Tetap Yakin Meski Anaknya yang Hidrosefalus Divonis Hidup Tak Lama Lagi, Retno Wilis Sampaikan Ini
Memiliki anak yang sehat dan cerdas merupakan harapan setiap orang tua.
Penulis: Triana Kusumaningrum | Editor: Edwin Fajerial
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Triana Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Memiliki anak yang sehat merupakan harapan setiap orang tua.
Tapi bagaimana jika anak kita memiliki ke'istimewaan' yang berbeda dari yang lainnya.
Hal tersebut yang dialami oleh pasangan suami istri Retno Willis dan Agus Salim asal Batam, Kepulauan Riau.
Putri keduanya yang bernama Aqila Kirana Salim mengalami hidrosefalus yang menyebabkan kepala Aqila terlihat besar penumpukan cairan pada rongga otak atau yang disebut dengan ventrikel yang mengakibatkan ventrikel- ventrikel di dalamnya membesar dan menekan organ.
Meskipun anaknya terlahir spesial, Retno dan Salim belajar banyak hal dari Aqila.
"Banyak yang pastinya sabar, ikhlas," ujar Retno Willis saat ditemui TribunJatim.com di ruang rawat inap 522 RS Universitas Airlangga Surabaya sambil memangku Aqila, Rabu (7/3/2018).
Bagi dirinya dan suaminya Aqila adalah karunia dari Tuhan yang harus disyukuri.
Mungkin tak banyak orang yang bisa bersikap seperti keduanya, banyak dari kita yang malah menyalahkan Tuhan dan lantas berputus asa.
"Pesannya harus sabar lah jalaninnya, nggak usah pikir ya Allah berat banget cobaannya kita, ini bukan cobaan insyaAllah nanti anak-anak special macam anak kita ini dia yang bisa bawa kita nuntun ke surganya Allah, insyaAllah, asal kita sabar, ikhlas ngerawatnya," ujar Retno Willis.
Saat dalam kandungan Retno dan suaminya sudah mengetahui kondisi Aqila sehingga benar-benar sudah mempersiapkan mental mereka.
Beberapa dokter yang ia temui bahkan menvonis umur Aqila tak lama lagi, tapi ia tetap optimis jika anaknya mampu bertahan.
"Pas caesar opersi jam 8 selesai jam 11 malam, jam 3 subuh sadar saya nyari ni anak nggak ada, apapun yang terjadi sama keadaan Aqila dokter jelaskan ke ayahnya, terus esoknya saya nyari pengen jumpa tapi nggak di kasih katanya takut nanti saya drop," cerita Retno saat dulu usai menjalani operasi kelahiran Aqila.
Tapi dengan kekeuh Retno meyakinkan bahwa dirinya siap saat melihat kondisi anaknya yang special ini.
Dari pintu ruang bayi ia sudah dapat mengenali mana putrinya meskipun semua bayi didalam inkubator.
"Tapi memang jujur, pas pertama liat muka dia, dihati ini dah terbersit ya Allah kasihlah dia panjang umur, dia sehat sama kami, saya ikhlas ngerawatnya, apapun keadaan dia nanti saya ikhlas, kita mandang matanya namanya anak kita, kaya apa ya kita liatnya pokoknya kita nggak mau dia kenapa-kenapa lagi udah walau dia sakit kek gini," uajar Retno.
Dari awal liat ia melihat mata Aqila, doa terbersit dengan sendirinya di hati Retno.
Meskipun banyak dari orang disekitarnya berkata untuk mengikhlaskan, Retno tetep optimis.
"Ni pesan juga untuk orang-orang tua yang lain, semakin kita nggrundel semakin bertambah beban kita rasanya, kalau kita ikhlas minta ketenangan hati insyaAllah kita nggak merasa terbebani, 1 tahun 7 bulan ini juga kami jarang tidur malam, sampai ada orang yang bilang ih mamak Qila ya anak kayak gitu kok dipertahanin, kenapa orang ini saya yang jalanin, nggak usah dipikirkan malu punya anak kayak gini," pesan Retno.
"Dengan adanya dia (Aqila) kita ingat kesalahan kita yang lalu, jadi lihat dia kita takut lagi buat dosa kan, dia ajak kita bangun malam berarti o anak ini suruh kita sholat malam, ambil baiknya dan hikmahnya aja kek gitu," pungkas Retno.