Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

4 Fakta Fenomena 'Hari Tanpa Bayangan' 21 Maret di Indonesia, yang Bakal Terjadi Siang Ini

Fenomena ini disebut 'Hari Tanpa Bayangan' yakni saat kamu tak akan temukan bayanganmun meski ada di siang hari.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Kompas.com
Ilustrasi Hari Tanpa Bayangan, vik.kompas.com 

TRIBUNJATIM.COM - Fenomena unik akan kembali terjadi di Indonesia.

fenomena kali ini disebut 'Hari Tanpa Bayangan'.

Di waktu fenomena ini terjadi, manusia akan melihat bayangan mereka "menghilang" sejenak.

Penasaran apa itu fenomena 'Hari Tanpa Bayanga' dan di mana lokasi terjadinya?

(Tol Mudik Jakarta-Surabaya Aman, Ruas Tol Wilangan-Kertosono Masih Fungsional)

Dilansir dari berbagai sumber, berikut fakta-faktanya :

1. Yang terjadi saat 'Hari Tanpa Bayangan'

Hari Tanpa Bayangan
Ilustrasi ()

Di waktu ini, Matahari akan berada tepat di atas ekuator (khatulistiwa).

Jika seseorang berada di wilayah khatulistiwa saat siang hari, Matahari akan berada hampir tepat di atas kepala sehingga mengakibatkan tidak adanya bayangan!

Istilahnya yaitu hari nir bayangan alias hari tanpa bayangan.

2. Terjadi di sebagian wilayah Indonesia

Fenomena ini pastinya akan terjadi di Kota Pontianak Kalimantan Barat.

Dilansir dari Kompas.com, AR Sugeng Riyadi, Kepala Pusat Astronomi Assalaam mengatakan, fenomena tersebut terjadi lantaran posisi matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa.

"Seperti sebuah benda yang ditaruh di tengah lapangan, lalu matahari berada tepat di atasnya, dan bayangannya jatuh tepat di bawah obyek tersebut, seolah menghilang," katanya.

Menurut AR Sugeng, deklinasi atau nilai jarak matahari ke ekuator langit pada "hari tanpa bayangan" adalah 0° yang berarti matahari tepat di atas khatulistiwa.

Posisi matahari ini akan tampak berada di wilayah koordinat 23.5° Lintang Utara dan 23.5° Lintang Selatan, seperti di kota Pontianak, setiap tanggal 21 Maret dan 23 September setiap tahunnya.

lokasi fenomena hari tanpa bayangan
lokasi fenomena hari tanpa bayangan (Kompas.com)

Kota-kota di luar garis khatulistiwa juga akan mengalami fenomena tersebut, tetapi tergantung akan koordinat lintang wilayahnya dan posisi deklinasi matahari.

"Fenomena tersebut tidak terjadi pada hari yang sama, tergantung dengan posisi lintangnya, dan berdasar perhitungan pergeseran matahari, fenomena tersebut terjadi dua kali dalam setahun," kata AR. Sugeng.

Namun, fenomena ini juga akan terjadi di beberapa wilayah, Indonesia seperti Jakarta, Belitung, Sabang, dan Solo.

Namun, penentuan waktu tetao tergantung akan koordinat lintang wilayahnya dan posisi deklinasi matahari.

(Tol Mudik Jakarta-Surabaya Aman, Ruas Tol Wilangan-Kertosono Masih Fungsional)

3. Waktu

Masih dilansir dari Kompas.com, fenomena akan terjadi saat tengah hari.

Di Pontianak, Hari Tanpa Bayangan akan terjadi hari ini, Rabu (21/3/2018) dan tanggal 23 September 2018 mendatang.

Fenomena ini terjadi setahun dua kali.

Untuk Jakarta, fenomena tersebut terjadi pada tengah hari setiap tanggal 4 Maret dan 8 Oktober.

Sementara di Belitung, fenomena ini terjadi pada setiap tanggal 13 Maret dan 1 Oktober.

Hal serupa juga terjadi di Kota Sabang pada tanggal 5 April dan 8 September, dan Kota Solo setiap tanggal 1 Maret dan 18 Oktober.

4. Mengapa bisa ada "Hari Tanpa Bayangan" dua kali dalam setagh?

Dilansir dari TribunTravel menurut postingan akun Instagram resmi Lembaga Penerangan dan Antariksa Nasional (Lapan) RI, @lapan_ri, peristiwa ini terjadi lantaran Bumi beredar mengitari Matahari pada jarak 150 juta kilometer dalam setahun.

Garis edar Bumi berbentuk agak lonjong sehingga Bumi kadang bergerak lebih cepat dan lebih lambat.

Bidang edar Bumi disebut sebagai bidang ekliptika.

Bidang ini miring sebesar 23,4 derajat terhadap bidang ekuator Bumi.

(Niatnya Mau Bayar Kredit di Bank, Pria Ini Bawa Sekardus Uang Mainan, Ini yang Terjadi Sebenarnya)

Oleh karena itu, Matahari tampak berada di atas belahan Bumi utara selama sekitar setengah tahun dan berada di atas belahan Bumi selatan setengah tahun sisanya.

Perubahan posisi tampak Matahari menyebabkan perubahan musim di Bumi.

Misalnya empat musim di daerah subtropis juga musim kering-basah di wilayah Indonesia.

Nah, pada Selasa (20/3/2018) pukul 23.15 WIB, Matahari akan tepat berada di atas ekuator.

Peristiwa ini dikenal sebagai vernal equinox (vernus=musim semi, equus=sama, noct=malam).

Sebab pada hari itu, durasi siang dan malam di seluruh dunia akan sama, yakni 12 jam.

Di daerah ekuator, misalnya di Kota Pontianak, Matahari akan berada di atas kepala saat tengah hari vernal equinox sehingga sebuah tugu tegak akan tampak tanpa bayangan.

Lalu di hari Rabu (21/3/2018), Matahari akan mencapai titik puncak/kulminasi pada pukul 11.50 WIB.

Setelah itu, Matahari akan turun perlahan hingga terbenam di titik barat sekitar enam jam kemudian.

(Tak Hanya Memperindah Tampilan, Tiga Motif Unik pada Jersey Baru Arema FC Ini Ternyata Punya Makna)

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved