Kasus Siswa Aniaya Guru
Usai Kasus Murid Aniaya Guru di Sampang, Khofifah Minta Orang Tua Jauhkan Anak-anak dari Game Ini
Kasus kematian seorang guru di Sampang mengundang reaksi Khofifah. Sebuah game pun dianggap jadi penyebabnya
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Januar
Namun ketika pelajaran itu berlangsung dan siswa konsentrasi melukis, pelaku malah asyik mengganggu teman-teman dan kelompok lain.
Melihat tindakan pelaku, korban menegur dan meminta kembali ke tempatnya mengerjakan tugas yang diberikan.
Tapi pelaku tetap mengganggu, sehingga korban memperingatkan. Jika pelaku masih tetap mengganggu temannya, maka wajah pelaku akan diolesi cat lukis.
Karena masih tetap mengganggu, lalu korban mendekati pelaku dan memoleskan kuas ke wajahnya.
“Saya kan sudah peringatkan kamu dari tadi berulang-ulang jangan mengganggu. Tapi kamu masih saja tidak mendengarkan, malah kian menjadi,” ujar korban, seperti yang ditirukan seorang siswa.
Entah tidak terima dengan sanksi dari korban atau dirasuki rasa marah, pelaku lalu berdiri mencekik leher korban dan memukul leher belakang korban.
Sehingga korban jatuh tersungkur ke lantai. Kala itu korban bangkit berdiri dan pelaku berusaha untuk menghajar kembali, tapi dilerai siswa dan guru.
Dalam keadaan yang masih setengah sempoyongan, sejumlah guru membawa korban ke ruang kepala sekolah untuk diistirahkan, sekaligus korban menjelaskan duduk persolan yang baru dialami dirinya.
Walau di tubuh korban tidak ada luka, namun mengingat kondisinya kurang memungkinkan, Kepala SMATor Kabupaten Sapang Mohammad Amat menyarankan agar korban pulang istirahat di rumah, tidak melanjutkan mengajar.
Setelah itu korban langsung pulang.
Sampai di rumah, kondisi korban kian memburuk. Kepalanya pusing dan leher belakangnya sakit.
Istrinya, Sianit Sinta (22) yang tengah hamil 5 bulan itu kaget melihat suaminya pulang dalam kedaan seperti itu.
Awalnya korban tidak mengaku, jika telah dianiaya siswanya. Tapi karena terus memburuk, korban mengungkapkan kejadian yang dialaminya.
Akhirnya korban dilarikan ke RSUD Sampang untuk mendapatkan perawatan medis.
Namun karena korban tidak sadarkan diri, pihak RSUD Sampang merujuk korban ke RSUD dr Soetomo Surabaya didampingi istri dan sejumlah guru.