Serangan Bom di Surabaya
Kelompok JAD Terkait ISIS, Peledak Bom di Surabaya Ketuanya dan 3 Aksi Teror yang Pernah Dilakukan
Polri mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018), adalah Dita Supriyanto.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
Ini kasus terorisme berupa penyokong senjata dan peluru untuk pelatihan paramiliter di Aceh dan kegiatan fa'i berupa perampokan mobil di sebuah SPBU wilayah Cikampek, Jabar, pada Maret 2010.
Namun, selepas menjalani hukuman kasus terorisme, Yayat bergabung dengan kelompok JAD pimpinan Ujang Kusnanang alias Rian alias Ujang Pincang di Bandung.
JAD se-Indonesia sempat melakukan pertemuan dan deklarasi di Batu, Malang, pada 21-24 November 2015.
JAD Jawa Barat juga ikut dalam kegiatan tersebut.
Baca: Daniel, Penjaga Parkir Penghalau Avanza Berisi Bom di GPPS Belum Diketahui Keberadaannya
Dalam pertemuan itu, terjadi telewicara antara JAD se-Indonesia dengan Aman Abdurahman yang mendekam di Lapas Pulau Nusakambangan.
Bahkan, Aman Abdurahman sempat memberikan beberapa instruksi kepada para anggota JAD.
Di antaranya agar berjuang membantu kelompok ISIS ke Suriah atau berjuang di Indonesia untuk yang belum mampu, serta pembentukan struktur organisasi di Indonesia untuk melakukan amaliah.
"Kelompok ini terkoneksi dengan Aman Abdurahman. Mereka juga sudah berbaiat dengan ISIS," papar Boy.
3. Penyerangan Polisi

Pada Oktober 2016, terjadi penyerangan polisi di Tangerang yang dilakukan oleh Sultan Azianzah (22).
Keluarga Sultan mengatakan, mereka curiga Sultan tergabung dalam jaringan radikal yang belakangan diketahui merupakan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Baca: VIDEO: Suasana Evakuasi dan Sterilisasi Pasca Ledakan Bom di GKI Diponegoro Surabaya
Dikutip dari BangkaPos, berbagai upaya telah dilakukan untuk menyelamatkan Sultan dari pengaruh kelompok tersebut.
Bahkan, kakak Sultan yang merupakan anggota polisi di Polres Metro Tangerang pernah mengadukan Sultan ke Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Namun, tidak diketahui bagaimana tindak lanjutnya.
Polisi menyebut, Sultan telah didoktrin oleh kelompok radikal JAD.