Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Empat Tahun Digerogoti Kanker Kulit, Hidung, Mata, dan Mulut Pria Asal Ponorogo Ini Hilang

Ditemui di rumahnya, RT 002/RW 003, Dusun Slemanan, Desa Bangunrejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, Jumat

Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Yoni Iskandar
(Surya/Rahadian bagus)
Damin menunjukan sakit kanker kulit yang diderita adiknya. 

Jemadi sempat dibawa ke rumah sakit di Indramayu untuk diperiksa. Dari hasil diagnosa dokter, Jemadi terkena kanker kulit.

Entah apa penyebabnya, kanker di wajah Jemadi justru semakin membesar dan menggerogoti hidungnya. Meski terkena kanker di wajahnya, Jemadi tetap berjualan sayur di Jakarta untuk menghidupi keluarganya.

Namun, karena kanker di wajahnya semakin parah, keluarga membawanya pulang ke Ponorogo. Di Ponorogo, Jemadi sempat dibawa ke RSUD Dr Harjono untuk mendapat perawatan.

Karena keterbatasan peralatan medis, dokter merujuk Jemadi ke RS dr. Soetomo Surabaya. Saat itu, kamar di RS dr.Soetomo penuh sehingga Jemadi harus menunggu di sebuah rumah singgah.

Empat hari menunggu di Surabaya, Jemadi tidak betah dan akhirnya meminta pulang ke Ponorogo. Ia memilih untuk dirawat di rumah.

Namun, bukannya kian membaik, kanker kulit yang dideritanya justru semakin parah. Perlahan, seluruh indra di wajahnya tak berfungsi.
Hidung, mulut, dan matanya rusak akibat terserang kanker kulit.

"Dulu masih bisa melihat, lama kelamaan matanya juga hilang. Sekarang bola matanya tinggal bagian hitamnya saja," kata Parti.

Baca: Ardina Rasti akan Menikah, Intip Foto-foto Eza Gionino Saat Liburan ke Yogyakarta, Kece Abis!

Selain membawa ke dokter, pihak keluarga sudah mengupayakan dengan membawa Jemadi ke pengobatan tradisional. Namun, sakitnya juga tak kunjung sembuh.

Parti menuturkan, sehari-hari Jemadi hanya bisa tiduran. Ketika pergi ke mamar mandi untuk mandi atau BAB, ia harus diantar oleh anaknya karena sudah tak dapat melihat.

Karena sudah tidak memiliki mulut, Jemadi hanya bisa makan- makanan bertekstur lembut, sepertu bubur.

"Makannya, makanan yang lembut-lembut, seperti bubur sumsum, wedang roti, pisang. Itu saja kadang masih lengket di bibirnya," ujarnya.

Damin (61) kakak Jemadi, menambahkan, kondisi adiknya semakin parah ketika istri Jemadi yang bernama Peni meninggal akibat gagal ginjal pada 2014, silam. Sebab, sebelumnya Peni lah yang merawat Jemadi sehari-hari.

Damin menuturkan, Jemadi saat ini tidak mengonsumsi obat ataupun menjalani terapi penyembuhan. Jemadi juga sudah pasrah dan menolak bila dibawa ke rumah sakit.

"Obatnya kalau waktu pusing saja, minum paramex atau bodrex," jelasnya.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved