Ajak Anak-Anak Gemar Membaca, Pemuda Desa di Lamongan ini Bangun Perpus Trotoar
Komunitas Perpus Trotoar ini tidak tinggal di kota Lamongan, mereka tinggal di sebuah desa di Kecamatan Babat, Lamongan
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Ada berbagai cara untuk mencerdaskan anak bangsa. Satu diantaranya menciptakan kecenderungan pada siapapun untuk gemar membaca.
Tidak hanya anak-anak sejak usia dini, semua yang sudah kenal dengan abjad dan bisa membaca sudah seharusnya gemar membaca.
Karena membaca buka adalah jendela melihat dunia. Nah, di tengah gempuran dunia yang serba digital, sebuah komunitas di Lamongan membumikan untuk masyarakat agar gemar membaca.
Bahkan mencoba bertahan dengan buku. Meski saat ini dunia digital terus berkembang pesat.
Baca: Ditumbuhi Rambut, Pohon Walisongo yang ada di Kuburan ini Bikin Geger, Begini Pendapat Ahli
Melalui buku, komunitas ini mengajak anak-anak untuk kembali gemar membaca dan menggelar buku bacaan sebagai jendela dunia.
"Soal tempat, kita memanfaatkan trotoar," ungkap salah seorang anggota Komunitas Perpus Trotoar, Rendra Hafie dalam perbincangannya dengan tribunjatim.com, Selasa (6/3/2018).
Menurut Rendra, tempat tidak perlu mewah. Yang terpenting anak-anak lebih enjoy dan tidak segan memanfaatkan waktu membaca buku-buku yang digelar Komunitas Perpus Trotoar.
Tak perlu mewah atau berada di sebuah gedung yang sejuk. Buktinya dengan memanfaatkan tempat terbuka, komunitas ini sudah memiliki banyak anggota ini rutin menebar bibit-bibit membaca.
Bahkan, para anggota Komunitas Perpus Trotoar ini tidak tinggal di kota, mereka tinggal di sebuah desa di Kecamatan Babat, Lamongan, yakni Desa Sumurgenuk Kecamatan Babat, Lamongan.
Dari pemuda desa Sumurgenuk dan Patihan Babat, awalnya kegiatan komunitas ini ada.
"Embrio komunitas ini hanyalah pemuda yang hidup di desa," kata Randra.
Komunitas Perpus Trotoar ini berawal dari kepedulian komunitas pemuda yang mendapati banyak warga mereka merantau.
Baca: Perangkat dan Warga Harus Membawa Tali Untuk Meringkus Terduga Pembunuh Tukiyem
Melihat hal ini, mereka tergugah untuk meningkatkan pengetahuan warga. Waktu luang di rumah untuk anak perantauan harus bermanfaat.
"Jawabnya gemar membaca harus digalakkan dan terbesit kami mendirikan perpustakaan," katanya
Menurut Rendra, ia bersama teman-temannya juga ingin mengikis dominasi budaya digital yang sudah mewabah meski mereka tinggal di desa yang jauh dari keramaian kota.
Pesatnya kemajuan dunia digital ternyata mampu menembus ruang dan waktu untuk semua tingkatan usia, bahkan sampai pelosok desa.
"Bahasa kasarnya, informasi apapun bisa diunduh dan didapatkan," katanya.
Para pemuda dua desa ini berkesimpulan anak-anak harus digiring untuk gemar membaca buku dan tidak boleh tenggelam dilindas oleh kemajuan digital.
Berjalan normal, Komunitas Perpus Trotoar di Desa Patihan dan di Desa Sumurgenuk ini kemudian berkembang pesat menjadi seperti sekarang.
Rendra mengatakan, dari kegiatan Komunitas desa inilah akhirnya berkembang dan bersinergi dengan Komunitas Babat Peduli untuk melebarkan sayap kepedulian akan gerakan gemar membaca.
Komunitas Perpus Trotoar, mencoba untuk bergerak melawan pembodohan digital yang saat ini sudah sedemikian gencarnya.
"Di saat adik-adik kita diracuni oleh tv, game dan lainya dan virus dunia maya . Kami mengajak adik-adik kami untuk cinta membaca," tandas Rendra.
Baca: Muak Disapa Aneh-aneh, Sophia Latjuba Dikritik Netizen Atas Permintaannya: Pindah Aja ke Luar Negeri
Rendra menuturkan, saat ini Komunitas Perpus Trotoar beranggotakan 35 orang anggota komunitas dengan jumlah koleksi buku sekitar 250 judul buku.
Dari 250 judul buku ini, 150 judul buku untuk anak, 100 judul buku untuk umum dan 50 judul buku untuk dewasa. Komunitas ini targetnya mengajak untuk menggiatkan kembali budaya membaca ini ke semua segmen.
Tapi sementara ini menumbuhkan minat baca dari anak-anak dulu, kurangnya literatur atau buku untuk orang dewasa menjadi salah satu kendala.
Untuk menemui komunitas inipun tidak terlalu sulit. Sesuai dengan namanya, Komunitas Perpus Trotoar ini menjadikan trotoar untuk menggelar lapak membaca mereka.
Dua trotoar di Babat, kata Rendra, menjadi jujugan mereka untuk menggelar lapaknya, yaitu di depan Kantor Pos Babat dan lapangan futsal Desa Patihan, Kecamatan Babat. Kegiatan hari Minggu pagi di depan kantor pos babat, sementara untuk tempat lainnya di Lapangan Futsal Desa Patihan, Kecamatan Babat.
Baca: Berita Viral - Resahkan Warga dan Dikira Siluman, Harimau Langka ini Dibunuh Secara Sadis
Diakui tak mudah untuk tetap bertahan dengan komunitas membaca semacam ini.
Untuk menghidupi dan bertahan, komunitas ini ungkap Rendra, menjual makaroni yang dititipkan di warung-warung yang ada di sekitar anggota komunitas. Dan ini murni swadaya sendiri, dari hasil penjualan makaroni ini kemudian belikan buku.
Komunitas ini berharap ada pihak-pihak lain yang mau memberikan support kepada komunitas perpus trotoari.
"Termasuk pemda, keperduliannya kita harapkan," kata Rendra. (Surya/Hanif Manshuri)