Tawarkan Hapus Tato dengan Syarat Ini, Go Hijrah Surabaya Terima Pasien dari Pejabat Sampai Anak SMP
Dengan dihapusnya tato, Iqbal berusaha untuk membuat masyarakat untuk tidak berprasangka buruk lagi terhadap seorang yang bertato.
Penulis: Pradhitya Fauzi | Editor: Alga W
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pradhitya Fauzi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sejumlah kisah tentang orang-orang yang menghapus tato menjadi kesan tersendiri bagi Muhammad Iqbal Firdaus (38).
Ketua Komunitas Go Hijrah itu mengungkapkan, keharusan menghapus tato tidak diwajibkan bagi umat muslim yang ingin melakukan taubat.
Namun, hal itu tidak berlaku bagi mereka yang tetap bersikukuh untuk menghapus tato dengan sejumlah alasan tertentu
"Terkadang mereka merasa kurang diterima di masyarakat, makanya mereka berusaha menghapus masa lalu dan agar orang lain tidak berprasangka buruk pada mereka," pungkas pria yang sempat menjadi wartawan di Harian Surya itu.
Begini Cara Agar Terhindar dari Calo di Terminal Bungurasih yang Incar Penumpang Tak Tahu Jalur
Selanjutnya, sejumlah pasiennya itu mengatakan padanya bila memiliki tato, maka diri mereka akan merasa sombong atau keren.
Bahkan, ada pula yang mengkisahkan sejarah serta masa lalu seseorang dalam goresan tinta yang tertanam di dalam kulit ari itu.
Dengan dihapusnya tato itu, Iqbal berusaha untuk membuat masyarakat untuk tidak berprasangka buruk lagi terhadap pria maupun wanita bertato.
"Harapannya biar masyarakat terhadap mereka yang ingin berhijrah tidak berprasangka buruk lagi, biar mereka juga lebih enjoy," lanjut Iqbal.
Digelar Mewah, Intip Foto-foto Pernikahan Selebgram Tasya Farasya, dari Pengajian Hingga Resepsi
Ia mengimbuhkan ada pula pasiennya yang merupakan mantan preman, residivis, sampai mantan pecandu narkoba.
Bahkan, ada juga anak-anak yang masih duduk di kelas 3 SMP.
"Untuk anak SMP itu sebenarnya orang tuanya yang ingin tato anaknya dihapus, padahal anaknya tidak mau," tuturnya.
Kata Iqbal, waktu itu ada kebijaksanaan untuk anak-anak tidak diwajibkan untuk menghafal Surat Ar Rahman.
Tulisan Haru Renata Pasca Tertangkapnya Fachri Albar Banjir Dukungan Netizen, Badai Pasti Berlalu
"Yang paling tua usia 72 tahun, tatonya di dada, alasannya dia tak ingin waktu meninggal, keluarga dan warga tahu kalau dia tatoan," ungkap pria yang juga pernah bekerja di sebuah media online lokal di tahun 2010 itu.
Selain itu, ada juga mantan Kepala KUA asal Bangkalan, Madura.
Kendati enggan menyebut identitasnya secara gamblang, Iqbal menuturkan, Kepala KUA itu menginginkan agar tatonya dihapus dari tubuhnya dengan alasan privasi.
"Kalau yang KUA itu, dia malu kalau orang-orang tahu dia punya tato, nah kami ingin bantu mereka yang seperti itu agar dapat berhijrah, tapi maaf tidak bisa saya sebut identitasnya," kata Iqbal, Senin (19/2/2018).
Misteri Ida Ayu, Ibu Biologis Soekarno, Benarkah Hubungannya dengan Sang Proklamator Tidak Dekat?
Di samping itu, Iqbal juga berterima kasih pada media yang telah membantu mempublikasikan aksi dari Komunitas Go Hijrah.
Menurutnya, dengan adanya media, Komunitas Go Hijrah dapat menyebarkan informasi itu lebih luas.
Ia juga menunjukan bagaimana cara mendaftarkan diri sebagai pasien penghapusan tato.
"Cara mengonfirmasikan lewat Instagram di @go.hijrah dan web di gohijrah.com," jelasnya.
Cara Cepat Hilangkan Lemak di Perut, Lengan, dan Punggung dengan Baking Soda
Kemudian, saat disinggung tentang adanya warganet yang nyinyir di media sosial, Iqbal dengan santainya mengabaikan hal itu.
"Ya kalo ada yang nyinyirin ya sudah biarin saja, namanya orang kan ada yang suka dan ada yang tidak, bebas mereka mau ngomong apa," tutupnya.
Fakta-fakta Roro Fitria Ditangkap Polisi, dari Jenis Narkoba yang Diduga Dipakai Sampai Barang Bukti
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/proses-penghapusan-tato-di-kantor-go-hijrah-surabaya_20180219_174228.jpg)