Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita UTM

UTM: Fokus di Sektor Jagung Saja, Masalah Pengangguran dan Kemiskinan di Madura Selesai

Jagung Hibrida Madura hasil riset Program Studi (Prodi) Agro Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura (UTM)

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Yoni Iskandar
david yohanes/surya
Lahan hutan yang ditanami jagung oleh petani. 

Dalam hemat Azis, harusnya inovasi jagung itu bisa dikapitalisasi sebagai unit bisnis oleh kampus. Rp 600 miliar atau 10 persen dari angka Rp 6 triliun, sudah terlalu banyak bagi UTM.

"Selama ini UTM hidup dari Rp 100 miliar dari APBN. Dengan Rp 600 miliar, selesai sudah ketergantungan kampus kepada pemerintah," tegasnya.

Inovasi terhadap jagung lokal Madura itu merupakan upaya UTM untuk bisa menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berbasis klaster berdasarkan potensi lokal.

Selain jagung, UTM juga memiliki teknologi produksi garam yang saat ini terus dikaji dan sudah diresmikan kementrian.

Baca: Digerebek Satpol PP Pasuruan, PSK Lari ke Sawah dan Terjun ke Sungai

"UTM ditugaskan produksi garam melebihi kebutuhan garam nasional. Kelak jka kami mampu menyiapkan produksi garam farmasi, kami bisa menjadi kampus mandiri," pungkasnya.

Wakil Rektor I Bidang Akademik Deni Setya Bagus Yuherawan, SH MH menjelaskan, UTM menargetkan secepat mungkin bisa berdiri sebagai PTN klaster.

"Kami ingin punya deferensiasi dengan PTN lain yang sekedar melaksanakan Tri Dharma. Kami tidak ingin hanya sebatas situ," jelasnya.

Sebagai satu-satunya kampus negeri di Madura, lanjutnya, UTM ingin mengembangkan teknologi dan inovasi sebagai wujud pengabdian kepada potensi yang ada di Madura.

Potensi-potensi lokal yang teridentifikasi UTM saat ini berjumlah enam sektor. Yakni garam dan tembakau, pangan (jagung, singkong, tebu, hasil laut, dan daging sapi), ekonomi (wanita dan tenaga kerja), minyak gas dan energi, serta sektor pendidikan (formal dan informal).

Ia menegaskan, PTN berbasis klaster akan menghapus mitos perguruan tinggi sebagai Menara Gading. UTM ingin berevolusi sebagai Menara Air yang mampu memberikab percikan air kehidupan kepada masyarakat.

"Kami akan mengelaborasi, memproduksi, dan mereplika semua potensi lokal yang ada di Madura," tandas Deni.

Sementara itu, Rektor UTM Dr Drs Ec Muh Syarif Msi mengatakan, saat ini yang dibutuhkan UTM adalah political will dari pemerintah untuk mengembangkan jagung, garam, jamu berbahan rempah-rempah, dan wisata halal di Madura.

"Karena itu, dalam Dies Natalis XVII kali ini, kami mengambil tema, 'UTM Menjadi PTN Berbasis Klaster untuk Menjawab Era Revolusi Industri 4.0," katanya.

Karena itu, pihaknya melakukan penguatan di sektor kelembagaan, sumber, riset, inovasi, dan pemberdayaan dan kemahasiswaan.

Menurutnya, Revolusi Industri 4.0 pada prinsipnya meningkatkan kompetensi dosen dan mahasiswa. Targetnya, di setiap fakultas memiliki klaster sesuai bidang keilmuannya.

"Madura tanpa industri jangan mimpi bisa maju. Madura perlu industri. Karena itu, kami berikan inovasi-inovasi yang bisa dikembangkan menjadi industri berdasarkan potensi lokal," pungkasnya. (Surya/Ahmad Faisol)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved