Kisah Nestapa Mbah Prenjak, Mengais Rejeki Obat Nyamuk di Trotoar sejak Muda Hingga Usia Renta
Nenek tua ini tetap berusaha mengais rejeki lewat obat nyamuk yang mengasapinya sejak muda.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Jarum jam menunjukan pukul 23.00 WIB. Seluruh toko di Jalan Truno Joyo, Kota Madiun sudah tutup malam itu.
Lalu lintas di sepanjang Jalan Truno Jayo pun juga mulai tampak sepi. Hujan yang baru saja reda membuat udara di Kota Madiun terasa dingin.
Tampak seorang wanita parobaya tidur meringkuk beralaskan kardus dan plastik bekas di trotoar, di depan toko di Jalan Truno Jayo 159, Kota Madiun.
Di samping wanita tersebut, tampak lampu teplok di atas ember bekas cat. Sinar lampu teplok menyala menyinari tubuh wanita berkerudung hijau itu.
Beberapa kardus bekas pembungkus obat nyampung disusun rapi di sebuah rak bambu dan seng yang diletakan di samping lampu teplok.
Di samping tubuh wanita itu juga terdapat mangkuk plastik, botol berisi air minum, nasi bungkus yang tinggal separo, dan tiga buah payung.
Sadar ada orang di dekatnya, wanita yang semula tidur ini kaget dan terbangun. Ia kemudian bertanya jam berapa saat itu.
"Jam pinten sakniki (jam berapa sekarang)," kata wanita yang mengaku bernama Warti ini saat ditemui, Rabu (18/4/2018) malam.
Warti mengaku sudah sejak kecil berjulan di pinggir jalan. Ia tak ingat persis sejak tahun berapa ia berjualan.
"Mpun kawit kulo tasih alit, (sudah sejak dulu, waktu masih kecil)," kata wanita yang mengaku berasal dari Kecamatan Balong, Ponorogo ini sambil tertawa.
Warti mengatakan, dahulu ketika masih muda ia berjualan mainan anak-anak pada siang hari. Namun, seiring perkembangan zaman, dagangannya tidak laku.
Hingga akhirnya ia memilih untuk berjualan obat nyamuk bakar, rokok, dan korek, pada malam hari di pinggir jalan.
Wanita renta yang berusia lebih 60 tahun ini mengaku berjualan setiap hari. Dia berangkat dari rumahnya di Jalan Ciliwung Gang IV usai Magrib, sekitar pukul 18.00 WIB, hingga pagi dini hari.
Untuk membawa barang dagangannya, Warti atau yang juga dikenal MbahItem ini diantar tukang becak. Begitu juga saat pulang ke rumah.
"Sekali berangkat Rp 10 ribu. Kalau pulang pergi Rp 20 ribu," jelasnya.