Penambang Pasir Tradisional di Ngunut Tulungagung Tetap Bertahan
Menjelang sore hari, Misdi dan Kukuh mengayuh perahunya mengikuti aliran Brantas ke arah barat.
Penulis: David Yohanes | Editor: Yoni Iskandar
Sesekali para penambang ini menghangatkan tubuh dengan minum the panas di warung Bu Kinah (51), yang sengaha berjualan untuk para penambang.
Ada pula yang keluar dari air untuk makan dan merokok, kemudian kembali masuk ke air. Dulu para penambang ini menyelam untuk mendapatkan pasir yang bagus.
Namun kini di dasar Brantas dipenuhi bebatuan seukuran kepalan tangan. Pada penambang banyak mengambil pasir di delta. Mereka harus harus memisahkan pasir dari bebatuan ukuran besar, sebelum mendapatkan pasir yang diinginkan.
“Biasanya kalau hujan dua hari saja malah enak. Pasirnya banyak dan tidak banyak batunya. Mengambilnya juga lebih mudah,” tambah Kukuh.
Baca: Modal Ponsel Pria Ini Setubuhi ABG, Usai Puas, Pelaku Malah Repotkan Polisi yang Akan Menangkapnya
Tidak jarang para penambang ini harus kehilangan penghasilannya. Misalnya, hasil kerja mereka sengaja ditimbun dan diambil keesokan harinya. Namun pada saat malam turun hujan deras, dan permukaan Brantas naik.
“Pasir yang kami kumpulkan hanyur dibawa arus Brantas. Kalau sudah begitu pasrah. Sudah kerja keras, tidak jadi dapat uang,” tutur Kukuh.
Kinah menjadi saksi perjuangan para penambang ini. Ibu empat anak ini mengaku sudah 10 tahun lebih berjualan minuman dan makanan untuk para penambang. Empat kali Kinah berpindah lokasi warung mengikuti perpindahan para pencari pasir ini.
-
Baca: Beredar Foto Surat Felicya Angelista Dilaporkan ke Polisi, Netizen Heboh dan Ikutan Tuntut Hal Ini
Pernah sekali warungnya didirikan di daratan yang ada di tengah aliran Brantas. Cara ini semata-mata dipilih Kinah untuk mendekatkan diri dengan pelanggannya. Namun Kinah pernah merugi, karena seluruh peralatannya hilang disapu aliran Brantas.
“Malamnya Kali Brantas banjir besar. Pagi hari saya datang ke warung, semua peralatan masak saya sudah hilang. Akhirnya pindah ke sini ini (lokasi berjalan sekarang),” kenang Kinah. (Surya/David Yohanes)