Pilgub Jatim 2018
Ziarah ke Bulu Rembang, Begini Sosok Kartini di Mata Mbak Puti
Menyambut Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April, Puti Guntur Soekarno berziarah ke makam RA Kartini di Rembang.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Alga W
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.CO, REMBANG - Menyambut Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April, Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Puti Guntur Soekarno, berziarah ke makam RA Kartini di Rembang, Jumat (20/4/2018).
“Ibu Raden Ajeng Kartini menjadi inspirasi saya, juga bagi banyak tokoh serta kebanyakan kaum perempuan. Semangat beliau tak pernah padam, bahkan makin terang menyala di era milenial,” kata Mbak Puti, usai nyekar di makam pahlawan nasional tersebut di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang.
Lokasi makam tokoh emansipasi wanita itu terletak di sebuah bukit, di belakang kantor Kecamatan Bulu yang berada di jalur utama Rembang-Blora.
“Selamat memperingati Hari Kartini bagi seluruh perempuan Indonesia. Selamat mengembangkan peran di semua sektor kehidupan. Semoga Indonesia Raya semakin jaya ke depan,” lanjut Mbak Puti.
Ulang Tahun ke-28, Intip Transformasi Luhan Eks EXO dari Masih Baby hingga Jadi Manly Kayak Sekarang
Hari Kartini diperingati setiap 21 April melalui Keputusan Presiden No 108 Tahun 1964, tertanggal 2 Mei 1964.
Presiden Soekarno menetapkan RA Kartini sebagai Pahlawan Nasional, sekaligus menetapkan 21 April sebagai hari besar yang diperingati secara nasional.
Di lokasi makam, Mbak Puti nampak khusyuk berdoa lalu menaburkan bunga segar ke pusara RA Kartini.
“Semoga Allah SWT memberikan tempat bahagia dan mulia bagi Ibu Kartini dan semua pejuang bangsa ini,” kata Mbak Puti usai berdoa.
Perusahaan Grab Disebut Miliknya, Jawaban Putra Jokowi Ini Langsung Disambut Guyon Netizen
Selain ke makam, Mbak Puti juga berkunjung ke rumah yang sering disinggahi oleh Kartini.
Ia melihat-lihat seisi rumah, termasuk kamar yang menjadi tempat istirahat Kartini ketika berkunjung ke rumah itu.
“Kita mensyukuri kelahiran Ibu Kartini, yang di belakang hari berperan penting dalam sejarah bangsa, terutama dalam peran emansipasi perempuan,” kata Mbak Puti.
Di rumah itu, Mbak Puti yang didampingi Sekretaris DPD PDIP Jatim, Sri Untari, bertemu dengan Ny Janarto dari keluarga besar Bupati Rembang Djojo Adiningrat, suami Kartini.
Biasa Tampil Cool, Foto Nicholas Saputra Dandan Wanita Ini Bikin Netter Syok, Mirip Andhika Pratama!
“Biasanya saat memperingati Hari Kartini, kerabat keluarga ada yang datang di rumah ini,” kata Ny Janarto.
“Semoga Mbak Puti Guntur Seoekarno terpilih Wakil Gubernur Jawa Timur,” lanjut Ny Janarto.
Di rumah itu, ia menunjukkan foto kakeknya dan Bung Karno.
Keduanya teman sekolah di HBS Surabaya.
Endorse Minuman, Lucinta Luna Kelihatan Janggal, Netizen Soroti Bagian Kanan: Kok Goyang-goyang?
Diketahui, Kartini meninggal dunia pada usia sangat muda, 25 tahun, ketika melahirkan putra pertamanya dari perkawinan dengan Bupati Rembang KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat.
Bagi Mbak Puti, Kartini mempraktikkan cara berpikir yang out of the box, yang tidak lazim di zamannya, dan didasari atas ketertarikan cara berpikir kaum perempuan Eropa.
“Ibu Kartini juga ingin mengangkat kaum perempuan pribumi, yang saat itu perannya masih sangat terbelakang,” kata Mbak Puti.
Aurel Hermansyah Curhat Dimanfaatin Sampai Dikasarin, Sang Pacar Langsung Tulis Soal Lupa Diri
Sebelum usia 20 tahun, Kartini banyak melakukan korespondensi dengan kawan-kawan dia di Belanda.
Ia juga melahap koran, buku dan majalah terbitan modern. Pemikiran-pemikiran modern telah diserapnya di usia sangat muda.
Buku berjudul 'Max Havelaar' dan 'Surat-Surat Cinta' karya Multatuli, juga dibaca Kartini.
Buku itu mengisahkan perlakuan buruk pemerintah kolonial Belanda pada bangsa pribumi Jawa.
Rumah Tangganya Jarang Disorot, Nicky Tirta Diam-diam Gugat Cerai Istri, Terungkap Fakta Soal Foto
Setelah meninggal, surat-surat Kartini dikumpulkan menjadi buku oleh Mr JH Abendanon.
Buku itu ditulis ulang dalam Bahasa Melayu oleh Armijn Pane, sastrawan Pujangga Baru, dengan judul 'Habis Gelap Terbitlah Terang'.
Pencipta lagu WR Soepratman mencipta lagu 'Ibu Kita Kartini', yang semakin mengabadikan nama Kartini.
Sastrawan Pramoedya Ananta Toer juga tergerak menulis buku 'Panggil Aku Kartini Saja'.
“Ibu Kartini tokoh yang sangat mencintai kaum dan bangsanya. Api nasionalisme menyala pada dirinya. Pikiran-pikirannya penuh humanisme,” kata Mbak Puti.
4 Pernikahan Bawah Umur di Dunia yang Bikin Geger, Alasan No 2 Keterlaluan, No 4 Mengharukan