5 Balita Ditelantarkan, Cara Orangtuanya Beli Beras Bikin Prihatin Warga, Begini Nasib Mereka Kini
5 balita ini ditelantarkan orangtuanya. Para tetangga prihatin melihat cara orangtuanya membeli beras. Kenapa ya?
TRIBUNJATIM.COM, BATU - Rina Susantimengungkapkan orangtua terduga telantarkan lima anak di kamar kos di Dusun Jengglong, Desa Pendem, Kecamatan Bunrejo, Kota Batu, Budi dan Putri, memiliki masalah ekonomi.
Istri Kepala Dusun Jengglong itu menduga jika perekonomian pasangan tersebut kurang beruntung.
Sebab dari pendapatan, hanya sang istri yang mencari nafkah.
Sementara Budi, ayah dari kelima balita yang terlantar, tidak memiliki pekerjaan.
Baca: Datang Halal Bi Halal ke Rumah Sepupu, Mantan TKW Kalap Tusukkan Pisau Dapur, 2 Orang Jadi Korban
Dalam kesehariannya, Budi hanya mengasuh kelima balitanya di kos.
"Kalau menurut tetangga kos, suaminya di kamar. Kerjaannya tiduran," ucap Rina.
Untuk sang istri, Putri, hanya bekerja sebagai guru honorer di sebuah lembaga pendidikan swasta di Kota Batu.
Rina menjelaskan, Putri hanya bekerja satu minggu sekali.
Baca: Soekarno Wafat 48 Tahun Lalu, Megawati Buka Keluarga Sempat Tak Setuju Ayahnya Dimakamkan di Blitar
Yakni hanya pada hari Sabtu, sementara di hari lainnya Putri tidak bekerja.
"Kerjanya hanya hari Sabtu. Kurang tau juga bekerja sebagai apa di sana," jelas Rina.
Dugaan kepada Budi dan Putri yang mengalami kesulitan ekonomi dilihat saat membeli beras untuk sehari-hari.
Diungkapkan Rina, Putri kerap membeli beras hanya per kilogram.
Baca: Dikenal Punya Banyak Istri, Justru Hanya Ada 1 Istri yang Menemani Soekarno di Detik-detik Wafatnya
"Kalau beli beras, cuma beli sekilo saja. Kalau memang punya uang, kenapa tidak beli yang sekalian banyak saja. Jadi anaknya tidak kelaparan seperti itu," ujarnya.
Melihat kondisi memprihatinkan dari keluarga tersebut, tetangga kos sering memberikan makanan untuk kelima balitanya.
"Tetangga kos sering kasih makan anak-anaknya. Kasian juga melihat mereka begitu. Tapi waktu orangtuanya tidak ada," jelasnya.
Seperti diketahui, warga Dusun Jengglong, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, digegerkan dengan penemuan lima balita di dalam sebuah kamar kos pasangan suami istri.
Baca: Gunakan Pedang, Siswa SMP Habisi Lawannya yang Berusia 18 Tahun, Bermula dari Pesan WA Korban
Lima balita yang masing-masing berusia 5 tahun, 3 tahun, 2 tahun, 14 bulan, dan satu bulan ditemukan menangis di kamar kos milik pasangan Budi dan Putri.
Saat ditemukan, kelima balita terlihat memprihatinkan dengan kondisi kotor dan kelaparan.
Baca: Asyiknya Belajar Sambil Berwisata di Kampung Naga Tasikmalaya
Nasib mereka kini
Beberapa waktu lalu Kota Batu dikejutkan dengan adanya lima anak di Dusun Jengglong, RT 29 RW 07, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo.
Lima anak ini dalam kondisi kelaparan dan tidak terurus.
Lima balita itu masing-masing berusia 5 tahun, 2 tahun, 1,5 tahun, 1 tahun, dan 3 minggu.
Pj Kepala Desa Pendem Edwin Yogastatra saat dihubungi suryamalang.com, mengatakan kelima anak itu saat ini sudah ada yang mengasuh. "Ya lima anak ini saat ini sudah ada yang mengasuh.
Baca: Tak Seeksis Dulu, Anggota Srimulat Blak-blakan Soal Penampilan Pelawak Muda dan Ngaku Sempat Iri
Mereka pertama kali diketahui itu sekitar dua hari lalu oleh pak RT," kata Edwin saat dihubungi, Kamis (21/6).
Ia menyebutkan anak kedua usia 2 tahun diasuh oleh Ketua RT.
Anak ketiga usia 1,5 tahun diasuh oleh warga sekitar.
Sedangkan anak pertama, anak keempat, dan anak kelima saat ini diasuh oleh saudara dari orangtua lima anak ini.
Baca: Politisasi Agama Gencar Jelang 2019, Ketum PPP Ungkap Info Penting, Terkuak Sosok Jokowi Sebenarnya
Edwin mengatakan kalau sebenarnya anak pertama ini dipondokkan, namun karena di pondok tidak betah dan menangis terus, akhirnya dijemput dan dibawa pulang oleh saudaranya.
Lima anak itu anak dari pasangan M.Budi dan Putri.
"Mereka ini bukan warga Pendem asli, mereka pendatang dari Situbondo dan Lamongan. Dari hasil interogasi dengan ayahnya, kelima anaknya ini ditinggal karena ia harus wira-wiri karena mengurus istrinya yang sakit. Makanya ia tidak bisa mengurus kelima anaknya," imbuh Edwin.
Ayah dari kelima anak ini kerja sebagai sales produk internet, dan ibunya guru honorer di salah satu SMK di Karangploso.
Rumah saudara yang mengasuh tiga anak itu ada di Kelurahan Dadaprejo.
Baca: Politisasi Agama Muncul Jelang 2019, Ketum PPP Ungkap Info Penting, Terkuak Sosok Jokowi Sebenarnya
Mereka tinggal di rumah di Desa Pendem mengontrak dan sudah sekitar empat tahun.
Namun, warga sekitar juga banyak yang tidak mengetahui jumlah anak dari pasangan itu.
"Lah taunya kalau anaknya lima ini baru kali ini. Anak-anak mereka tidak pernah diajak keluar, makanya warga sekitar banyak yang tidak kenal," paparnya yang menjabat Pj Kepdes Pendem sejak April ini.
Sebelumnya, diberitakan kalau lima anak ini ditemukan di dalam kamar sebuah rumah, Senin (18/6). Warga yang menemukan lima balita ini dalam keadaan menangis kelaparan.
Baca: Kondisinya Memprihatinkan, 5 Balita Terlantar di Kamar 4 Hari, Orangtuanya Sempat Bikin Pak RT Kesal
Bahkan popok salah satu anak itu sudah penuh kotoran dan mengering sehingga sulit dilepas. Kondisi kamar tidak dikunci, sehingga warga bisa membuka pintu kamar.
Sementara itu Kepala dinas Sosial kota Batu Bambang Kuncoro mengatakan kejadian ini menjadi keprihatianan tersendiri bagi pihak Pemkot.
Pihaknya meminta agar setiap ketua RT dan kepala Desa agar peka dan meminta identitas setiap warganya.
Agar hal ini tidak terulang kembali.
Baca: 8 Fakta Baru Pasutri Telantarkan Anaknya di Kamar 4 Hari, Warga Sampai Tidak Mau Ketemu Mereka Lagi
"Mendata setiap warganya sangat penting. Untuk data kami juga jika ada yang memerlukan bantuan kami bisa tahu asal muasal status keluarga. Saat ini mereka (lima balita) itu sudah ada yang mengasuh. Orangtua nya juga sudah menandatangani persetujuan mengasuh anak mereka," kata Bambang.
Polisi tak akan lanjutkan kasusnya
Polres Batu tidak memperpanjang kasus penelantaran lima anak di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo.
Kasatreskrim Polres Batu AKP Anton Widodo mengatakan kalau pihaknya tidak membawa kasus ini ke ranah kepolisian karena keadaan kondisi keluarganya.
"Kondisi ekonomi orangtua lima anak ini menengah kebawah, sehingga kami tidak memperpanjang masalah ini," kata Anton, Kamis (21/6).
Selain itu, lanjutnya kasus ini juga sudah ditangani dengan cara peralihan pengasuhan anak.
Baca: Terungkap, Timnya Kalahkan Kolombia di Piala Dunia, Suporter Jepang Malah Berbuat Begini di Stadion
Di mana orangtua lima balita ini juga sudah menyetujui.
Anton juga mengakui kalau kasus ini termasuk ranah pelanggaran karena menelantarkan anak.
"Kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan dan musyawarah. Kondisi lima anak juga tidak ada yang terganggu baik dari segi fisik ataupun psikologi," pungkasnya.