Akan Segera Ditutup, Ini 4 Fakta Tentang Path, Ternyata Indonesia Jadi Penyumbang Pengguna Terbesar!
Path merupakan akun jejaring sosial yang memungkinkan penggunanya untuk berbagi gambar dan juga pesan.
Dave Morin sebagai CEO, Shawn Fanning sebagai pemimpin divisi pemrograman, sementara Dustin Mierau lebih dominan dalam urusan desain.
Atas kerja sama ketiga orang tersebut, Path berhasil mendapatkan beberapa investor untuk terus berkembang.
• Path Dikabarkan Tutup, Tasya Kamila Kenang Momennya Saat di New York, LDR hingga Sering Kelaparan
2. Diakusisi Daum Kakao
Pada Mei 2015, Path diakusisi oleh perusahaan asal Korea Selatan, Daum Kakao.
Menurut Dave Morin, Path hanya populer di wilayah Asia Tenggara, jadi lebih baik jika kantor pusatnya pun pindah dari San Fransisco, Amerika Serikat.
Morin juga berpendapat jika lebih baik mengalihkan operasional Path ke tim yang lebih besar dan dekat dengan Asia Tenggara.
Sehingga Path dapat lebih memahami kebutuhan para pengguna dan budaya sekitar.
• Layanan Path akan Segera Ditutup, Begini Cara Mengunduh dan Selamatkan Data Pribadimu!
3. Investasi Bakrie Global Group
Sekitar tahun 2013 hingga 2015, Path sempat menjadi salah satu aplikasi 'wajib' bagi netizen di Indonesia.
Maka tak heran, jika pada awal 2014 Path sempat mendapat investasi dari Bakrie Global Group.
Dalam pendanaan Seri C untuk Path, Bakrie Global menggelontorkan dana hingga 25 juta dolar AS atau setara dengan Rp 304 miliar pada Januari 2014 lalu.
• Tak Lagi Beroperasi, Jejaring Sosial Path Resmi Ucapkan Selamat Tinggal
4. Indonesia jadi penyumbang pengguna terbesar Path
Meski terbilang sebagai pendatang baru di ranah jejaring sosial, nyatanya Path mampu meraih popularitas dalam waktu yang relatif singkat.
Jumlah penggunanya meningkat pesat termasuk di Indonesia.
Hal ini menunjukkan keberhasilan layanan ini dalam menarik hati para pengguna dengan kategori berbagai usia.