Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ratusan Siswa SDN di Sidoarjo Sarapan Bareng Sebelum Belajar Sekolah

Kalau gak sarapan rasanya gak enak. Belajarnya lebih sulit hingga menyebabkan ...

Penulis: M Taufik | Editor: Mujib Anwar
SURYA/M TAUFIK
Siswa SDN Kedungrejo di Sidoarjo bersama guru dan perwakilan dari Pergizi Pangan Indonesia saat sarapan bareng di sekolah, Rabu (9/5/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Usai mencuci tangan, Salwa Lintang Pratama bergegas masuk ke kelas. Siswa kelas 5b SDN Kedungrejo Sidoarjo itu lantas duduk di bangkunya untuk menyantap sarapan.

Kotakan warna putih berisi mie dan telur itu dilahap habis oleh bocah 11 tahun ini. Demikian halnya yang dilakukan teman-teman sekelasnya, Rabu (9/5/2018) pagi.

"Enak, enak banget," kata siswi berjilbab ini di sela acara sarapan bersama yang digelar di sekolahan yang berada di Jalan Raya Waru Sidoarjo tersebut.

Salwa mengaku sudah terbiasa sarapan. Setiap pagi dia biasa dimasakkan oleh mamanya. "Menunya ganti-ganti. Terkadang nasi dan ikan, terkadang juga mie dan telor seperti ini," akunya.

Hal serupa diungkapkan Aisyah Ramadani, juga siswa yang tinggal di Kedungrejo. Setiap hari selalu sarapan dulu sebelum sekolah.

"Kalau gak sarapan rasanya gak enak. Belajarnya lebih sulit," jawab bocah manis ini di sela makan bersama teman-teman di kelasnya.

Selain siswa kelas lima, semua siswa di sekolah yang muridnya mencapai sekitar 650 orang ini juga ikut dalam kegiatan bertajuk Sarapan Sehat dan Jajanan Aman Menuju Generasi Sehat Berprestasi tersebut.

Masing-masing kelas bergantian keluar ke halaman untuk mengambil menu sarapan dan jajanan yang disediakan oleh PT Indofood Sukses Makmur di sana. Para siswa dapat kotakan sarapan, sepaket jajan, susu, dan air mineral.

Menu tersebut kemudian dibawa ke kelas untuk dimakan bersama.

"Kegiatan seperti ini sangat penting bagi siswa. Untuk mengingatkan semua supaya selalu sarapan setiap pagi," kata Endah, Kepala Sekolah SDN Kedungrejo.

Menurut naskah akademik pekan sarapan nasional, Pergizi Pangan Indonesia tahun 2012 menunjukkan prevalensi tidak biasa sarapan pada anak dan remaja mencapai 16,9 persen - 59 persen, dan pada orang dewasa 31,2 persen.

Sementara hasil analisis data konsumsi pangan Riskesdas 2010 pada 35.000 anak usia sekolah 44,6 persen anak yang sarapan hanya memperoleh gizi kurang dari 15 persen dari kebutuhannya 15-40 persen.

"Artinya 70 persen atau 7 dari 10 anak usia sekolah belum memenuhi gizi sarapan," kata Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, profesor Hardinsyah.

Kedatangan Indofood bersama Pergizi Pangan di sekolah ini merupakan rangkaian acara untuk mengedukasi siswa, orangtua dan guru, terkait pentingnya sarapan sehat.

"Kegiatan ini menyasar 12.600 siswa SD, 525 guru, 840 orangtua, serta 490 mahasiswa dan dosen di tujuh kota di Pulau Jawa, termasuk Sidoarjo," ungkap Head of Corporate Communication Indofood, Stefanus Indrayana.

Tahun ini, kegiatan di Sidoarjo merupakan yang keempat kalinya. Selanjutnya bakal digelar di Jember, setelah sebelumnya di Bogor, Bandung, Tasikmalaya, Cirebon, dan Purwokerto.

Dan hasil evaluasi Pergizi Nasional di dua kota yang menjadi baseline pendidikan sarapan sehat yang digelar, yakni Malang dan Purwokerto, menunjukkan adanya peningkatan praktik sarapan sehat siswa SD dari 57 persen di tahun 2016 menjadi 73 persen di 2017.

"Makanya, Pergizi Pangan dan Indofood menganggap perlu untuk melanjutkan kegiatan ini sebagai kotribusi bagi upaya memperbaiki gizi bangsa," tukas Nurulita Novi Arlaida, head of corporate public relation Indofood yang ikut sarapan bareng para siswa SDN Kedungrejo.

Program ini diharapkan bisa mendorong masyarakat, terutama anak sekolah dan remaja, untuk menerapkan perilaku gizi seimbang.

Salah satunya lewat kebiasaan sarapan sehat sebelum beraktivitas atau sekolah, maksimal jam 09.00 WIB pagi. (Surya/M Taufik)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved