Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

9 Hari Lalu Mati Usai Teror Surabaya, Kondisi Jasad Dita dan 2 Anaknya Kini Dibocorkan Polisi, Ngeri

9 hari lalu, Dita dan 2 anaknya tewas usai lakukan aksi teror bom di Surabaya. Kini polisi bocorkan kondisi jenazhanya.

Penulis: Fatkhul Alamy | Editor: Januar
IST
Keluarga Dita Supriyanto semasa hidup, pelaku pengeboman tiga gereja di Surabaya. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sepekan sudah tragedi teror bom di Surabaya. Tetesan air mata keluarga korban belum juga kering, karena beberapa jenazah baru dipulangkan dari Polda Jatim.

Sebagian yang lain, masih mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit karena luka-luka.

Enam pelaku teror bom di tiga gereja di Surabaya sudah dikebumikan di Sidoarjo setelah mendapatkan penolakan dari masyarakat Surabaya.

Nama Dita Oepriarto muncul sebagai kepala rumah tangga, karena pengeboman tiga gereja itu ternyata dilakukan oleh satu keluarga. Ayah, ibu, dan empat orang anak.

Baca: 9 Hari Tewas Usai Jadi Korban Teror Bom di Surabaya, Polisi Ungkap Kondisi Jenazah Bayu, Miris

Ahmad Faiz Zainuddin, salah seorang teman Dita dari kelompok pengajian lalu muncul memberikan statemen di akun Facebooknya yang sempat viral. Ternyata ketakutkan puluhan tahun lalu pun terjadi juga.

"Saya getun, saya sedih atas kejadian ini, tapi saya nggak kaget. Karena benihnya ini sudah dipupuk sangat lama, sekarang kita panen raya saja," kata Faiz saat ditemui Surya.co.id, di rumah salah seorang temannya, Jalan Manyar Sabrangan, Surabaya, Selasa (22/5).

Pria yang dikenal sebagai traner cukup terkenal ini pun mengakui jika setelah status Facebooknya yang viral itu, dia mendapatkan banyak komentar jelek.

Tapi Faiz tidak bergeming, sudah sepatutnya dia menulis uneg-uneg, yang sebenarnya tidak hanya dia rasakan.

Baca: Ditanya Soal Bolehkah Menikahi Jin Cantik? Jawaban Ustaz Abdul Somad Bikin Ngakak Tapi Logis

Namun juga dukungan dari orang-orang yang sempat jadi mentor Dita saat SMA, yang sudah tobat sejak awal.

"Saya kenal di pengajian, kenal dari jauh. Kok saya berani cerita banyak? karena saya berteman dekat dengan beberapa orang yang berada di dilingkaran pertama Dita, mentor ideologisnya," kata Faiz mulai bercerita.

Faiz tidak heran teman dekat dan teman sekelas Dita membanjiri kolom komentar status Facebooknya, yang sempat viral itu.

Mereka bilang bahwa Dita baik, suka bersedekah, figur ayah yang baik, setia kawan, dan masih banyak kebaikan lainnya.

Baca: Ungkap Sebab Tak Teror Israel, ISIS Bocorkan Tujuan Serangannya Sebenarnya, Sempat Sebut Makkah

Faiz tidak membantah apa yang teman-teman Dita sampaikan.

"Yang perlu orang-orang sadari bahwa kenal dengan Dita, atau orang-orang seperti ini, anda kenal sejauh mana? Tetangganya saja tidak tahu, ibunya sendiri saja gak tahu, teman-teman pengajian pun, kalau itu lingkaran luar mereka juga tidak akan tahu. Nah siapa yang tahu? Ya yang mengkader Dita, mentornya," ungkap Faiz.

Menurut Faiz salah kalau orang bilang 'saya loh kenal dengan Dita'. Karena sebenarnya kenal di sisi mananya? Karena ini bagian dari cover idologi, atau ideologi yang dia tutupi dan nggak akan mereka, orang-orang seperti Dita share ke semua orang.

"Saya tahu dia dari orang-orang yang pernah jadi mentor Dita saat itu. Saya berteman baik dengan para mentor, bahkan sampai sekarang dalam kondisi mereka sudah bertaubat," tambah Faiz.

Baca: Ambil Jenazah Teroris di Surabaya, Keluarga Tunjukkan Reaksi Tak Biasa, Polisi Beri Pengawalan Ketat

Pria 40 tahunan ini mengaku jika ideologi keras seperti itu dia kenal saat di bangku SMA. Pelajaran SKI di sekolah, sementara pengajiannya dilakukan di luar sekolah.

Faiz mengungkapkan saat SMA itu, ideologinya masih tahap meyakini negara gak benar, aturan yang dipakai bukan Islam.

Saat itu, ideologinya hanya diyakini dalam hati saja, tidak memakai kekerasan.

"Nah Dita sudah punya benih ini saat SMA, kemudian dia berevolusi ke organisasi yang lebih ekstrem, menghalalkan darah orang lain. Menjadi teroris itu tidak ujug-ujug jadi teroris, ada prosesnya," lanjut Faiz.

Baca: Berduaan di Mobil Sama Tetangga, Wanita Cantik Dibunuh, Terungkap Saat Ada Kaki Nyembul di Kuburan

Seorang teroris juga tidak bisa dikenali dari latar belakang pelaku.

Keluarga Dita berasal dari keluarga baik, dia tidak sedang setres, berprestasi, pintar kimia, dia juga dari keluarga kaya, dia ahli sedekah, setia kawan, dan lemah lembut.

Menurut Faiz, Dita adalah orang baik, cuma terkena ideologi yang salah.

"They are among us, just like us, we can't notice them. Saat saya diajak orang NII pun, mereka pakai pakaian biasa (tidak ada tanda-tanda pakaian kelompok tertentu)," tegasnya.

Baca: Hal Ganjil Terjadi Saat Pemakaman 4 Jenazah Teroris di Sidoarjo, Wanita Bercadar Ini Sampai Menangis

 

Kondisi jenazah Dita kini

Tiga jenazah plaku bom bunuh diri di gereja Surabaya masih berada di RS Bhayangkara Polda Jatim hingga Selasa (22/5/2018). Tim dokter forensik dan DVI masih proses menyelesikan identifikasi.

Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Atifin menjelaskan, ketiga jenasah itu masih butuh penanganan identifikasi dan tes DNA.

"Kemungkinan baru besok (Rabu, 23/5/2018). Hari ini (Selasa, 22/5/2018) katanya akan diselesaikan," jelas Machfud saat ditemui di RS Bhayangkara, Selasa (22/5/2018).

Tiga jenazah pelaku bom bunuh diri yang masih di RS Bhayangkara, yakni Dita Oepiyanto, pelaku yang tewas di Gereja Panthekosta Jl Arjuna.

Baca: Terkuak Lewat Kaki yang Nyembul di Makam, Wanita Cantik Dibunuh Guru Spiritual Suami Usai dari Hotel

Kemudian dua anaknya, yakni Yusuf Fadil (18) dan Firman Halim (16) yang bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jl Ngagel.

Ketiga jenazah itu, saat berada di lokasi tewas dan sulit dikenali.

Jasad Dita hangus, dan tak utuh lantaran dirinya meledakaan bom di dslam mobil di Gereja Panthekosta Jl Arjuna.

Baca: Adara Taista Meninggal Diduga Karena Penyakit Ganas Ini, Gejalanya Sering Diremehkan Banyak Orang

Sedangkan tubuh Yuwuf dan Firman yang meledakan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela, tubuhnya hancur.

Machfud menuturkan, jasad tiga orang pelaku itu hingga Selasa (22/5/2018), tidak ada keluarga yang mengakui dan datang ke RS Bhayangkara.

"Kalau tak ada keluarga yang datang dan mengakui, ya segera dimakamkan saja," ucap pria kelahiran Surabaya ini.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved