Tangkal Perambah Pasir, Warga Tulungagung Ubah DAS Brantas Jadi Wisata Pancing
Bukan sekadar tempat menangkap ikan, warga bersikap karena danau jadi benteng terakhir perlindungan lingkungan.
Penulis: David Yohanes | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Sebuah danau kecil terbentuk dari bekas sedotan pasir mekanik di aliran Sungai Brantas di Desa Kaliwungu, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Danau jadi-jadian itu kini disulap warga setempat menjadi lokasi pemancingan.
Bukan sekadar tempat menangkap ikan, danau ini menjadi benteng terakhir perlindungan lingkungan di desa ini.
Diungkapkan seorang warga setempat, sebut saja Alex, penyedotan pasir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas sangat massif dari Kecamatan Rejotangan, hingga Kecamatan Ngantru.
“Wilayah yang ada sedotan pasirnya, lingkungannya pasti rusak. Kami tidak ingin desa kami rusak karena ada penyedotan pasir,” ujar Alex, Jumat (20/4/2018).
Seorang warga berinisiatif membuat keramba apung untuk memelihara ikan. Sementara area tepi danau juga dibersihkan untuk memberi tempat para pemancing.
Alex yakin, jika pasir di wilayah Kecamatan Rejotangan habis, maka para penyedot akan bergerak ke barat.
Apalagi selama ini wilayah Desa Kaliwungu, masih relatif terjaga. Setelah pernah disedot bertahun-tahun lalu, kondisi sudah mulai pulih. Pepohonan yang ditanam warga sudah tumbuh tinggi.
“Kalau ada mesin penyedot beroperasi, dalam waktu sekejap pasti habis semua. Membuat wisata pemancingan ini cara kami agar lokasi ini tidak dijamah para penyedot,” tegas Alex.
Setiap hari belasan pemancing datang ke danau ini. Apalagi ikan jenis mujair, manila, dan gabus masih banyak ditemukan di tempat ini.
Kepala Desa Kaliwungu, Bambang Dwiyono mengatakan, pihaknya memang berkepentingan untuk menjaga DAS Brantas.
Sebab wilayah DAS Brantas di Desa Kaliwungu berbatasan langsung dengan sejumlah tempat penting. Seperti permukiman penduduk, perkebunan tebu, dan gedung olah raga.
“Kalau ada kerusakan DAS Brantas, maka kami yang akan menanggung akibatnya. Karena itu kami berupaya memanfaatkan dan melastatikan DAS Brantas, jangan sampai rusak seperti tempat lain,” ujar Bambang.
Lanjut Bambang, pihaknya sudah konsultasi dengan Perum Jasa Tirta dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Brantas.
Kedua instritusi ini juga sudah menyetujui konsep pengelolaan yang diajukan Pemerintah Desa Kaliwungu. Saat ini Bambang tengah menunggu izin pengelolaan.
Nantinya danau kecil ini akan disulap jadi wisata pemancingan. Pemerintah Desa Kaliwungu juga sudah menganggarkan dana lewat APBDes. Jika sudah sudah bisa berjalan, usaha ini nantinya akan dijalankan oleh karang taruna di bawah BUMDes.