Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Jelang Agustusan, Penjual Bendera Mulai Marak di Pamekasan

Para pedagang bendera merah putih rata-rata dari Garut dan Bandung, Jawa Barat, menggelar dagangannya dengan memanfaatkan trotar

Penulis: Muchsin Rasjid | Editor: Yoni Iskandar
muchsin/surya
Salah seorang penjual bendera, Atok, asal Garut, Jabar, yang mengelar dagangannya di Jl Jokotole, Pamekasan. 

TRIBUNJATIM.COM, PAMEKASAN – Sejumlah pedagang pernak-pernik 17 Agustus, seperti bendera merah putih, umbul-umbul dan bandir mulai marak menggelar dagangannya di pinggir jalan, di kota Pamekasan, Kamis (19/7/2018).

Para pedagang bendera merah putih rata-rata dari Garut dan Bandung, Jawa Barat, menggelar dagangannya dengan memanfaatkan trotar, seperti di jalan protoko, yakni di Jl Jokotole dan di area kawasan monumen Arek Lancor, yang berjualan mulai pukul 08.00 hingga pukul 22.00.

Salah seorang pedagang bendera, Pacete (55), asal Garut, yang berjualan di kawasan Jl Jokotole, Kamis (19/7/2018), mengatakan, ia baru sehari datang ke kota Pamekasan bersama tiga temannya itu untuk mengadu nasib dengan harapan di Pamekasan dagangannya laris.

Diakui, ia berjualan bendera di Madura sudah empat tahun belakangan ini. Sebelumnya memilih di Sumenep, Sampang dan Bangkalan.

Geledah Mobil Kepala Dinas Pengelola Keuangan, Penyidik KPK Kembali Obok-obok Tulungagung

Sekarang pindah ke Pamekasan, karena peminat bendera di tiga kabupaten di luar Pamekasan, kurang bagus.

“Kami mencoba saja, barangkali di Pamekasan ini banyak peminat bendera dan pernak-pernik untuk 17 Agustus. Saya sengaja datang lebih awal, siapa tahu ada yang sudah membeli. Tapi nyatanya, saya gelar dari kemarin, masih belum ada yang membeli,” kata Pacete.

Dikatakan, berjualan bendera yang ia bawa untuk tiga orang, sebanyak tiga karung menggunakan mobil pikap, senilai Rp 12 juta. Barang yang dibawa ini bukan milik sendiri, melainkan milik pengusaha di Garut dengan system setor setelah kembali ke Garut.

Jenis bendera yang dibawa beragam dari ukuran kecil hingga besar, termasuk umbul-umbul, bendera yang dirangkai panjangnya 10 meter. Harganya pun beragam, dari Rp 15.000 hingga Rp 300.000. Namun bendera yang paling banyak itu, yang harganya dari Rp 15.000 hingga Rp 40.000.

Menurut Pacete, ia sudah lebih dari 15 tahun berjualan bendera dengan, dengan mengejar pasar, seperti di Bandung, Madiun, Surabaya, Kalimantan hingga Papua.

BREAKING NEWS - Ombak Tinggi Sulitkan Tim SAR Cari 7 Korban Kapal Joko Berek yang Hilang

“Kalau kami berjualan ke luar Jawa, barangnya dipaketkan. Biayanya ditanggung pemilik, termasuk ongkos transportasi kami,” kata Pacete, yang mengaku sebelumnya menjadi petani.

Hal serupa diungkapkan Bang Atok (42), pedagang asal Garut, Jawa Barat. Ia mengaku baru empat tahun ini berjualan bendera dengan sistem komisi.

Besar kecilnya komisi yang diterima tergantung besar kecilnya bendera yang laku, antara Rp 15.000 hingga Rp 150.000 per bendera.

Diakui, sebenarnya ia ingin berjualan di area monumen Arek Lancor, namun saat tanya ke sejumlah PKL yang berjualan di Arek Lancor, di lokasi itu sudah banyak yang berjualan, sehingga memilih lokasi di Jl Jokotole.

“Sementara kami bertiga untuk tidurnya di atas mobil, yang kami parki di depan masjid di kampung ini. Untuk kontrak rumah, belum ada uang,” kata Bang Atok.(sin)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved