Berita Entertainment
5 Fakta Terduga Teroris Asal Lamongan yang Ditangkap di Depok, Rencana hingga 'Hadiah' Untuk Pilkada
Setelah dua orang terduga teroris di Depok ditembak mati, salah satu rekan lain ditangkap ialah pria Lamongan yang menyimpan misteri.
Penulis: Ignatia Andra Xaverya | Editor: Ignatia Andra Xaverya
TRIBUNJATIM.COM - Serentetan kejadian terkait teroris masih terjadi.
Terutama yang berkaitan dengan penangkapan dano operasi besar-besaran Densus 88 terhadap teroris.
Detasemen Khusus 88 Antiteror menembak mati dua terduga teroris dan menangkap seorang lainnya di kawasan Depok, Jawa Barat, Sabtu (23/6/2018).
Peristiwa itu terjadi, sehari setelah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan hukuman mati terhadap Aman Abdurrahman, Ketua Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Telah dilakukan operasi penindakan hukum terhadap jaringan terorisme yang merencanakan aksi teror dalam waktu dekat," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol M Iqbal, di Jakarta, Sabtu kemarin.

Ia mengatakan dua terduga teroris berinisial AS dan AZW itu ditembak saat berboncengan di Jalan Tole Iskandar, Sukmajaya, Depok.
Menurut Iqbal, mereka ditembak karena melakukan perlawanan menggunakan pisau komando dan senjata api saat ditangkap.
Iqbal mengatakan AS dan AZW pernah mengikuti pelatihan semimiliter di Gunung Gede pada 2014, bersama Bahrumsyah dan Ahmad Syarifudin.
Kedua jenazah terduga teroris itu kemudian dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Dari keduanya, polisi mengamankan barang bukti berupa sebilah pisau komando dan 1 pistol merek FN lengkap dengan magasin dan peluru 9 mm sebanyak 10 butir.
(Lima Terduga Teroris Diyakini Sedang Rencanakan Serangan ke Bank)

"Dalam proses penyergapan, terduga teroris melakukan perlawanan dan menyerang petugas. Tindakan itu mengancam nyawa petugas sehingga terpaksa dilumpuhkan. Akibatnya dua terduga teroris meninggal dunia," jelasnya.
Selain itu, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror mengamankan seorang terduga teroris lainnya berinisial MM. Penangkapan dilakukan di depan gang rumah kontrakan, Kelurahan Mekar Jaya, Sukmajaya, Depok.
Inilah sederet fakta terkait penangkapan pria berinisial MM tersebut.
1. Asal Lamongan dan Statusnya di dalam Kelompok JAD.
MM (38), terduga teroris asal Lamongan, Jawa Timur yang ditangkap Densus) Antiteror 88 Mabes Polri di Depok.
Ia punya tujuan dan rencana yang sama dengan dua terduga teroris lain yang sebelumnya ditembak mati di Jalan Tole Iskandar, Sukmajaya, Depok, Sabtu (23/6/2018) pagi.
MM yang diketahui berasal dari Lamongan, dibekuk Densus 88 di depan Kelurahan Mekarjaya, tak jauh dari rumah kontrakannya, Sabtu (23/6/2018).
Ia merupakan anggota Jemaah Anshorut Daulah (JAD) Bogor.
Oleh warga dan ketua RT setempat, MM diketahui bernama Rizky Maulana.
"MM ini adalah mantan deportan. Ia tergabung dalam kelompok JAD Bogor.” kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen M Iqbal.
(Tangkap 3 Terduga Teroris, Densus 88 Temukan Sesuatu di Penyimpanan Jubah, Simak Pengakuan Warga)
2. Kronologis Penangkapan.
Saat MM diamankan Tim Densus 88, kata Iqbal, turut pula disita barang bukti dari rumah kontrakannya yakni satu unit sepeda motor Honda Vario dan satu telepon seluler.
“Terduga teroris dibawa dan diamankan oleh petugas dan akan dikembangkan,” katanya.
Rumah kontrakan di RT 06/RW 22, nomor 7A, Kelurahan Mekar Jaya, Sukmajaya, Depok ternyata memiliki catatan kelam terkait kasus terorisme.
MM baru mengontrak sekitar dua minggu di rumah kontrakan sederhana bercat merah muda.
Endang Suhendar, Ketua RT 6/22, Kelurahan Mekarjaya, Sukmajaya, Depok, mengatakan saat ditangkap tim Densus 88, Sabtu (23/6/2018) pagi sekitar pukul 09.30 WIB, MM bersama dengan seorang anak laki lakinya yang berusia sekitar 8 tahun.
“Dia bawa motor bonceng anak laki lakinya waktu ditangkap di depan kantor kelurahan enggak jauh dari rumah kontrakannya. Pas ditangkap anak laki lakinya nangis,” kata Endang yang mengaku turut menyaksikan penangkapan MM.
Tim Densus 88, kata Endang, langsung membawa MM yang tidak melakukan perlawanan.
“Anaknya yang menangis diserahkan ke saya dan saya coba tenangkan. Lalu saya bawa ke ibunya yang masih di rumah,” kata Endang.
Menurutnya motor yang dipakai MM juga turut disita polisi.
“Katanya sih, dia habis beli lauk sama anak laki lakinya pakai motor. Sewaktu kembali ke kontrakan di jalan dia ditangkap,” kata Endang.
Ia mengatakan MM tinggal mengontrak baru sekitar 2 minggu di wilayahnya.
“Anaknya empat, yang paling besar belasan tahun dan yang masih balita perempuan. Dua yang laki laki juga masih kecil,” katanya.
(Petugas Densus 88 Bawa Satu Dos Barang dari Rumah Nanang, Terduga Teroris di Blitar)
3. Barang Bukti dan Cacatan Terkait Kasus Terorisme.
Dalam penggeledahan di rumah kontrakan MM, Minggu pagi, kata Endang sepuluh anggota Densus 88 menyita sejumlah dokumen berupa surat, kertas bertuliskan sesuatu hal, serta ada beberapa seperti buku dan dua buah telepon seluler.
“Terduga teroris dibawa dan diamankan oleh petugas dan akan dikembangkan,” katanya.
Rumah kontrakan di RT 06/RW 22, nomor 7A, Kelurahan Mekar Jaya, Sukmajaya, Depok ternyata memiliki catatan kelam terkait kasus terorisme.
Pada tahun 2010 di tempat yang sama terpidana kasus terorisme di Sukoharjo Echo Ibrahim digerebek anggota Densus 88 Antiteror Mabes Polri.
“Sudah dua kali kasus terorisme terjadi di sini, saya juga sampai bingung,” kata Endang Suhendar.
Saat Ibrahim digerebek Densus 88, Endang yang sudah menjabat RT pun tidak menyangka jika Ibrahim merupakan terduga teroris.
Sebab selama 7 tahun Ibrahim tinggal di kontrakan, ia berbaur dengan baik dengan tetangga sekitar.
“Tidak ada yang dicurigakan saat Ibrahim tinggal di sini, baik juga orangnya,” ujar Endang.
Sedangkan saat terduga teroris MM diamankan, Endang mengaku sudah tidak kaget.
Sebab sebelum penggerebekan dirinya sudah diminta Densus 88 mengintai pergerakan MM.
“Dari sebelum MM tinggal di sini saya sudah dikasih tau sama Densus dan diminta tolong,” ujar Endang.
(Lama Tak Terdengar Kabar, Dimas Kanjeng Kembali Muncul, Pamerkan Uang Segepok Sampai Sebut Teroris)
4. Hadiah Untuk Pilkada Jabar.
MM yang diketahui berasal dari Lamongan, dibekuk Densus 88 di depan Kelurahan Mekarjaya, tak jauh dari rumah kontrakannya, Sabtu (23/6/2018).
Ia merupakan anggota Jemaah Anshorut Daulah (JAD) Bogor yang diduga akan melancarkan aksi teror saat pelaksanaan Pilkada Jabar 27 Juni 2018.
“MM ini adalah mantan deportan. Ia tergabung dalam kelompok JAD Bogor. MM memiliki niat dan motivasi untuk memberikan hadiah Pilkada Jabar 2018 dengan menunjukan pergerakan yang intensif ke arah persiapan amaliyah bersama kelompok lainnya,” kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen M Iqbal.
(1.115 Personel Gabungan Siap Amankan Pilkada Jawa Timur, Semua Dikerahkan hingga ke Tiap TPS)
5. Pekerjaan MM.
Menurut Endang, ia tidak mengetahui apa pekerjaan MM selama mengontrak di sana.
Namun dari keterangan warga, katanya MM bersama istri berjualan tisu secara online.
“Setelah ditangkap, istrinya tadi pagi jam 09.00 pergi sama anaknya. Istrinya sempat pamit sama saya. Katanya mau mengantar anak anaknya belajar Alquran di daerah Pejaten, Pasar Minggu,” kata Endang.