Begini Kabar Para Pemain Film 'Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI' Sekarang, Nomor 4 Nyentrik Abis!
Akhir September menjadi pengingat tentang peristiwa tragis G30S/PKI bagi bangsa Indonesia. Peristiwa yang menelan banyak korban itu diabadikan mel
Penulis: Ani Susanti | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM - Akhir September menjadi pengingat tentang peristiwa tragis G30S/PKI bagi bangsa Indonesia.
Peristiwa yang menelan banyak korban itu diabadikan melalui film adaptasi berjudul "Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI".
Film "Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI" adalah judul film dokudrama propaganda Indonesia tahun 1984.
Film ini disutradarai dan ditulis oleh Arifin C Noer.
(Warga Gelung Situbondo Gelar Festival Nelayan, Tawarkan Wisata Rumah Apung dan Terumbu Karang)
 
Banyak adegan kekerasan yang terbilang tragis dan bahkan sadis dalam menggambarkan bagaimana kekejaman kelompok komunis yang memberontak pemerintahan Indonesia.
Meski begitu, pada masa penayangannya pemerintah mengimau seluruh warga Indonesia menonton film tersebut, tak terkecuali anak-anak.
Peraturan ini kemudian dihapuskan sejak jatuhnya Soeharto tahun 1998.
Sejak itu film ini telah menjadi kurang diminati lagi hingga beberapa waktu belakangan, tahun 2017.
Belum jelas apa alasannya, namun isu PKI kembali mencuat bebera wakyu ini hingga sebagian masyarakat membuat event nonton bareng, mengingat kembali kejadian kejam tersebut.
Dalam poster promosinya, film Pengkhianatan G30S/PKI hadir dengan slogan memikat: “Film yang tak mungkin terulang lagi.”
Kontan saja, pancingan demikian membuat siapa saja tertarik untuk menyaksikan.
Film berdurasi empat jam ini sukses besar di jagad sinema Indonesia kala itu.
Pemutaran perdananya menembus angka 699.282 penonton.
Produksinya pun tak tanggung-tanggung memakan biaya 800 juta sebagai film termahal saat itu.
Dalam Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1984, film ini memenangkan Piala Citra untuk kategori skenario terbaik.
Setahun kemudian, Pengkhianatan G30S/PKI dinobatkan sebagai film unggulan terlaris periode 1984-1985.
Sejak itu, pemerintah menjadikan penayangan film ini sebagai agenda rutin melalui stasiun TVRI.
Ia pun menjadi metode paling ampuh dalam mengangkat propaganda dan narasi sejarah Orde Baru.
(Belum Punya Tiket Persebaya Surabaya Vs Persigo Semeru FC? Kamu Bisa Datangi 6 Tiket Box Ini Nih!)
Banyak pemain dan figuran terlibat di dalamnya.
Namun tentu saja, yang paling berperan dalam film ini adalah para pemeran tokoh utamanya.
Siapa saja dan bagaimana kabar mereka sekarang?
Dilansir dari Historia Id dan sumber lain, berikut ulasannya :
1. Umar Kayam sebagai Presiden Soekarno
 
Presiden Soekarno dalam film ini diperankan oleh Umar Kayam.
Umar Kayam lebih dikenal sebagai budayawan, akademisi, dan kolumnis.
Pada Rosihan Anwar dalam Sejarah Kecil: Petite Historia Indonesia Jilid 5, dia bercerita bahwa para pembantu rumah tangga di Istana Bogor tempat pengambilan gambar terkejut melihatnya setelah dirias mirip dengan Soekarno.
 
Umar yang merupakan Guru besar Fakultas Sastra UGM ini wafat di Jakarta pada 2002 dalam usia 69 tahun.
2. Amoroso Katamsi sebagai Soeharto
 
Tentu semua setuju bahwa pria yang satu ini punya perawakan yang mirip dengan Presiden kedua RI, Soeharto.
Sosok Mayjen TNI Soeharto mulai hadir pasca terbunuhnya para jenderal.
Dalam film, dia digambarkan sebagai tokoh protagonis yang kalem namun sigap bertindak.
Soeharto bak pahlawan saat memimpin penggalian lahan penguburan enam jenderal di kawasan Lubang Buaya dan menjadi juru bicara kepada publik.
 
Amoroso merupakan aktor kelahiran 1940 ini sebelumnya berprofesi sebagai dokter jiwa di Angkatan Laut dengan pangkat letnan kolonel.
Terakhir kali ia ikut berperan dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji.
3. Syu’bah Asa sebagai ketua PKI, DN Aidit
 
Dialah tokoh antagonis dalam film Pengkhianatan G30S/PKI.
Dalam film, karakter Aidit yang licik, bengis, dan konspirator dilakonkan dengan apik oleh Syu’bah Asa.
Pada era 1970-an, Syu’bah adalah anggota Dewan Kesenian Jakarta.
Namun dia lebih dikenal sebagai sastrawan dan jurnalis senior Tempo, kemudian pemimpin redaksi Editor, lalu pindah ke Panji Masyarakat.
Syu'bah wafat di Pekalongan pada 24 Juli 2011.
4. Henneke Adinda Tambunan sebagai Ade Irma Suryani Nasution
Ade Irma Suryani Nasution adalah adalah putri bungsu Jendral Nasution berusia lima tahun yang tertembak saat tentara Tjakrabirawa menyergap kediaman Nasution.
Tokoh Ade Irma diperankan oleh Henneke Adinda Tumbuan atau yang akrab dipanggil Keke.
Keke tak lain putri dari pasangan artis peran ternama Rima Melati dan Frans Tumbuan.
Setelah 32 tahun berlalu, Keke sudah tumbuh menjadi wanita dewasa.
Dilansir dari TribunBogor, Keke kini sudah berusia 39 tahun.
Iapun kini lebih aktif sebagai sineas di balik layar.
Dilihat dari akun instgramnya, Keke memiliki penampilan yang nyentrik lho.
5. Bram Adrianto sebagai Untung Sjamsuri
Letnan Kolonel Untung Sjamsuri adalah komandan batalion Tjakrabirawa merupakan sosok yang selalu berada di bawah pengaruh Aidit sebagai perwira progresif revolusioner.
Untung Sjamsuri diperankan oleh Bram Adrianto.
Aktor kelahiran 1942 ini memulai karier seninya sebagai anggota teater Wijaya Kesuma pimpinan Rendra Karno.
Di luar karier film, Bram menekuni minat lain sebagai pelukis dan wiraswasta.
(Tersangka OTT Nganjuk Kemungkinan Bertambah, Sudah Tetapkan 1 Tersangka)
Nah selain lima pemeran di atas, ada pula beberapa tokoh utama lain.
Diantaranya Sarwo Edhie yang diperankan oleh Didi Sadikin, Johana Sunarti diperankan oleh artis senior Ade Irawan.

 
			:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/poster-film-pengkhianatan-g30spki_20170930_135709.jpg)
:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Chef-Juna-jujur-terkait-rasa-masakan-peserta-MasterChef-Indonesia.jpg) 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Nikita-Mirzani-santai-divonis-4-tahun-penjara.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Lagu-Hampa-Ari-Lasso-Ternyata-Kisahkan-Anaknya-yang-Meninggal-di-Kandungan-sang-Penyanyi-Merinding.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Ivan-Gunawan-kaget-lihat-penampilan-baru-Melda-Safitri.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Penyanyi-Rossa-mengaku-sudah-menulis-surat-wasiat-harta-warisan.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/baru-saja-lahir-potret-anak-pertama-raisa-dan-hamish-daud-curi-perhatian.jpg)