Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Proyek Flyover Taman Pelangi Surabaya, DPRD Minta Simulasi Rekayasa Lalin Segera Disiapkan

Ketua Komisi C DPRD Surabaya Eri Irawan mendesak segera dilakukan kajian hingga rencana simulasi rekayasa lalu lintas

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/nuraini faiq
Maket Flyover Bundaran Dolog atau Taman Pelangi Surabaya yang akan dikerjakan tahun depan. Pengerjaan diperkirakan sampai setahun. 

Poin penting:

  • Flyover Bundaran Dolog sepanjang 400 meter akan dibangun mulai awal 2026 dan ditargetkan selesai pada 2027.
  • Flyover ini dirancang untuk mengurai kemacetan di kawasan Taman Pelangi serta menjadi penopang proyek Surabaya Regional Railway Line (SRRL).
  • Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Eri Irawan, mendesak agar dilakukan kajian menyeluruh dan simulasi rekayasa lalu lintas sebelum proyek dimulai, termasuk pemberitahuan terbuka kepada masyarakat tentang dampaknya.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nuraini Faiq

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ketua Komisi C DPRD Surabaya Eri Irawan mendesak segera dilakukan kajian hingga rencana simulasi rekayasa lalu lintas saat pengerjaan konstruksi Flyover Taman Pelangi.

Paling tidak membutuhkan waktu satu tahun untuk membangun infrastruktur pengurai macet Taman Pelangi tersebut. Konstruksi proyek nasional itu akan dimulai awal 2026 dan tuntas 2027.

"Segera lakukan kajian dan pemberitahuan terbuka kepada masyarakat akan dampak macet pembangunan Flyover Bundaran Dolog nantinya," kata Eri, Minggu (5/10/2025).

Proyek flyover Bundaran Dolog atau Taman Pelangi sudah harus dimulai konstruksinya tahun depan. Jembatan layang dengan panjang sekitar 400 meter itu modelnya melengkung.

Seluruh biaya fisik pengerjaan ditanggung APBN. Setidaknya proyek ini akan membutuhkan anggaran Rp 355 miliar. Sementara Pemkot Surabaya bertanggung jawab atas biaya pembebasan lahan. Dicover APBD Rp 80 M.

Eri menyebut bahwa tantangan besar ketika pembangunan infrastruktur, selain aspek teknis dan pembiayaan, adalah soal komunikasi publik terkait dampak yang dirasakan masyarakat saat pembangunan berlangsung.

Masyarakat harus diberi informasi terbuka terkait pembangunan infrastruktur pengurai macet penghubung utama Surabaya Sidoarjo Mojokerto dan sekitarnya itu. Pembangunan flyover ini untuk pengurai macet.

Selain itu flyover itu sebagai penopang proyek Surabaya Regional Railway Line (SRRL). Poyek transportasi kereta api perkotaan yang bertujuan menghubungkan Surabaya dengan wilayah-wilayah sekitarnya, termasuk Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, dan Lamongan.

Publik perlu diberi penjelasan “apa yang nantinya akan berubah”, misalnya terkait waktu tempuh, keselamatan bermobilitas, atau pengurangan polusi.

Begitu juga harus ada rekayasa lalu lintas secara jelas dan pasti. Kuncinya ada pada kejelasan dan kepastian yang mencakup pemodelan arus lalu lintas saat ini.

Terutama simulasi skenario penutupan ketika proyek berjalan untuk melihat titik-titik utama kepadatan berdasarkan volume kendaraan dan waktu-waktu puncak kepadatan.

Dari sana kemudian bisa dipetakan rute alternatif. Sampaikan semuanya secara terbuka, dan bahkan perlu didorong real time dengan memasang CCTV dan sensor lalu lintas yang diintegrasikan dengan Command Center.

Juga harus pastikan jalur evakuasi dan ambulans tetap berfungsi ketika dibutuhkan dalam situasi tertentu. "Perlu juga pendekatan partisipatif. Gelar konsultasi publik sebelum rekayasa lalu lintas ditetapkan," tandas Eri

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved