Pilkada Bangkalan
Dilaporkan Money Politic, Cabup Farid: Saya Ini Orang Madura, Terbuka dengan Tamu
Cabup Bangkalan Farid Alfauzi angkat bicara atas tuduhan telah melakukan praktik money politic di Galaxy Bumi Permai Surabaya
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM,BANGKALAN - Calon Bupati (Cabup) Bangkalan Farid Alfauzi angkat bicara atas tuduhan telah melakukan praktik money politic di rumahnya, Galaxy Bumi Permai Surabaya pada Jumat (17/2/2018) sekitar pukul 23.00.
"Saya sampaikan kepada masyarakat, apa yang dilaporkan tidak benar," ungkap Farid saat menghdiri Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) DPC PDI Perjuangan di Gedung Al Akbar Socah, Selasa (20/2/2018).
Ia menyayangkan atas tindakan pihak-pihak pelapor yang telah mengusik ketenangan masyarakat dengan suguhan sebuah drama.
"Tapi saya yakin masyarakat Bangkalan sudah dewasa. Masyarakat bisa menilai siapa sesungguhnya pasangan calon yang akan dipilih nanti," ujarnya.
Farid menceritakan, baru saja kembali dari Jakarta pada Jumat (16/2/2018) malam. Ia kaget begitu melihat jumlah tamu sekitar 100 orang menunggu di rumahnya, Galaxy Bumi Permai Surabaya.
Baca: Berhasil Gondol Ayam Warga, Dua Pencuri Ini Lupa Bawa Pulang Sepeda Motor Mereka
Makanan dan minuman yang disajikan tidak cukup karena memang kedatangan tamu sebanyak itu tidak ia duga.
Biasanya, kata Farid, tamu yang datang paling banyak berjumlah 15 orang, 20 orang, dan paling banyak 30 orang.
Ia menjelaskan, tidak pernah mengundang para kepala desa hadir ke rumahnya seperti yang disebutkan pihak pelapor.
"Saya ini orang Madura, setiap tamu yang datang ke rumah saya hormati," jelasnya.
Rencananya malam itu, Jumat (16/2/2018), Farid akan menggelar rapat bersama Ketua Tim Pemenangan KH Hasani Zubaer tentang penyusuan jadwal untuk pembinaan koordinator-koordinator desa.
Farid tidak menyangka bahwa di antara kiai dan sesepuh desa, tamu yang hadir juga dari beberapa kepala desa. Namun ia mengaku tidak tahu satu per satu kepala desa tersebut.
"Saya tegaskan, tidak mengundang. Jika ada pihak tertentu menyebut saya mengundang, kami akan telusuri siapa yang menyampaikan," tegasnya.
Baca: VIDEO: Klarifikasi Cewek yang Dituding Pelakor, Tak Minta Maaf, Sayangkan Sikap Suami Istri Sah
Tak hanya itu, Farid juga akan menelusuri pernyataan yang menyebut dirinya telah memberikan uang senilai Rp 10 juta kepada setiap kepala desa yang hadir malam itu.
"Kami akan mengambil langkah-langkah hukum jika laporan-laporan semacam itu masih tetap," pungkasnya di hadapan awak media.
Sebelumnya, empat kepala desa (kades) bersama kuasa hukumnya, M Soleh melaporkan Farid atas dugaan praktik money politic ke kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Bangkalan, Minggu (18/2/2018).
Kala itu Soleh menyebut, tindakan yang dilakukan Farid di rumahnya, Jumat (16/2/2018) malam, merupakan praktik money politic terbesar dalam sejarah pilkada serentak.
"Ada sekitar 30 kades di rumah Cabup Farid. Satu orang dapat Rp 10 juta. Uang senilai itu merupakan bentuk down payment (DP) atau uang muka," ujar Soleh.
Dalam Pilkada Bangkalan 2018, Farid dan Sudarmawan ditetapkan sebagai pasangan calon (paslon) nomor 1. KH Imam Buchori-KH Mondir A Rofii ditetapkan sebagai paslon nomor urut 2 dan RK Abd Latif Amin Imron-Muhni sebagai paslon nomor urut 3.
Baca: Terungkap Alasan Terduga Pelakor Diam Saja Saat Dilempar Uang, Berikut Video Klarifikasinya
Panwaslu Kabupaten Bangkalan mempunyai waktu 5 hari untuk menyelesaikan kasus dugaan money politic dengan terlapor Farid.
Hingga hari ketiga terhitung masa laporan, Minggu (18/2/2018), pihak panwas masih terus berkoordinasi dengan Badan Pengawas Pemilu Propinsi Jatim.
"Pelapor nyabut, ini masih dikonsultasikan ke bawaslu. Nanti ya pastinya putusan bagaimana," ujar Ketua Panwaslu Kabupaten Bangkalan Mustain kepada Surya melalui pesan WhatsApp. (Surya/Ahmad Faisol)