Serangan Bom di Surabaya
Sebelum Surabaya Diteror Bom, Umar Patek Pernah Kirim Info Penting ke Densus 88, Sekarang Terbukti
Padahal dulu Umar Patek sudah beri informasi penting ini ke Densus 88, dan sekarang akhirnya semua terbukti
Ia menyatakan, saat ini jaringan teroris menerapkan pemahaman Takfiri.
Artinya, pemahaman ini mengkafirkan orang lain yang tidak sepaham dengan kelompoknya.
"Pemahaman Takfiri ini dibawa oleh ISIS, mereka memutardkan siapapun yang tidak sepaham atau tidak mau masuk ke kelompok mereka. Ketika vonis kafir dijatuhkan maka siapapun boleh dibunuh. Ini sangat bertentangan dengan apa kami anut," paparnya.
Saat ditanya Najwa Shihab selaku Host Mata Najwa, apakah Umar Patek pandai merekrut?
“Saya tidak pandai untuk merekrut,” katanya.
Selain itu, sebelum ada aksi teror bom di Surabaya, Umar Patek mengaku pernah menyampaikan sebuah informasi ke Densus 88.
Saat itu dia masih berada di Mako Brimob, atau sebelum dia dipindahkan ke Lapas Porong tempatnya saat ini.
"Saya sampaikan kepada bapak-bapak Densus, bahwa keluarga memegang peran penting dalam menjadikan seorang napi teroris menjadi tidak radikal. Maka cobalah dipilah-pilah mana-mana keluarga yang mendukung pemikiran napiter itu, dan mana-mana keluarga yang tidak mendukung pemikiran napi tersebut,"ucapnya.
Diketahui, Umar Patek ikut membantu Mukhlas Cs meracik dan merakit Bom Bali 2002, di sebuah kontrakan di Jalan Menjangan, Bali.
Ia mengaku datang ke Bali atas perintah Mukhlas, ingin melakukan pembalasan untuk umat muslim di Palestina.
Saat itu, dirinya tak sepaham adanya aksi tersebut namun ia harus mengikuti kata senior, Dulmatin.
Hingga dirinya memutuskan berangkat dan tiba di Bali, 2 Oktober 2012.
Berikut ini adalah video pengakuan Umar Patek.
Di Bali, ia mendapatkan tugas untuk meramu bahan peledak.
Atas aksinya itu, Ia mendapatkan hukuman 20 tahun penjara.
Kini dirinya mendekam di Lapas Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.