5 Tahun Terima Bantuan PKH, Jumiati Bebas Dari Kemiskinan dan Kini Sebulan Bisa Raup Puluhan Juta
Jumiati terbebas dari kemiskinan dan kini sebulan bisa meraup puluhan juta, setelah lima tahun menerima bantuan PKH.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Mujib Anwar
Uang bantuan PKH disimpan untuk modal, pada tahun 2011 Jumiati mencoba membuka usaha membuat warung bakso dan mie ayam di jalan simpang tiga Kecamatan Sukorame.
"Mulanya ngemper di pinggir jalan pertigaan," ungkapnya.
Membuka warung tidak semudah yang ia bayangkan. Jatuh bangun ia rasakan.
Jualannya jarang habis dan selalu menyisakan.
Namun Jumiati pantang menyerah, ia ulet dan sabar hingga berbuah manis. Pada 2013 usahanya mulai berkembang.
Uang bantuan PKH yang ia terima ia gunakan lagi sebagai tambahan modal usaha. Jumiati lalu menambah beberapa fasilitas untuk tempat usahanya yang dinamai Bakso Jumbo Pendawa Lima, mulai dari bangunan dan alat masaknya agar lebih terlihat menarik pembeli.
Berkembang sampai sekarang dan kewalahan melayani pembeli." Sampai saya harus mengambil karyawan," ungkapnya.
Saat ini ia mempekerjakan 3 orang karyawan untuk membantunya.
Merasa sudah mapan dan mampu, pada 2016, Jumiati akhirnya mengajukan graduasi untuk tidak lagi menerima bantuan.
"Harapan saya agar uang bantuan itu bisa diberikan ke warga lain yang lebih membutuhkan," katanya.
Jumiati mengukur sendiri kemampuannya, bahwa ia tidak berhak dan tak pantas menerima bantuan PKH.
Kini omzet usahanya, sudah mencapai puluhan juta setiap bulannya. Jumiati berharap, bisa menjadi motivasi bagi KPM lainnya agar tidak menggantungkan bantuan dari pemerintah.
Supervisor PKH Lamongan Agus Setiawan ditemui Tribunjatim.com membenarkan, Jumiati sebelumnya tercatat sebagai PKM PKH dari Kecamatan Sukorame. Agus membenarkan kalau Jumiati sudah mengajukan graduasi sejak 2016 lalu.
"Ini bisa jadi inspirasi para penerima PKH lainnya," katanya. (Hanif Manshuri)