Pilkada Kota Madiun
Saling Kritik Program, Debat Pilkada Kota Madiun Berlangsung Panas
Suasana panas dan tegang mewarnai debat publik Pilkada Kota Madiun yang digelar KPU.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Debat Publik Pilkada Kota Madiun 2018 putaran pertama yang digelar KPU Kota Madiun berlangsung panas. Debat publik digelar di Gedung Asrama Haji, Kota Madiun, Rabu (21/3/2018) sore.
Debat kandidat putaran pertama ini berlangsung selama 1,5 jam dimoderatori mantan Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Prof. Sudharto.
Debat dibagi menjadi empat segmen. Segmen pertama, paslon diminta menyampaikan visi misi masing-masing. Kemudian, pada segemen kedua, paslon menjawab pertanyaan dari moderator yang disiapkan tim perumus.
Selanjutnya pada segmen ketiga, masing-masing paslon diperbolehkan bertanya kepada paslon lain. Kemudian segmen keempat, paslon bisa mengajukan pertanyaan dan menanggapi jawaban.
Ketiga paslon, yakni Maidi-Inda Raya, Mahardika-Arief Rahman, Yusuf Rohana-Bambang Wahyudi saling sindir dan saling mengkritisi visi misi yang disampaikan.
Langka, Hanya Delapan Bulan, Dua Ketua DPRD Kota Malang Bergiliran Jadi Tersangka
Misalnya, paslon nomor urut tiga, Yusuf Rohana dan Bambang Wahyudi mengkritisi program Proliman yang digagas paslon Mahardika-Arief Rahman.
Yusuf Rohana, mempertanyakan Program Proliman yang menjanjikan anggaran Rp 100 juta bagi setiap RT dan Rp 200 juta bagi setiap RW.
"Jenis belanja apa saja yang akan saudara gunakan untuk pelaksanaan program Rp100 juta per RT dan Rp200 juta per RW," kata Yusuf.
Menanggapi pertanyaan itu, Mahardika mengatakan ada empat pos yang akan diambil untuk merealisasikan program Proliman. Misalnya, belanja jasa, hibah, dan bantuan sosial. Pos anggaran yang dianggap kurang berdampak bagi masyarakat akan dikurangi untuk membiayai program ini.
Jaringan Pembobol Kartu Kredit di Jatim Ternyata Anggota Komunitas Hacker Kolam Tuyul
Dia menuturkan, bila terpilih menjadi walikota ia akan memangkas anggaran perjalanan dinas yang selama ini kurang efisien dan tidak langsung bersentuhan kepada masyarakat.
Sementara itu, Mahardika dan Arief mempertanyakan program pengembangan wisata di Kota Madiun yang digagas Yusud Rohana. Padahal, wisata yang berkembang juga akan berdampak pada kearifan lokal dan penyakit masyarakat.
Menjawab pertanyaan itu, Yusuf Rohana menyampaikan akan mengembangkan wisata yang berbasis kedaerahan. Yusuf menuturkan ada banyak peninggalan sejarah yang potensial dikembangkan menjadi wisata.
Sedangkan paslon, Maidi-Inda Raya juga dicecar mengenai program perumahan rakyat yang digagasnya. Menurut paslon Yusuf Rohana, harga tanah di Kota Madiun mahal sehingga sulit mewujudkan penyediaan rumah bagi warga.