Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Jaran Bodhag, Kesenian Khas Probolinggo, Biasa Ditampilkan untuk Meriahkan Pernikahan atau Sunatan

Bangsa Indonesia memiliki keragaman etnik dan budaya dengan cirinya yang khas.

Editor: Edwin Fajerial
ISTIMEWA
Penampilan kesenian khas Kota Probolinggo Jaran Bodhag di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, pada Minggu (11/3/2018) 

TRIBUNJATIM.COM, PROBOLINGGO - Bangsa Indonesia memiliki keragaman etnik dan budaya dengan cirinya yang khas.

Eloknya keragaman tersebut menjadi sebuah kekuatan bagi persatuan dan kesatuan.

Jika di sejumlah daerah dikenal ada kesenian Kuda Lumping, Kuda Renggong, Jarang Kepang, dan Jaran Goyang, maka di Probolinggo Jawa Timur, ada kesenian Jaran Bodhag.

“Probolinggo punya kesenian Jaran Bodhag. Kesenian rakyat ini sering ditanggap warga untuk memeriahkan pesta sunatan atau hajatan perkawinan,” ujar Wali Kota Probolinggo, Rukmini, pada acara Pergelaran Duta Seni Budaya Jawa Timur, di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu (04/03/2018).

Jaran Bodhag, lanjut Rukmini, sudah membudaya di masyarakat Probolinggo sejak awal kemerdekaan. Jaran Bodhag merupakan representasi kesenian ‘Jaran Kecak’.

Penyajian Jaran Bodhag, berupa arak-arakan, diiringi musik tradisional gamelan.

“Pemainnya menggunakan pakaian gemerlap. Seni pertunjukan tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun. Jaran Bodhag biasanya ditampilkan sebagai hiburan pada perayaan tertentu, seperti khitanan dan perkawinan,” terang Rukmini.

Selain Jaran Bodhag, Rukmini juga terpikat dengan seni musik Rebana. Walau jenis musik ini bukan seni khas Probolinggo, namun menurutnya, kesenian Rebana cukup diminati masyarakat.

Musik Rebana berkembang menjadi banyak jenis, dan menjadi ciri khas dari kultur budaya daerah tertentu, ada Rebana Banjar, Rebana Biang, Jidor, Kompang, Marawis, Samroh, Hadroh dan lainnya.

“Kesenian di Probolinggo mulai menanjak naik. Pemerintah memberi kesempatan dan peluang kepada penggiat seni untuk mengembangkan kesenian. Mari kita bangun nuansa seni budaya khas Probolinggo. Dan tidak boleh meninggalkan Rebana, yang begitu rancak, dan rampak,” ungkap Rukmini.

Rukmini senantiasa mendorong masyarakat Probolinggo, untuk terus menggiatkan berbagai potensi seni dan budaya daerah.

Upaya ini salah satunya melalui serangkaian kegiatan lomba dan festival seni budaya. “Kami gelar misalnya Lomba Musik keroncong Remaja, Festival Ludruk Remaja, dan ajang seni lainnya,” terang Rukmini.

Tampilkan Jaran Bodhag dan Rebana

Sanggar Tari Bayu Kencana, menjadi grup pembuka pergelaran Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur, mewakili Kota Probolinggo. Dengan lakon ‘Demang Kareng Kumancir,’ sanggar pimpinan Peni Priyono ini, menampilkan kesenian Jaran Bodhag dan musik Rebana.

Cerita ‘Demang Kareng Kumancir’ ditulis Muklis Ariadi. Bertindak sebagai Sutradara, Peni Priyono, Penata Tari, Eksa Probowati, Bayu, Nining dan Muklis. Penata Kostum dan Penata Rias, Ribut Iriani dan Sri Rahayu. Sementara Penata Musik dipercayakan kepada Prasetyo Suyono.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved