Ibadah Haji 2018
Cerita Suami-Istri Kuli Bangunan yang Bisa Naik Haji, Setiap Hari Hanya Belanjakan Uang Rp 10 Ribu
Sepasang suami istri yang bekerja sebagai tukang bangunan ini akhirnya mewujudkan impiannya untuk menjalankan ibadah haji di tanah suci.
Penulis: Manik Priyo Prabowo | Editor: Ani Susanti
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Manik Priyo Prabowo
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sepasang suami istri yang bekerja sebagai tukang bangunan ini akhirnya mewujudkan impiannya untuk menjalankan ibadah haji di tanah suci.
Ialah Supandi (50) dan Arsi (45).
Berdasarkan informasi yang diperoleh TribunJatim, Supandi dan istrinya menjadi kuli bangunan di Pulau Bali.
Pekerjaan tersebut mereka pilih karena bekal ilmu yang tak terlalu tinggi.
Selama beberapa tahun, dengan gaji berkisar Rp 100 ribu, pasutri inipun masih menyisahkan uang untuk menabung demi naik haji.
“Kalau saya dibayar Rp 55 ribu per hari sebagai tukang bangunan. Sementara istri saya dibayar Rp 50 ribu,” katanya pada TribunJatim di Hall B1, Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Senin (16/7/2018).
“Saya dan istri bekerja di satu tempat. Sama-sama jadi kuli. Nabung ya sebisanya yang penting bisa naik haji,” lanjutnya.
Didampingi istrinya, Supandi menceritakan perjalanan dirinya hingga bisa naik haji tahun 2018.
Baca: Calon Jemaah Haji Jatim Termuda Asal Surabaya, Tertua Dari Pasuruan, Segini Usianya
Supardi dan istrinya menabung sejak tahun 2010 demi mendaftar haji.
Mereka bekerja keras mulai dari mengumpulkan dan mengangkut kayu hingga pasir.
Demi mewujudkan keinginannya untuk berhaji, pasutri ini mulai menabung dari hasil jerih payahnya.
Lalu bagaimana cara mereka menyisihkan uang dengan gaji yang mereka peroleh?
Tiap hari, pasutri ini hanya membelanjakan sepuluh ribu rupiah untuk kebutuhan makan mereka berdua.
“Makan ya seadanya paling sering makan lauk tahu tempe,” kata Supandi bersyukur.