Idul Adha 2017
Tradisi Toron Saat Pemudik Lewat Jembaran Suramadu, Ada yang Diberhentikan Polisi karena Bawa Ini
Warga Madura, khususnya dari Surabaya maupun sekitarnya berbondong-bondong melakukan tradisi 'toron' mudik ke kampung halaman.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Edwin Fajerial
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Warga Madura, khususnya dari Surabaya maupun sekitarnya berbondong-bondong melakukan tradisi 'toron' mudik ke kampung halaman.
Saat ini sudah sekitar 65 ribu kendaraan bermotor tercatat melintasi Tol Jembatan Suramadu, Kamis petang (31/8/2017).
"Perkiraan kami ada sekitar 65.000 kendaraan roda dua dan 13000 kendaraan roda empat yang sejak siang tadi mulai menyebrang menuju ke Madura dari sisi Surabaya. Ada yang ke Sumenep, ada yang ke Bangkalan," ujar Kepala Gerbang Tol Jembatan Suramadu, Mudjiono, saat ditemui di sekitar pintu gerbang tol khusus sepeda motor, Kamis (31/8/2017).
Jumlah tersebut diprediksi meningjat mencapai 50 persen dari tahun sebelumnya.
Kepadatan arus lalu lintas di Tol Jembatan Suramadu tengah mengalami puncak kepadatan yang menyebabkan kemacetan panjang sekitar dua kilometer.
"Kepadatan berlangsung sejak sore hari sekitar jam 15.00 WIB. Diperkirakan hingga menjelang dini hari. Selepas sholat Ied akan terjadi kemacetan kembali karna ini kan libur panjang sampai tiga hari," ujar Mudjono.
Tidak hanya didominasi kendaraan roda dua, kendaraan roda empat, minibus, angkutan umum juga terlihat padat mengantri memasuki gerbang Tol Jembatan Suramadu.
Penertiban arus lalu lintas tidak hanya ditujukan kepada pengendara roda dua atau motor yang akan melintas.
Petugas juga menertibkan sejumlah pengendara motor yang membawa barang-barang melebihi muatan.
"Sisi Surabaya, kami toleransi yang nggak bawa helm, karena memang arus macet dan mengejar waktu. Kami tertibkan pengendara yang membawa barang berlebih seperti rengkek. Kami pinggirkan karena mengganggu arus lalu lintas" tambah Mudjiono, Kamis (31/8/2017).
Penertiban barang berupa rengkek dialami seorang kurir jajanan ringan, Suep (39) warga Bangkalan yang hendak mengirimkan jajanan ke Bangkalan.

Petugas menyuruh pria ini ke tepi jalan untuk menunggu kepadatan arus lalu lintas yang mulai memuncak.
"Saya diberhentikan bawa barang-barang. Katanya masih macet, ramai. Biar lancar dulu yang mudik. Kalau tau macet saya ga akan bawa barang begini. Tadi pagi kirim barang masih sepi, saya kira tak akan seramai ini," ujar Suep.
Di kalangan orang Madura, tradisi toron atau mudik dilakukan saat menjelang Idul Adha yang juga dikenal hari raya kurban dan hari raya haji.
Seperti Hari Raya Idul fitri, Hari Raya Idul Adha merupakan moment penting bagi mereka.
"Toron itu kan istilah turun. Mudik kalau dulu naik kapal jadi turun dari kapal. Meskipun sekarang sudah ada Jembatan Suramadu tapi tetap saja istilahnya 'toron'," ujar Mustofa (32) warga Bangkalan, Madura.
Tradisi 'toron' sebagai moment tahunan ini dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga melakukan hal sakral hingga hiburan seperti sholat idul adha, bersilaturahmi, sembelih sapi, kambing dan juga bakar sate bersama.
Mustofa (46) dan Tia (32), pemudik yang akan ke Bangkalan Madura ini mengatakan sengaja pulang kampung menjelang Hari Raya Idul Adha.
"Sengaja pulang Idul Adha. Ini tadi dari Mojokerto sekitar pukul 14:00 WIB, mau ke Bangkalan. Tradisi tahunan kumpul keluarga," ujar Mustofa.