Berita UTM
UTM Berupaya Lepas dari Kekangan Sistem Pengelolaan Keuangan Pemerintah
Upaya Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menciptakan multiplier effect atas sukses riset jagung lokal dan garam Madura terhenti.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Ani Susanti
Itu dibuktikan UTM dengan penerapan berbagai program penguatan 5 core business dalam upaya peningkatan daya saing lulusan.
Seperti penguatan inovasi, penguatan pembelajaran dan kemahasiswaan, penguatan riset dan pengembangan, penguatan sumber daya, dan penguatan kelembagaan.
Guru Besar Statistika IPB sekaligus Rektor Universitas Al-Azar Indonesia Prof Dr Ir Asep Saefudian, Msc mengatakan, sejak dulu dirinya menekankan agar setiap universitas harus diberi otonomi dalam pengelolaan keuangan.
"Sehingga ada relevansi antara hulu dan hilir. Hulunya adalah klaster dan hilirnya adalah Revolusi Industri 4.0," katanya.
Asep merupakan salah seorang tokoh Kemenristekdikti yang getol terhadap konsep perguruan tinggi berbasis kluster.
Ia hadir dengan tema 'Pengembangan Perguruan Tinggi Berbasis Klaster',
Asep menilai, klasifikasi pengelolaan keuangan perguruan tinggi saat ini belum berbasis klaster, melainkan masih berbasis manajemen keuangan.
Oleh karena itu, manajemen pendidikan tinggi di Indonesia harus dirubah.
Pemerintah harus berani menerapkan pengelolaan keuangan berbasis klaster.
"Percayakan kepada perguruan tinggi. Silahkan evaluasi tentang transparansi dan akuntabiliti nya. Asal jangan dikekang," harapnya.
Baca: UTM: Fokus di Sektor Jagung Saja, Masalah Pengangguran dan Kemiskinan di Madura Selesai
Menurutnya, situasi yang dialami UTM saat ini berdampak tidak bagus bahkan terkesan tidak fair.
Lantaran, sebagai kampus berbasis klaster, tidak diberi kebebasan dalam pengelolaan keuangan.
"Bagaimana UTM bisa sejajar dengan IPB atau UTM? Keduanya mempunyai kebebasan dalam otonomi pengelolaan keuangan," tegasnya.
Ia menjelaskan, pada era Revolusi Industri 4.0, kekuatan dan kecepatan digitalisasi semakin luar biasa.
Akibatnya, model-model bisnis konvensional skala besar yang mekanistis, linier, dan birokratis terdisrupsi oleh perusahaan kecil yang lincah.