Komedian Jatim Bicara Soal Fenomena Viral 'Masuk Pak Eko', Mengaku Sebagai Pencipta Jargon
Namun viralnya polisi EKo dengan jargon "Masuk Pak EKo" menjadi pergunjingan warga masyarakat Tulungagung dan sekitarnya.
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Seorang polisi bernama Eko yang jago melempar berbagai alat belakangan viral.
Apalagi setiap kali berhasil melempar alat, pak polisi itu ditimpali kata-kata "Masuk Pak Eko".
Jargon "Masuk Pak EKo" ahirnya menjadi ikut viral dan diucapkan banyak orang.
Namun viralnya polisi EKo dengan jargon "Masuk Pak EKo" menjadi pergunjingan warga masyarakat Tulungagung dan sekitarnya.
Sebab jauh sebelum aksi polisi itu, jargon "Masuk Pak EKo" diketahui diciptakan komedian Cak Percil dan Cak Yudho Bangkiak, saat manggung bersama dalang kondang Eko Prisdianto.
• Joy Red Velvet Ungkap Caranya Hadapi Kritik dari Publik Sebagai Idol, Dulu Sempat Ketakutan
Cak Percil dan Cak Yudho adalah dua komedian yang pernah ditahan pihak otoritas Hongkong, karena manggung tanpa melengkapi dokumen keimigrasian.
Warganet, khususnya Peye Mania, sebutan Warganet penggemar Percil Yudho banyak melakukan protes.
Mereka menegaskan, bahwa jargon "Masuk Pak EKo" adalah milik Peye.
Akhirnya para seniman tersebut angkat bicara.
Lewat video yang diunggah New AZ Creative ini, Cak Yudho sempat menyindir, saat manggung bersama pasangan barunya.
"Malah polisine dilebokne Hitam Putih, Pak Ekone ora dilebokne. (Malah polisinya yang masuk Hitam Putih, Pak Eko tidak dimasukkan)," ucap Yudho.
Di luar panggung, Yudho kembali menjelaskan asal muasal jargon itu.
"Ini sekedar pemberitahuan ke warga masyarakat, bahwa yang mempopulerkan Masuk Pak EKo adalah saya, Cak Percil dan Pak Ekonya adalah Eko Prisdianto, dalang (Desa) Kendalbulur, dari Tulungagung," urai Yudho.
Ada juga adegan di atas panggung, Eko Prisdianto bertanya kepada Percil.
Kata Masuk Pak EKo itu yang buat siapa?" tanya Eko Prisdianto dalam Bahasa Jawa.
"Lah, Kulo (saya)," ucap Percil dengan nada lucu.
Tidak ketinggalan sinden kondang, Lusi Brahman juga ikut angkat suara.
Lusi mengaku tahu dari awalnya jargon ini, karena biasa manggung dengan dua pelawak ini dan dalang Eko Prisdianto.
"Bahkan masyarakat Jawa Timur juga sudah tahu itu. Tapi sekarang di TV nasional yang kondang malah Pak Eko yang lainnya," ucap Lusi.
Lusi menambahkan, sebagai seniman tradisional, ia berharap media nasional untuk lebih mencari tahu yang sebenarnya. (David Yohanes)