Dibanding dengan Klubnya, 7 Pemain ini Punya Performa Lebih Bagus Saat Berlaga Bersama Timnas
Beberapa waktu lalu, kita dikejutkan dengan beberapa pemain yang tidak dipanggil tim nasional, padahal di klub mereka punya performa yang luar biasa.
TRIBUNJATIM.COM - Ada berbagai pertimbangan mengapa seorang pemain bisa masuk ke skuat tim nasional.
Tidak jarang, penampilan pemain bersama klub di ajang domestik jadi satu dari sekian hal yang diperhitungkan.
Beberapa waktu lalu, kita dikejutkan dengan beberapa pemain yang tidak dipanggil tim nasional, padahal di klub mereka punya performa yang luar biasa.
Sebut saja nama-nama seperti Radja Nainggolan, Leroy Sane, dan Mauro Icardi yang jadi 'korban seleksi alam' di ajang internasional.
Baca: Selain Willy Caballero, Inilah 3 Kiper yang Melakukan Blunder Fatal pada Piala Dunia 2018
Uniknya, ada beberapa pemain yang justru malah lebih bagus saat bermain bersama timnas ketimbang di klub.
Entah karena faktor keberuntungan atau apa, mereka yang biasa-biasa saja di klub malah mengeluarkan kemampuan terbaiknya saat membela timnas.
Berikut 7 pemain yang malah lebih keren bermain bersama timnas padahal biasa-biasa saja di klub.
Baca: Usai Kalah dari Pasangan Inggris di Malaysia Open 2018, Praveen/Melati Malah Dapat Pujian, Kok Bisa?
1. Lucas Podolski (Jerman)

Sebenarnya Podolski bukan pemain hebat tapi juga bukan pemain cupu di Bayern Munich atau Arsenal.
Kalau melihat sepak terjangnya di klub, Poldi memang bukan pemain kelas dunia.
Tapi bersama Der Panser, dia jadi pemain dengan jumlah gol terbanyak ketiga setelah Gerd Muller dan Miroslav Klose dengan jumlah 49 gol.
Baca: Beri Contoh Miyawaki Sakura dan Nyanyikan Nada Tinggi, Takeuchi Miyu Produce 48 Jadi Viral
Poldi juga mengantongi jam terbang ketiga terbanyak setelah Lothar Matthaus dan Klose.
Lebih jauh lagi, jebolan klub Cologne itu memang pemain yang serba bisa di lini depan.
Jadi target man bisa, second striker bisa, jadi winger juga oke!
2. Eduardo Vargas (Chille)

Kalau Anda menganggap Chille hanya punya Alexis Sanchez dan Arturo Vidal, Anda salah besar.
Chille masih punya Eduardo Vargas yang penampilannya tidak pernah mengecekwakan ketika bersama timnas.
Vargas dua kali menyabet top scorer Copa America berturut-turut.
Baca: Miyawaki Sakura Sempat di Peringkat Pertama Produce 48, Foto Lamanya Diperbincangkan Netizen Korea
Dia menyabet penghargaan itu pada 2015 dan 2016.
Vargas juga jadi 'biang kerok' atas kegagalan Spanyol di Piala Dunia 2014.
Bersama timnas Chille dia mengoleksi 'jam terbang' sebanyak 82 pertandingan dengan 35 gol.
Anehnya, ia gagal total di Napoli, Valencia, QPR, dan Hiffenheim.
Baca: Tahun ini Jadi Batas Penukaran Empat Pecahan Uang Kertas Lama Tahun Emisi 1998 dan 1999
Saat ini, Vargas merumput di Tigres di Liga Mexico.
3. Mauricia Isla (Chille)

Selain Vargas, ada Isla yang kurang lebih mengalami nasib yang sama.
Isla mengoleksi 100 penampilan, dan tampil bagus di dua turnamen Piala Dunia.
Sama seperti Vargas, perannya penting untuk gelar bersejarah Copa America di tahun 2015 dan 2016.
Baca: Tutupi Wajah dengan Kipas, Begini Penampilan Dhawiya Zaida Saat Hadiri Sidang Kasus Narkoba
Karier klubnya menurun setelah meninggalkan Udinese pada tahun 2012.
Isla jadi pajangan bangku cadangan di Juventus, terdegradasi dengan QPR, dan terpuruk di Marseille.
Dia sekarang bermain di Fenerbahce setelah satu musim yang biasa-biasa saja di Cagliari, keadaan yang menyedihkan untuk seorang pemain berbakat seperti Isla.
4. Fabio Grosso (Italia)

Bisa dibilang Piala Dunia 2006 adalah momen paling bersejarah untuk Fabio Grosso.
Bek kiri Italia ini secara luar biasa jadi kunci kemenangan Gli Azzurri.
Di semifinal, Grosso mencetak satu gol di menit 119 yang bikin Jerman sebagai tuan rumah tersingkir.
Baca: Kakinya Terlalu Bau, Pria ini Buat Semua Ikan Mati Saat Spa, Jangan Syok Tahu Penyebabnya!
Saat final kontra Prancis, Grosso yang gagah perkasa bagai perwira jadi aljogo penalti penentu kemenangan Italia.
Anehnya, Grosso bermain di divisi yang lebih rendah sampai ia berusia 23 tahun dan tidak dapet banyak sorotan di Perugia dan Palermo.
Setelah Piala Dunia, dia bergabung ke Inter tapi tidak terlalu sukses.
Kemudia Grosso menjalani karier yang agak buruk di Lyon dan Juventus.
Baca: Takut Isi Chat WhatsApp Dibobol Pacar? 3 Tips Terhindar dari Penyadapan ini Perlu Kalian Tahu!
Karier klubnya bisa dibilang sebagai kegagalan.
Namun untuk tim nasional, Grosso adalah pahlawan.
5. Anders Svensson (Swedia)

Coba tebak siapa pemain Swedia dengan penampilan terbanyak?
Kala Anda menjawab Zlatan Ibrahimovic itu salah besar!
Nyatanya ada Anders Svensson yang punya koleksi penampilan lebih banyak dari Ibra.
Svensson yang kurang terkenal mewakili Swedia sebanyak 148 kali dari tahun 1999 hingga 2013.
Baca: Terlihat Berbeda, Bentuk Hidung Jo Yu Ri ‘Produce 48 Jadi Sorotan Netizen, Operasi atau Filler?
Gelandang cerdas dan berdedikasi ini mencetak 21 gol, termasuk tendangan bebas fenomenal yang mengugurkan tim favorit juara, Argentina, di babak grup Piala Dunia 2002.
Secara keseluruhan, Svensson pernah tampil di dua Piala Dunia dan tiga Euro.
Tapi dia cuma pernah main bersama Southampton selama empat musim dan menghabiskan sisa karirnya di Elfsborg.
6. Asamoah Gyan (Ghana)

Buat timnas Ghana, Gyan adalah seorang pahlawan.
Gyan jadi pencetak gol terbanyak dalam sejarah tim nasional dengan 51 gol dari 106 pertandingan.
Sayagnya, dia gagal mengeksekusi tendangan penalti kontra Uruguay di babak perempat final Piala Dunia 2010.
Baca: Thiago Furtuoso Sebut Hal ini Jadi Perbedaan Timnas Brasil Dulu dan Sekarang di Piala Dunia
Namun Gyan mencetak tiga gol di turnamen itu dan rekornya di kompetisi besar juga luar biasa.
Saat Piala Dunia 2014, Gyan bahkan mencetak gol saat kontra Jerman dan Portugal saat Ghana gagal lolos di fase grup.
Untuk kariernya di klub, dia jadi pemain yang biasa-biasa saja di Udinese, Rennes, dan Sunderland, dan menyudahi kariernya di Uni Emirat Arab dan China.
7. Sergio Romero (Argentina)

Nasib kiper yang satu ini memang selalu jadi 'ban serep' di klub yang menjadi kariernya.
Pertama di Monaco, Sampdoria, dan sekarang di Manchester United.
Tapi selama itu dia merasakan tiga final selama karier internasionalnya.
Baca: Kritik Mnet Karena Dinilai Evil Editing di ‘Produce 48,’ Netizen Sampai Minta Ganti Nama Program
Final Piala Dunia 2014, dan final Copa America 2015, dan 2016.
Singkatnya El Papi adalah kiper yang berbakat.
Sebenarnya Romero udah meminta manajemen MU untuk meminjamkan dirinya ke klub lain agar bakatnya terlatih.
Sayangnya Romero mengalami cedera dan batal berangkat ke Piala Dunia 2018.
Berita di atas sebelumnya telah dipublikasikan di BolaSport.com dengan judul 7 Pemain yang Memiliki Performa Lebih Bagus Ketika Main Bersama Timnas daripada di Klub