Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Serangan Bom di Surabaya

Sebelum Beraksi Ngebom Sidoarjo, Istri Anton Sempat Sapa Tetangga di Kampung dan Bilang Begini

Hal tak terduga dilakukan istri bomber di Sidoarjo di kampung halamannya, sebelum melakukan aksi ngebom Rusun Wonocolo.

Penulis: Doni Prasetyo | Editor: Mujib Anwar
M Taufik/Surya
Suasana di rusun Wonocolo, Taman Sidoarjo, sesaat setelah dibom, Minggu (13/5/2018) malam. 

TRIBUNJATIM.COM, MAGETAN - Dua bomber di Surabaya dan Sidoarjo, yang identitasnya diketahui bernama Puspitasari dan Puji Kuswati ternyata pernah tinggal di Magetan.

Keduanya baru pindah ke Surabaya setelah menikah.

Namun, polisi baru berhasil mengendus seorang diduga bomber, yakni Puspitasari.

Sedang Puji Kuswati yang mengebom Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, Surabaya konon sejak kecil hidup bersama orangtua asuh di Desa Krajan, Parang, Magetan itu masih diperdalam.

Kisah Anton Bomber Rusun Sidoarjo, Sosok Cerdas yang Belasan Tahun Tak Mau Tinggali Rumah, Hingga. .

Karena identitas yang disebut di media sosial (FB) alumni SMAN 2 Magetan, ternyata tidak ditemukan di sekolah itu.

"Hasil konfirmasi di SMAN 2 Magetan, kami tidak menemukan identitas Puji Kuswati itu. Tapi nanti akan kita update lagi. Hasil sementara, yang ada di medsos itu bukan warga Magetan," kata Kapolres Magetan AKBP Muslimin kepada Surya, Senin (14/5-2018).

Menurut Kapolres, polisi masih menunggu laporan lengkapnya, atau memang itu benar bukan warga Magetan.

Sedang Puspitasari bomber di Rusun Wonocolo, Taman, Sidoarjo, benar pernah tinggal sementara waktu di Maospati, namun dia besar di Surabaya.

"Informasinya, dia (Puspitasari) pernah tinggal di Jalan Sikatan, Maospati. Tapi itu hanya sementara, dan besar di Surabaya. Masalah detilnya, kami akan monitoring," ujar Muslimin.

Ajak 4 Anaknya yang Bocah Bunuh Diri Bom 3 Gereja, Begini Perilaku Aneh Keluarga Dita dan Puji

Korban Tewas Pertama yang Teridentifikasi, Astaga Ternyata Seorang Bocah, Sedang Adiknya Kritis

Muslimin berharap, Polres Magetan hanya back-up dan monitoring, tapi bila itu diperlukan, akan ditindaklanjuti.

"Sekarang ini oleh pimpinan diperintahkan siaga satu, artinya meningkatkan kegiatan Kepolisian, termasuk menjaga wilayah perbatasan, razia kendaraan bermotor, dan pengamanan wilayah berskala besar bersama TNI dan aparat lainnya," jelasnya.

Sementara hasil penelusuran Surya, bomber yang disebut Puspitasari itu, nama aslinya Sari Puspitarini, lahir dan besar di Maospati, Kabupaten Magetan.

Sari Puspitarini baru pindah ke Surabaya setelah melakukan pernikahan dengan Anton Febriantono di KUA Maospati tahun 1999.

Dita si Pengebom Gereja di Surabaya Pernah Kuliah di Unair, Tapi Drop Out Gara-gara . . .

"Sesuai data disini, Sari Puspitarini bukan Puspitasari, menikah dengan Anton Febriantono, Senin 25 Oktober 1999, dengan daftar nikah nomor 380/52. X/ 1999,"kata Khumaidi penghulu di KUA Maospati kepada Surya, Senin (14/5-2018).

Hal yang sama juga dikatakan Jarwati, bekas teman bermain Sari Puspitarini yang rumahnya berhadapan di Jalan Sikatan, Kelurahan/Kecamatan Maospati, Magetan.

"Mbak Sari itu putri Pak Rijanto seorang guru olahraga, setelah bapaknya meninggal dan menikah dengan Mas Anton Febriantono, berdomisili di Surabaya, namun sesekali melihat rumah peninggalan orangtuanya itu," ujar Jarwati, ibu berkacamata minus ini.

Menurut Jarwati, Sari Puspitarini terakhir pulang sekitar tiga bulan lalu, itu pun hanya melihat rumahnya dan menyapa tetangga kanan kiri. Setelah itu kembali ke Surabaya.

Puji Kuswati yang Ajak 2 Anaknya Ngebom Gereja, Ternyata Anak Orang Terpandang di Banyuwangi

"Rumah peninggalan orangtuanya itu dibiarkan kosong, dulu di kontrakan berganti ganti, dan kepulangan tiga bulan lalu, hanya melihat rumah, masuk terus pamit pulang," tegas Jarwati. (Surya/Tyo)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved