Rektor Unija Sumenep Mendadak Mundur

TRIBUNJATIM.COM, SUMENEP - Rektor Universitas Arya Wiraraja ( Unija ) Sumenep Madura, Dr Alwiyah SE MM mendadak melepaskan jabatannya, Selasa (10/4/2018).

Dugaan pengunduran diri satu-satunya rektor perempuan di Perguruan Tinggi di Madura itu karena konflik soal pembentukan Tim Penyusunan Rancangan Perubahan Statuta oleh Yayasan tanpa melibatkan Pimpinan Universitas, Lembaga, dan Biro sebagai pelaksana akademik.

Surat pengunduran diri Alwiyah sebetulnya sudah diajukan pada Hari Jumat (6/4/2018) yang ditujukan langsung kepada Ketua Umum Yayasan Arya Wiraraja, Drs H Kurniadi Widjaya.

Dalam suratnya, Alwiyah beralasan pengunduran dirinya karena ketidakharmonisan antara Rektor dan Ketua Yayasan Arya Wiraraja.

Baca: Rumah Sakit Dr Soetomo Siap Tangani Bayi Tanpa Anus Asal Pamekasan

Terlebih lagi dibuktikan dalam pembentukan Tim Penyusunan Rancangan Perubahan Statuta tanpa melibatkan Pimpinan Universitas, Lembaga, dan Biro sebagai pelaksana akademik.

“ Jadi alasannya sudah jelas dan sudah disampaikan dalam surat kami, maka dengan surat dan tertanggal itu pula, saya sudah tidak menjadi Rektor Unija,” ujar Alwiyah sebagaimana juga alasan surat pengunduran dirinya.

Namun surat pengunduran diri tersebut sempat ditolak oleh pihak Yayasan. Dengan dalih Yayasan merasa alasan itu tidak tepat, mengingat pihak rektorat sudah dilibatkan dalam Tim Penyusunan Rancangan Perubahan Statuta dan sudah melibatkan Pimpinan Universitas, Lembaga, dan Biro sebagai pelaksana akademik.

Terhadap penolakan tersebut, rupanya masih dilanjutkan kembali surat pengunduran dirinya yang kedua tertanggal 9 April 2018, dengan alasan yang sama dan menyatakan mantap melepaskan jabatannya sebagai Rektor Unija.

“Pokoknya saya sudah mantap mengundurkan diri dan alasannya itu saja, tidak usah banyak-banyak, itu saja,” ujar Alwiyah, Selasa (10/4/2018).

Terpisah, Ketua Yayasan Universitas Wiraraja Sumenep, Drs H Kurniadi Widjaya, membenarkan jika Rektor Unija, Dr Alwiyah SEMM telah menyampaikan surat kemunduran dirinya ke yayasan dengan alasan tidak adanya keharmonisan antara Rektor dan Yayasan, juga karena Tim Penyusunan Rancangan Perubahan Statuta Universitas tidak melibatkan Pimpinan Universitas, Lembaga, dan Biro sebagai pelaksana akademik.

Baca: Kompak Nyanyikan Kabeh Sedulur Kabeh Makmur, Ratusan Pendukung Antusias Sambut Gus Ipul-Mbak Puti

Menurut Kurniadi, mengapa surat yang pertama kami tolak, karena adanya beberapa hal yang perlu diluruskan. Bahwa alasan karena ketidakharmonisan antara Rektor dan Ketua Umum Yayasan Arya Wiraraja sama sekali tidak benar dan kedua lembaga justru berjalan damai bahkan terbilang mesra.

“ Buktinya, setiap keinginan dan permintaan Rektorat atau Bu Rektor terhadap keperluan akademik, tak kami tolak dan selalu kami penuhi. Nah, kalau dibilang tidak harmonis, berarti saya di Yayasan bertepuk sebelah tangan,” papar Kurniadi, dalam jumpa pers di Unija, Selasa (10/4/2018).

Mantan Kepala Dinas Sosial Pemkab Sumenep itu juga membantah alasan kedua pengunduran diri Alwiyah karena dalam Tim Penyusunan Rancangan Perubahan Statuta tidak melibatkan Pimpinan Universitas, Lembaga, dan Biro sebagai pelaksana akademik.

Karena menurut Kurniadi, dalam penyusunan statuta unsur universitas telah dilibatkan. Sebagai bukti, dia menyerahkan surat keputusan Rektor Universitas Wiraraja Nomor: 13/SK/R/ORG-6/UNIJA/III/2018 tentang Tim Penyusunan Revisi Statuta Universitas Wiraraja.

Baca: Khofifah-Emil Optimistis Raih Simpati Warga Jawa Timur Usai Debat Publik

“ Sesuai SK tersebut, disebutkan bahwa sebagai penanggung jawab adalah Rektor, Ketua Tim, Sjaifurrachman, anggota adalah Mohamad Harun dan Ika Fatmawati. Mereka adalah Rektor dan kata siapa tidak dilibatkan,” tegas Kurniadi.

Karena itu, pihak Yayasan mengaku heran dengan langkah pengunduran diri Rektor Unija. Namun karena yang bersangkutan telah menyampaikan surat pengunduran dirinya dan juga telah menyampaikan ke media, maka pihaknya pun yang telah menerima surat pengunduran diri Alwiyah dan Rektor Universitas Wiraraja.(riv)