Tak Banyak yang Tahu, 7 Fakta Kehidupan Adik Pramoedya Ananta Toer, Doktor yang Kini Jadi Pemulung
Kehidupan Soesilo Toer, adik sastarawan Pramoedya Ananta Toer, tak banyak diketahui. Pria yang memasuki usia 81 tahun tersebut kini menjadi pemulung.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
Sejatinya, pekerjaan itu hanya sampingan.
Tiang utamanya adalah dana keluarga.
Baca: 8 Visa Termahal 2018, Ada yang Sampai Rp 4 Jutaan, Sebelum Jalan-jalan ke Luar Negeri Wajib Tahu Nih
Uang keluarga diputarnya di sejumlah pedagang kecil yang membutuhkan modal dadakan.
Dari pinjaman itu, bunga yang didapatkan digunakan untuk menyokong biaya sekolah dan hidup sehari-hari.
"Hidup waktu itu demikian susah dan keras. Uang saku dari Mas Pram sangat minim. Sampai kini, kalau teringat terkadang miris sendiri. Kasihan terhadap kemiskinan bangsa sendiri. Mengapa aku harus begitu kejam mencari sesuap nasi. Aku tahu itu tidak halal, tapi kalau sok-sokan berperikemanusiaan, hadiahnya lapar dan bencana bagiku," ungkap anak ketujuh dari sembilan bersaudara pasangan Mastoer dan Siti Saidah itu.
5. Kisahnya Saat Mengikuti Wajib Militer
Lulus kuliah, Soes diterima bekerja sebagai clerk atau pegawai asuransi di sebuah kantor dagang, bekas milik Belanda yang dinasionalisasi atas tuntutan buruh.
Posisinya strategis.
Tentunya dengan gaji besar.
Baca: Sambil Menangis, Dewi Perssik Bongkar Perubahan Sikap Angga Wijaya usai Berdamai, Berbeda Banget
Kehidupan perekonomian Soes mulai meningkat signifikan.
Makan enak, tak lagi melarat.
"Namun, sungguh aku tidak suka. Kerjanya membosankan, setiap hari hanya dipenuhi angka-angka. Kantornya berisik oleh suara mesin hitung, mesin bagi, mesin tulis, mesin bagi, dan mesin kali," ujar Soes.
Pada saat Soes berada di atas angin, Indonesia mendadak dilanda kegoncangan ekonomi dan politik.
Pemerintah membentuk Batalyon Serbaguna Trikora.

Karier suksesnya selama lebih dari setahun itu perlahan berubah karena situasi negara waktu itu.