Esti Kholik, Pembuat Batik Khas Lamongan yang Pernah Menjadi Perawat di Luar Negeri
Banyak orang memilih pendidikan di bidang kesehatan dari perawat, bidan, kesehatan masyarakat sampai dokter.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Edwin Fajerial
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Banyak orang memilih pendidikan di bidang kesehatan dari perawat, bidan, kesehatan masyarakat sampai dokter.
Namun ada yang begitu lulus menempuh pendidikan di bidang kesehatan, sebaliknya mereka tidak terjun di dunia yang selama ini didapat dari bangku kuliah.
Di Lamongan, Jawa Timur, ada perempuan yang lulus dari sekolah kesehatan dan sempat bekerja di luar negeri, kini menjadi seorang desainer batik khas Lamongan, batik Bandeng Lele.
Perempuan yang kini menjadi desainer handal batik Bandeng Lele tersebut adalah Esti Kholik, warga Jalan Kusuma Bangsa Gang Beringin, Lamongan.
Esti mengaku, semua itu adalah takdir Tuhan. Termasuk dirinya yang ditakdirkan menjadi disainer yang membawanya selepas ia lulus dari Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) dan menjadi TKW di luar negeri.
"Sebelum terjun dalam dunia batik khas Lamongan, saya pernah menjadi TKW," kata Esti di rumahnya, Minggu (12/8/2018).
Sebelum menjadi desainer batik khas Lamongan, ia juga menjadi penjahit pakaian biasa.
Saat itu, kisahnya, setelah pulang dari merantau menjadi perawat di sebuah rumah sakit di luar negeri, ia sempat kebingungan apakah akan meneruskan profesi awalnya sebagai perawat atau tidak.
Sedangkan kalau melanjutkan profesi awal ternyata sudah ketinggalan jauh, apalagi saat itu Esti sudah berkeluarga.
Sempat bingung juga, ia kemudian mencoba belajar menjahit kepada ibunya yang saat itu memang sebagai penjahit.
"Dari belajar menjahit ini, saya bisa menjalani dengan tekun hingga hampir 15 tahun," katanya.
Berbagai pengalaman menjahit yang kerap menemui kain yang kadang tidak sesuai antara pola jahitan dengan motif batiknya.
Membuatnya terinspirasi untuk mencoba membatik.
Awalnya, kata Esti, ia sempat meminta izin kepada istri Bupati Lamongan, Ibu Makhdumah Fadeli dan Wakil Bupati Lamongan, Kartika Hidayati agar diperkenankan membuat desain batik khas Lamongan.
Dari pemikiran ini, ia kemudian mencoba mendesain batik khas Lamongan yakni, batik Bandeng Lele.
Buah tangannya, tanpa diduga telah dipakai oleh Gubernur Jatim, Soekarwo saat puncak peringatan Hari Koperasi beberapa waktu yang lalu itu.
Memang desain batik miliknya memiliki beberapa kekhasan jika dibandingkan dengan batik motif yang sama karya desainer lainnya.
Di antaranya, adalah bentuk atau motif khas Lamongan berupa gambar ikan Bandeng dan ikan Lele dan bukan gambar abstrak tentang Bandeng Lele.
"Yang paling khas adalah adanya motif seperti gambar 3D sehingga terlihat nyata," ungkapnya.
Motif Bandeng Lele identik Lamongan agar bisa naik kelas.
Ciri lain yang melekat pada desain batik Esti adalah tidak adanya motif yang sama untuk 2 batik atau lebih.
Ternyata, dalam mendesain batik, Esti juga dibantu oleh Suaminya, Nur Kholik, dengan batik terbatas, yaitu desain batik sarimbit atau berpasangan.
Dari karya dan inovasinya itu, Esti menyebut harga batiknya paling mahal Rp 1,5 juta.
"Tergantung motifnya, "kata Esti yang kini didampingi 6 orang karyawan.
Batik karya Esti sudah banyak dipakai oleh sejumlah pejabat di daerah dan luar daerah.
Para pelanggan Esti, biasanya adalah para pejabat yang dulu atau sekarang masih berada di Lamongan yang akhirnya memasarkan produk Esti dari mulut ke mulut. (Surya/Hanif Manshuri)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/esti-kholik-menunjukkan-sejumlah-batik-karyanya_20180812_194228.jpg)