Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Top 5 Nasional

Dari Fakta Pengacara Jonru Ginting Hingga Kedutaan Besar Myanmar Dilempari Bom Molotov

Berikut lima berita Nasional terpopuler di Tribunnews.com pada Minggu (3/9/2017):

Penulis: Edwin Fajerial | Editor: Edwin Fajerial
TRIBUNNEWS.COM
Kolas foto lima berita terpopuler nasional 

Penghulu, Ahmad Khailani, dari Kantor Urusan Agama (KUA) Tebet memandu akad nikah yang kental bernuansa adat Jawa-Solo.

Serangkaian acara prosesi akad nikah diawali lantunan ayat suci Al-Quran. Pada saat dimulainya prosesi akad nikah, Budi Waseso, sempat terlihat tegang.

Dia dipandu penghulu, yang duduk disebelahnya, membacakan dua kalimat syahadat.

Bertindak selaku saksi mempelai pria, Presiden Joko Widodo didampingi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin, sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, selaku saksi mempelai wanita.

Presiden Joko Widodo dan Ketua MUI KH Maruf Amin menjadi saksi akad nikah putri Budi Waseso dan putra Budi Gunawan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (2/9).
Presiden Joko Widodo dan Ketua MUI KH Maruf Amin menjadi saksi akad nikah putri Budi Waseso dan putra Budi Gunawan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (2/9). ()

Herviano yang berbusana warna putih gading dan bersarung batik cokelat khas Jawa, datang belakangan ke meja akad nikah, yang berada di tengah-tengah ruangan, kemudian, dia duduk di seberang Buwas.

Tepat pada pukul 08.37 WIB, Hervianto, secara lugas membacakan ijab qabul.

Belakangan, setelah acara ijab qabul selesai, Nindya dipersilakan duduk di kursi ijab qabul berdampingan dengan Vino.

Berselang beberapa waktu kemudian, Vino memberikan mas kawin berupa logam emas mulia seberat 20 gram dan bertukar cincin kawin dengan Nindya.

Setelah akad nikah berakhir, Vino dan Nindya dipersilakan naik ke atas panggung.

Panggung pernikahan tersebut didekorasi bertema adat Jawa yang memiliki ciri khas, yaitu adanya penyekat ruangan atau biasa disebut gebyok. Selain itu dihiasi bunga mawar berwarna merah.

Nasihat

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siraj dan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Sirajuddin Syamsuddin atau akrab dipanggil Din Syamsuddin saling bergantian memberikan nasihat kepada kedua mempelai dan tamu undangan.

"Jangan memalukan keluarga Anda. Tunjukkan bahwa saya sebagai keluarga yang bermartabat, berbudaya, beragama, dan memiliki martabat yang tinggi. Begitu pula Nindya Nur Prasasti, tunjukkan saya adalah keluarga baik-baik, keluarga yang taat agama, keluarga yang bermartabat," tutur Said Aqil, yang diberikan kepercayaan memberikan nasihat pernikahan dan doa.

Din Syamsuddin, mewakili pihak keluarga kedua mempelai mengucapkan terima kasih atas kehadiran tamu undangan yang datang dari berbagai kalangan mulai dari Presiden Joko Widodo, petinggi di instansi Polri dan purnawirawan Polri, tokoh nasional hingga kerabat dan sanak saudara.

Dia menilai acara akad nikah berlangsung lancar, aman dan terkendali.

"Rupanya peristiwa bersejarah bagi Nindya dan Vino, satu hari setelah Hari Raya Idul Adha ini mempersatukan NU dan Muhammadiyah," kata Din Syamsuddin, yang disambut gelak tawa tamu undangan.

4. Kakak Terjerat Kasus Korupsi, Ini Komentar Sekjen PAN

 Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengaku menghormati proses hukum yang sedang berjalan terhadap Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno. Siti adalah kakak kandung Eddy.

Siti ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus suap dana jasa kesehatan rumah sakit Kardinah dan penerimaan hadiah atau janji terkait sejumlah proyek di Pemerintah Kota Tegal Tahun 2017.

Sekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno
Sekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno ()

"Saya intinya sebagai warga negara yang baik tentu kita mendukung penegakan hukum dan itu konsekuen. Jadi memang yang berdasarkan prosedur hukum yang memang berlaku, ya kita hormati, kita tegakan hukum yang ada," kata Eddy, usai membesuk Siti, di tahanan C1 KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (1/9/2017).

 "Yang bersalah dinyatakan bersalah. Kalau memang tidak bersalah, ya jangan dinyatakan bersalah, apalagi dipaksakan bersalah, gitu. Tapi kita hormati dan kita junjung tinggi proses hukum yang sedang berjalan," ujar Eddy.

Eddy tak mau mengomentari soal kasus hukum Siti, karena mengaku tak mengetahui pokok permasalahannya seperti apa.

Ia juga menyebut tak ada pembicaraan apakah Siti merasa jadi korban di kasus ini.

"Saya enggak ada pembicaraan seperti itu," ujar Eddy.

Saat keluar dari gedung KPK beberapa waktu lalu, Siti merasa menjadi korban Amir Mirza Hutagalung.

Amir diketahui sebagai Ketua Partai Nasdem Kabupaten Brebes. Pria yang kerap disebut sebagai teman dekat Siti itu juga dijaring KPK.

Wali Kota Tegal ditangkap KPK terkait dengan dugaan suap terkait pengelolaan dana jasa kesehatan di RSUD Kardinah di Tegal.

Selain Siti Masitha, KPK juga menetapkan pengusaha bernama Amir Mirza Hutagalung dan Wakil Direktur RSUD Kardinah Cahyo Supriadi sebagai tersangka.

Amir merupakan orang kepercayaan Siti. Posisinya itu membuatnya cukup disegani di Tegal.

KPK menyita uang sebesar Rp 200 juta dari rumah Amir yang juga dijadikan rumah pemenangan bagi Siti Masitha sebagai calon wali kota pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Tegal 2018.

Menurut KPK, uang tersebut merupakan bagian dari uang sebesar Rp 300 juta dari U yang merupakan Kepala Bagian Keuangan RSUD Kardinah.

Sementara itu, sisa Rp 100 juta itu ditransfer masing-masing Rp 50 juta ke dua rekening Amir.

Sejak Januari hingga Agustus 2017, menurut KPK, keduanya telah menerima Rp 5,1 miliar.

Diduga, pemberian uang terkait pengelolaan dana jasa pelayanan kesehatan di RSUD Kardinah kota Tegal dan fee dari proyek-proyek pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemkot Tegal TA 2017.

5. Kantor Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta Dilempar Bom Molotov, Api Sempat Menyala

Orang tidak dikenal melempar bom molotov ke kantor Kedutaan Besar Myanmar, Jalan KH Agus Salim Nomor 109, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (3/9/2017) sekitar pukul 02.35 WIB.

Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Suyudi Ario Seto menerangkan, api menyala di teras belakang lantai dua kantor kedubes Myanmar tersebut.

Kejadian sekitar pukul 02.35 WIB.

"Saat itu Bripka Tafsiful yang sedang Patroli di Jl. Yusuf Adi Winata (belakang Kedubes Myanmar) melihat api di teras belakang lantai 2," ujar Suyudi saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (3/9/2017).

Suyudi menerangkan, Bripka Tafsiful, langsung memberitahukan kepada Bripka Rusdi yang berjaga di depan Kedubes kejadian tersebut. Kemudian, Bripka Rusdi dan Brigadir Budiyanto anggita Brimob Polda Metro Jaya menuju ke sumber api di teras belakang lantai dua.

"Api berhasil dipadamkan. Dan saat itu ditemukan pecahan botol bir yang ada sumbunya," ujar Suyudi.

Polisi masih melakukan penyelidikan pelaku pelempar bom molotov tersebut, yakni dengan memeriksa CCTV di sekitar tempat kejadian.

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved