Semarak Ramadan 2018
Kisah Pria Kristen 14 Tahun Keliling Kota Bangunkan Warga Muslim Sahur, Perjuangannya Patut Ditiru!
Karena sahur dilakukan pada dini hari, banyak orang yang keliling untuk membangunkan orang sahur.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM - Puasa Ramadan 2018 sudah memasuki hari pertama.
Umat Muslim di Indonesia telah melaksanakan sahur pertama pada Kamis (17/5/2018).
Sahur adalah tahapan sunah yang dilakukan oleh umat muslim ketika menjalankan puasa di bulan Ramadan.
Sahur ini dilakukan ketika dini hari hingga sebelum masuk waktu subuh.
Karena dilakukan pada dini hari, banyak orang yang keliling untuk membangunkan orang sahur.
Baca: Selamat Berpuasa, Download Jadwal Salat Lengkap Seluruh Indonesia selama Ramadan 2018 di Sini!
Kebiasaan membangunkan orang sahur ini sudah dilakukan selama bertahun-tahun serta turun-temurun di beberapa daerah di Indonesia.
Hingga kini kebiasaan tersebut masih terjaga lestari.
Tak hanya ada di Indonesia, budaya membangunkan orang sahur ini ternyata juga dilakukan di negara-negara Arab.
Mereka yang membangunkan warga untuk santap sahur disebut dengan nama mesaharaty.
Terkait mesaharaty ini, ada kisah menarik tentang sukarelawan yang membangunkan sahur di kota Akka di Maroko.
Baca: Kumpulan Lengkap Niat Puasa Ramadan, Doa Berbuka, Niat Salat Sunat Tarawih dan Witir, Simak Hukumnya
Di kota ini, ada seorang warga Kristen yang menjadi relawan mesaharaty.
Mesaharaty adalah istilah membangunkan orang sahur yang berasal dari Mesir.
Dilansir dari Kompas.com, warga Kristen relawan mesaharaty tersebut bernama Michael Ayoub.
Kepada Al Arabiya, Ayoub mengaku telah membangunkan warga muslim untuk santap sahur selama 14 belas tahun terakhir ini.
Sambil membawa dan menabuh genderangnya, ia berkeliling kota dengan penuh suka cita.
Baca: Letak dan Kondisi Geografis Berbeda, Umat Islam di Negara ini Berpuasa Ramadan hingga 23 Jam
Ayoub mengungkapkan, di masa kanak-kanaknya banyak orang yang menjadi mesarahaty dan membuat suasan puasa Ramadan semakin semarak dan meriah.
Namun kondisinya berbeda untuk saat ini yang sudah jarang ditemui orang bersedia menjadi mesarahaty.
Bahkan tak jarang Ayoub berjalan seorang diri menjalankan tugasnya.
Ayoub bangun pukul 01.00 dini hari dari tidurnya dan berkeliling hingga pukul 04.00.
Baca: Jadwal Piala Dunia Grup C, Prancis Diunggulkan, Tiga Tim Play-off Jadi Lawan
Ayoub mengenang orang-orang yang dibangunkannya langsung keluar rumah, mendoakan dirinya, dan tak jarang mengundangnya untuk ikut bersantap sahur.
Para mesaharaty, juga terkadang menggunakan beragam cara untuk membangunkan warga dan menjadi ciri khas Ramadan di berbagai negara Arab selama berabad-abad.
Wih, keren ya, guys!
Namun, seiring kemajuan teknologi tradisi ini perlahan-lahan memudar dan hanya meninggalkan cerita.
Tradisi Bangunkan Sahur di Indonesia
Di Indonesia, beberapa daerah masih melakukan rutinitas untuk membangunkan warga tatkala masuk waktu sahur.
Dilansir dari TribunWow, satu di antaranya adalah yang terjadi di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Baca: Begini Cara Rasulullah SAW Memakan Buah Kurma, Menu yang Dianjurkan untuk Sahur dan Buka Puasa
Sekelompok pemuda dengan kompaknya menabuh rebana untuk membagunkan orang di waktu sahur.
Mereka terkumpul dalam grup musik rebana Mambulilling, Polewali Mandar yang biasanya tampil di hajatan perkawinan atau khataman alquran.
Saat waktu telah menunjukkan pukul 02.30 WITA, mereka langsung bersiap dengan segenap perlengkapannya.
Mereka menyusuri lorong dan gang sempit di kelurahan Wattang sambil menabuh rebananya.
Baca: Mulai Waktu hingga Menu, Intip Nih Sahur ala Rasulullah SAW, Patut Ditiru Nih!
“Biasanya kami main agak lama jika pemilik rumah belum terbangun, kami baru meninggalkan rumah warga kalau lampunya sudah menyala," kata Rustam Efendy, koordinator para pemuda ini, dikutip dari Kompas.com.
Mereka menempuh jarak sekitar dua kilometer setiap malamnya.
Tak ada raut muka lelah dan kantuk di wajah mereka, yang ada hanya rasa duka cita.
Baca: Resmi Bubar, Ini 8 Fakta JBJ, Boy Group yang Terbentuk dari Imajinasi Fans Produce 101 Season 2
Muhammad Sair, warga gang Mambulilling, mengaku merasa sangat senang dengan kegiatan para pemuda ini.
Sebab, selain menghibur, tabuhan rebana para pemuda ini membuat warga cepat terbangun untuk sahur.
“Kami sangat senang dengan adanya pemuda yang berkeliling kampung membangunkan warga untuk sahur, selain sangat menghibur dan menghilangkan rasa kantuk, tabuhan rebana menambah semangat kami untuk santap sahur," ujar Muhammad Sair.
