Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Semarak Ramadan 2018

3 Amalan untuk Mendapatkan Malam Lailatul Qadar yang Miliki Banyak Keutamaan

Tak ada satu pun manusia yang serta merta tahu kapan hadirnya Lailatul Qadar. berikut tiga amalan untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Penulis: Pipin Tri Anjani | Editor: Alga W
Assalamu Alaykum
Ilustrasi 

TRIBUNJATIM.COM - Dalam Bulan Ramadan, kita akan menjumpai malam Lailatul Qadar.

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang mulia dan penuh berkah.

Sebagaimana difirmankan dalam surat Ad-Dukhan ayat 3:

إن أنزلناه فى ليلة مباركة

Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi.

Baca: 5 Fakta Inara Idola Rusli, Istri Virgoun dan Mantan Model Seksi yang Kini Mantap Gunakan Niqab

Banyak ulama berpendapat bahwa saat seorang muslim melakukan amalan dan ibadah tepat di malam Lailatul Qadar, orang tersebut akan mendapatkan pahala yang besar.

Nilai pahalanya lebih dari orang dari yang beribadah selama seribu bulan, atau setara 80 tahun.

Di sisi lain, kehadiran malam Lailatul Qadar adalah rahasia Allah.

Tak ada satu pun manusia yang serta merta tahu kapan hadirnya Lailatul Qadar.

Baca: Nuzulul Quran 17 Ramadan - Waktu Terbaik hingga 13 Keistimewaan Membaca Alquran, Jangan Terlewat Ya!

Allah memberikan tanda-tanda alam akan datangnya Lailatul Qadar.

Namun, manusia seringkali tak menyadari turunnya tanda-tanda tersebut.

Lantas bagaimana untuk mendapatkan malam Lailatur Qadar?

Dikutip dari TribunWow.com, berikut tiga amalan untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Baca: 10 Hari Terakhir Bulan Ramadan, Doa Niat Puasa ke-20, Keutamaan hingga Tanda-tanda Lailatul Qadar

1. Kerja Keras

Dilansir dari NU Online, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Al-Bukhari dikatakan bahwa kita dianjurkan untuk mencari Lailatul Qadar pada malam ganjil dalam sepuluh terakhir bulan Ramadan.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.

Artinya: “Dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dalam sepuluh terakhir di bulan Ramadhan,” (HR Bukhari).

Untuk mendapatkan Lailatul Qadar memang tidak mudah dan tidak semua orang bisa mendapatkannya.

Dibutuhkan usaha keras dan tidak kenal lelah untuk selalu meningkatkan intensitas ibadah, terutama pada sepuluh akhir di bulan Ramadan sebagaimana yang dipraktikkan Rasulullah SAW.

Hal ini sebagaimana yang dikemukakan hadits riwayat Muslim.

عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ

Artinya: “Dari Aswad dari Aisyah ra ia berkata bahwa Nabi saw meningkat amal-ibadah pada sepuluh terakhir bulan Ramadan melebihi di waktu yang lain,” (HR Muslim).

Baca: Cerita Sergei Litvinov, Pesepak Bola yang Jualan Jus hingga Ditolong Jupe, Kini Nasibnya Berubah

2. Mengencangkan Kain Bawahnya

Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa Rasulullah SAW mengencangkan kain bawahnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ-أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ - مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya: “Dari Aisyah RA, ia berkata, bahwa Rasulullah SAW ketika masuk sepuluh terakhir bulan Ramadan, mengencangkan kain bawahnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya,” (Muttafaq ‘alaih).

Lantas apa yang dimaksud dengan mengencangkan kain bawahnya dalam hadits di atas?

Menurut Ibnu Baththal, maksudnya ialah Rasulullah SAW tidak menggauli istrinya.

Sedangkan yang dimaksud dengan membangunkan keluarganya adalah, beliau menganjurkan dan mendorong keluarganya untuk melakukan amaliah sunah dan kebajikan lainnya yang bukan fardhu.

وَقَالَ سُفْيَانُ الثَّوْرِىُّ : قَوْلُهُ : ( شَدَّ مِئْزَرَهُ ) فِى هَذَا الْحَدِيثِ يَعْنِى : لَمْ يَقْرَبِ النِّسَاءَ ، وَفِى قَوْلِهِ : ( أَيْقَظَ أَهْلَهُ ) مِنَ الْفِقْهِ أَنَّ لِلرَّجُلِ أَنْ يَحُضَّ أَهْلَهُ عَلَى عَمَلِ النَّوَافِلِ ، وَيَأْمُرَهُمْ بِغَيْرِ الْفَرَائِضِ مِنْ أَعْمَالِ الْبِرِّ ، وَيَحْمِلَهُمْ عَلَيْهَا .

Artinya: “Sufyan Ats-Tsauri berkata maksud ‘mengencangkan kain atasnya’ dalam hadits di atas adalah Rasulullah SAW tidak melakukan hubungan badan dengan istrinya. Sedangkan pernyataan ‘Beliau (Nabi saw) membangunkan keluarganya’ dapat dipahami bahwa suami dianjurkan mendorong keluarganya untuk mengerjakan amalan sunah dan amal kebajikan lainya selain yang wajib serta menekankan kepada mereka untuk melakukan hal tersebut,” (Lihat Ibnu Baththal, Syarhu Shahihil Bukhari, Riyadl-Maktabah Ar-Rusyd, cet ke-2, 1423 H/2003 M, juz IV, halaman 159).

Baca: Curhat Dilecehkan Pesepak Bola Terkenal, Bahasa Inggris Via Vallen Malah Ramai Dikoreksi Netizen

3. Menghidupkan Malam

Rasulullah SAW tidak tidur, tetapi disibukkan dengan ibadah pada sebagian besar malam, bukan semalam suntuk sampai pagi.

Sebab, ada riwayat dari Aisyah RA yang menyatakan bahwa ia tidak pernah mengetahui Rasulullah SAW beribadah semalam penuh sampai pagi.

(وَأَحْيَا لَيْلَهُ) أَيْ تَرَكَ النَّوْمَ الَّذِي هُوَ أَخُو الْمَوتِ وَتَعَبَّدَ مُعْظَمَ اللَّيْلِ لَا كُلَّهُ بِقَرِينَةِ خَبَرِ عَائِشَةَ مَا عَلِمْتُهُ قَامَ لَيْلَةً حَتَّى الصَّبَاحِ

Artinya: “(dan menghidupkan malamnya) maksudnya adalah Rasulullah SAW tidak tidur di mana tidur adalah saudara kematian, dan beribadah pada sebagian besar malam bukan seluruhnya sebab ada riwayat dari Aisyah ra yang menyatakan: ‘Aku tidak pernah mengetahui Rasulullah SAW melakukan ibadah satu malam penuh sampai pagi hari,"(Lihat, Abdurrauf al-Munawi, Faidlul Qadir, Bairut-Darul Kutub al-Ilmiyyah, cet ke-1, 1415 H/1994 M, juz V, halaman 168).

Baca: Jika Terbukti Kejahatan Perang, Ini Hukuman untuk Sniper Penembak Paramedis Razan Najjar

Mengacu kepada penjelasan di atas maka setidaknya ada tiga amaliah yang bisa dilakukan.

Amaliah itu diharapkan dapat mempermudah kita untuk mendapatkan Lailatul Qadar, yaitu pada sepuluh akhir Ramadan pertama.

Baca: Usai Meninggalnya Razan Najjar, Beredar Foto Tentara yang Diklaim Telah Menembaknya, Seorang Wanita?

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved