Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Serangan Bom di Surabaya

Nasib Anak Teroris yang Selamat dari Bom Polrestabes Surabaya, Sebatang Kara Hingga Dibebani Hutang

Begini nasib AIS (7), bocah teroris yang selamat dari ledakan bom orangtuanya sendiri di Mapolrestabes Surabaya, Senin (15/5/2018).

Penulis: Triana Kusumaningrum | Editor: Cindy Dinda Andani
Kolase TribunJatim.com
AIS, anak teroris yang selamat dari ledakan bom orangtuanya sendiri di Mapolrestabes Surabaya, begini kabarnya sekarang. 

Rumah itu dikontrak seharga Rp 32 juta untuk jangka waktu 2 tahun penempatan.

Ia mendapatkan rumah kontrakan itu melalui situs jual beli online.

Tapi, ternyata Tri Murtiono belum membayar semua harga rumah kontraknya.

Rumah di Jalan Tambak Medokan Ayu Gang VI, Surabaya yang diketahui dikontrak Tri Murtiono, pelaku bom di Polrestabes Surabaya.
Rumah di Jalan Tambak Medokan Ayu Gang VI, Surabaya yang diketahui dikontrak Tri Murtiono, pelaku bom di Polrestabes Surabaya. (TRIBUNJATIM.COM/NUR IKA ANISA)

Baca: Mengintip Buku Panduan Teroris Bom Surabaya untuk Nyamar Jadi Warga Biasa, Astaga Merinding Bacanya!

"Ngontrak dua tahun seharga Rp 32 juta, tapi baru dibayar sekitar Rp 16 sampai Rp 20 juta," tutur Hamid.

"Lewat jual beli online (nemu rumahnya), ketemu sekali sama pemilik rumahnya," sambungnya.

Dalam kesehariannya keluarga Tri Murtiono dikenal cukup tertutup dengan para tetangganya.

Baca: Mega, Terduga Teroris yang Ditangkap di Malang, Minggat dari Rumah 3 Tahun Lalu, Pamitnya Mondok

Dikatakan Suwito selaku Ketua RT 08 RW 02, mereka baru 4 bulan tinggal di Medokan Ayu.

Sehari-harinya Tri Murtiono diketahui sebagai pengusaha teralis besi.

"Orangnya biasa aja, kesehariannya interaksi juga kurang, jadi tertutup," kata Suwito.

Dalam kesehariannya yang tertutup, Tri Murtiono sempat sesekali terlihat di kegiatan warga seperti penjagaan siskamling.

Saat ditanya perihal aktifitas di rumahnya, Suwito mengatakan tidak pernah melihat ada pengajian ataupun perkumpulan orang di rumah berwarna orange tersebut.

"Tidak pernah mengundang orang, di samping itu ada musala dan gak pernah terlihat," ujarnya.

Selama ini, warga sekitar tidak menaruh curiga lantaran menurut mereka aktifitas mereka biasa saja.

"Setahu saya mereka justru keluar. Setelah maghrib keluar dan ga tau pulangnya kapan," pungkas Suwito.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved