Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

3 Fakta di Balik Penetapan Tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional, Nomor 2 Wajib Diingat!

Setiap tahunnya, pada tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional oleh pemerintah untuk memperingati kelahiran Ki Hajar Dewantara.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
TRIBUN KALTIM/BUDI SUSILO
Ilustrasi 

TRIBUNJATIM.COM - Rabu (2/5/2018) merupakan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018.

Yap, setiap tahunnya, pada tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional oleh pemerintah untuk memperingati kelahiran Ki Hajar Dewantara.

Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai tokoh pendidikan di Indonesia.

Baca: Real Madrid Catat Ikut Final Liga Champion 4 Kali dalam 5 Tahun, Rekor Sejak 1973

Ia juga disebut sebagai Bapak Pendidikan Indonesia.

Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara ()

Nah, guys, masih ingat nggak sih gimana proses penetapan tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan nasional?

Sebagai pengingat, TribunJatim.com punya 3 fakta di balik penetapan tanggal 2 Mei sebagai Hardiknas.

Dilansir dari CewekBanget, Rabu (2/5/2018), berikut ulasannya:

1. Keputusan Presiden Soekarno

()

Penetapan tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional merupakan Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959 yang dikeluarkan pada tanggal 28 November 1959.

Di tahun itu, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

Baca: Beredar Slip Gaji Guru Dibayar Rp 35 Ribu Bikin Netizen Miris, Yakin Kamu Masih Gak Bersyukur?

Meskipun sudah ditetapkan sejak tahun 1959, pelaksanaan peringatannya sendiri baru rutin dilakukan semenjak tahun 1967.

Tepatnya setelah Soeharto menjabat sebagai presiden RI.

Saat itulah, pemerintah dan negara mengakui dengan resmi segala jasa Ki Hajar Dewantara sebagai peletak segala dasar sistem pendidikan di Indonesia.

2. Menghormati Ki Hajar Dewantara

Pemilihan tanggal 2 Mei sendiri memang dimaksudakan untuk menghormati jasa Ki Hajar Dewantara.

Karena tanggal 2 Mei merupakan hari kelahirannya.

Baca: 5 Fakta Sosok Kompol Andi Chandra, Wakapolres Labuhanbatu yang Tewas Saat Insiden Perahu Tenggelam

Ki Hajar Dewantara sendiri terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (Surwadi Suryaningrat), namun mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara pada tahun 1922.

Ki Hajar Dewantara lahir di Yoyakarta pada 2 Mei 1889 dan meninggal pada 26 April 1959.

Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara ()

3. Sosok Ki Hajar Dewantara

Seperti yang kita tahu bahwa Ki Hajar Dewantara merupakan Bapak Pendidikan Nasional yang memang sangat berjasa bagi pendidikan Indonesia.

Ia yang jadi tokoh peletak dasar pendidkan Indonesia.

Baca: Pesan Terakhir Pelajar Malang sebelum Hilang di Selat Bali, Cerita Saksi Bikin Pilu: Ia Menyendiri

Terlahir sebagai seorang anak keluarga keraton (ningrat) di Yogyakarta justru membuatnya menjadi begitu kritis terhadap nasib pendidikan di Indonesia.

Saat itu ia menjadi satu-satunya orang yang berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda yang hanya memperbolehkan anak-anak Belanda atau anak orang kaya (ningrat) untuk menuntut pendidikan di sekolah.

Kritik dan perlawanannya terhadap pemerintah Hindia Belanda ini membuat ia diasingkan ke Belanda.

Setelah kembali ke Indonesia, ia kemudian mendirikan lembaga pendidikan (sekolah buatan orang Indonesia pertama) yaitu Taman Siswa.

Baca: Marsinah, Wanita Pejuang Hak Buruh Pabrik yang Terbunuh Saat Orde Baru, Begini Kondisi Makamnya Kini

Di mana sekolah ini menerima murid dari semua latar belakang, termasuk orang-orang pribumi yang bukan orang kaya.

Ia pun diangkat menjadi Menteri Pendidikan setelah Indonesia merdeka.

Semboyan yang terkenal dari Ki Hajar Dewantara adalah "Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani” yang berarti “Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan.”

Hingga sekarang, bagian dari semboyannya itu, yaitu "Tut Wuri Handayani" dijadikan slogan oleh Kementerian Pendidikan Indonesia.

Ki Hajar Dewantara dijadikan sebagai Bapak Pendidikan Nasioan setelah wafat pada tahun 1959.

Baca: Usai 7 Bulan Bersama, Para Member JBJ Tulis Pesan Menyentuh untuk Joyful di Hari Kontrak Berakhir

Namanya juga dijadikan nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara.

Gambar Ki Hajar Dewantara juga pernah dicantumkan pada uang pecahan Rp 20.000 yang diedarkan tahun 1998.

Uang pecahan 20000
Uang pecahan 20000 ()

Yuk follow Instagram TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved