaya tidak untuk daging kurban," tambahnya.

Selanjutnya kambing jenis peranakan Etawa diminta untuk tidak dijual kepada pembeli kambing kurban.
"Dermatitis ini penyakit kulit yang telah infeksi dan. Ada larva yang telah masuk dan dikhawatirkan telah menyebar," jelasnya.

Sedangkan temuan lainnya ada dua ekor kambing yang matanya sakit. Namun kedua kambing yang sakit mata ini tetap dapat digunakan untuk hewan kurban.

"Kalau sakit mata diberi obat segera pulih," jelasnya.

Sementara Budi Santoso penjual kambing kurban mengaku luka yang mengakibatkan kambingnya menderita dermatitis diduga akibat digigit sesama kambing.

"Tiga hari lalu kambingnya terluka digigit kambing lainnya," ungkapnya.

Karena telah direkomendasikan tidak layak untuk hewan kurban, kambing yang menderita dermatitis tidak akan dijual.

"Kami sudah tidak lagi menaruh di depan dan tidak kami jual," jelasnya.

Budi merupakan pedagang musiman kambing kurban yang menggelar stan di kawasan GOR Jayabaya. Ada belasan ekor kambing ukuran sedang hingga besar yang dipajang di depan rumahnya.

"Harga termurah Rp 2 jutaan dan yang paling mahal jenis peranakan Etawa kami tawarkan Rp 6 juta," jelasnya.

Sementara pembeli kambing kurban diperkirkan mulai ramai paha H - 1 atau setelah Salat Idul Adha.

"Sudah ada beberapa yang laku, namun masih belum banyak. Sehari menjekang Idul Adha biasanya ramai," ungkapnya. (Surya/Didik Mashudi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved