Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Bentrok Suporter VS Pendekar PSHT

M Anies Tewas Usai Bentrokan Antara Bonek dan PSHT, Ibu Korban: Pelakunya Jangan Dikasih Ampun

Bentrokan antara pendukung persebaya yang akrab disapa bonek mania dengan Persatuan Setia Hati Teratai (PSHT) menyisakan...

Penulis: Pradhitya Fauzi | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Kolase Foto/TribunJatim.com
Ilustrasi bonek dan PSHT. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pradhitya Fauzi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Bentrokan antara pendukung persebaya yang akrab disapa bonek mania dengan Persatuan Setia Hati Teratai (PSHT) menyisakan kisah tersendiri bagi keluarga korban.

Dua orang bernama Muhammad Anies dan Eko Ristanto menjadi korban bentrokanyang terjadi di pertigaan Karangpoh, Balongsari, Tandes, Surabaya, Jatim pada Minggu (1/10/2017) dini hari sekitar pukul 01.45 WIB itu.

Meskipun sudah dilarikan ke Rumah Sakit Muji Rahayu, Tandes Surabaya, Keduanya dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 02.30 WIB.

Pasca hal tersebut, TribunJatim.com sempat berkunjung ke rumah korban atas nama Muhammad Anies (22) yang tinggal di Jalan Simo Pomahan 3 Nomor 41 Surabaya.

(Berangkat Kerja Naik Mobil Satpol PP, Warga Berharap Pemerintah Tegas Ambil Sikap Soal Angkutan Umum)

Ketika berada di Simo Pomahan, TribunJatim.com sempat bertemu dengan Dita Yuli Fauziah, istri dari Anies.

Ia masih terlihat murung di kamar bersama buah hatinya dan tak mampu menahan deru tangis yang mengisak pasca kejadian yang menewaskan suami tercintanya itu.

Dita tak ingin berkata banyak terkait suaminya dan memilih untuk masuk ke kamarnya.

Ibunda dari Anies bernama Tarisih menuturkan pada TribunJatim.com, dirinya, Anies serta bapaknya tinggal dirumah itu sejak tahun 1995.

"Dulu masih kontrak dan kami mencari sesuap nasi dan berjuang untuk membesarkan anak kami Anis, dia (Anies) sudah menikah dan sudah punya satu anak," terang Tarisih sembari mengusap air matanya menggunakan jilbabnya dan duduk bersama Suaminya, Daud di kediamannya.

"Kok bisa seperti ini, padahal seminggu lagi mau mitoni anaknya (tujuh bulanan) kelahiran anaknya," sambungnya.

Kendati telah berkeluarga, Tarisih mengimbuhkan putranya itu tetap menjadi tulang punggung bagi orang tuanya.

Pendapatan yang diperoleh dari hasil jerih payahnya bekerja sebagai buruh pabrik, sebagian gajinya itu digunakan Anies untuk menyekolahkan adik perempuannya.

"Adiknya masih umur tiga tahun, dia bantu bayarin sekolahnya," lanjutnya sembari melamun.

Hingga kini, Tarisih masih tak percaya telah ditinggal putra tercintanya yang selalu di bangga-banggakannya itu. (3/10/2017)

"Ya tidak menyangka mas, anak saya pergi (meninggal dunia), pokoknya pelakunya harus ditangkap dan dihukum seberat-beratnya, jangan dikasih ampun," kata Tarisih sembari meninggikan nada bicaranya.

(Ojek Online Melintas di Jalan Kebon Rojo Surabaya, Sweeping Pendemo Angkutan Umum Kisruh)

Ia mengaku iba melihat menantu dan cucunya yang hendak berusia tujuh bulan itu.

"Ya kasihan lihat istri dan anaknya," papar Tarisih.

Tarisih juga mengatakan kala itu putranya hanya sesekali pergi bersama Eko Ristanto yang tak lain adalah sepupu Anies.

Tarisih mengaku tak tahu bila putranya kala itu tengah pergi bersama Eko.

Pasalnya Anies tak tinggal serumah lagi bersamanya.

Pasca hal tersebut, pada Minggu malam (1/10/2017) itu pula jasad Anies sendiri akan disemayamkan di Simo Pohaman Surabaya.

Namun untuk jasad keponakannya bernama Eko, dibawa ke Tlogorejo, Kepuh Baru, Bojonegoro.

"Saya minta ke polisi agar menangkap pelakunya, hukum seberat-beratnya, Jangan dikasih ampun," tutul Tarisih lalu meninggalkan TribunJatim.com.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved