Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Detik-detik Wafatnya Soeharto, Sepotong Pizza dan Ingin Hadap Kiblat Serta Minta Anak Tidak Dendam

Inilah detik-detik Soeharto meninggal dunia. Ada sejumlah momen yang dilalui bersama Tutut Soeharto. Apa saja itu?

Penulis: Januar AS | Editor: Adi Sasono
www.tututsoeharto.id
Soeharto saat di rumah sakit bersama keluarga 

Bapak tampak tenang sekali, tidak sedikitpun raut kesakitan di wajah bapak.

Saya rasa semua keluarga, sudah hadir semua, bapak semakin tenang helaan nafasnya, hanya tidak membuka mata.

Kami berdoa semoga keajaiban terjadi, sehingga bapak diberi kesehatan.

Saat menjelang siang, datang adik bapak, ibu Bries Soehardjo, yang baru saja menjalani operasi by pass jantung di Singapore, dan bu Bries tidak pernah diberi tahu bahwa bapak dalam keadaan kritis.

Kami ajak masuk ke bapak, kami bisikkan, bahwa bu Bries sudah datang. Rupanya bapak menunggu semua keluarga berkumpul.

Siang itu jam 13.10 , 27 Januari 2008, bertepatan dengan tanggal 18 Muharram dalam kalender hijriyah, bapak kami tercinta kembali menghadap Sang Pencipta, sesuai keinginan bapak, dan takdir Illahi.

Saya tidak pernah mengira, bahwa kemarin adalah, petuah terakhir yang bapak berikan pada saya.

Sesungguhnya apa yang Allah kehendaki, itulah yang akan terjadi. Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan kehendak-NYA.

“Bapak, guratan cinta kami, menghantar doa kami, menyertai bapak dan ibu, semoga dimaafkan segala kesalahannya, diampuni segala dosanya, diterima semua amal ibadahnya, dimasukkan surga-NYA bersama orang-orang yang Allah cintai sebelum kami. Aamiin … Al Fatehah.”

“Bapak, apapun kata orang tentang bapak, di hati kami, bapak telah melakukan, dengan sepenuh keyakinan, kearifan dan keteladanan.

Bapak antarkan Bangsa Indonesia, tegak berdiri sama tinggi di tengah-tengah bangsa lain, yang terlebih dahulu maju dan sejahtera.

Bapak bawa bangsa ini mengenal kemakmuran, ketenangan dan kesejahteraan dengan seluruh pengabdian bapak yang tak berujung, hingga akhir hayat bapak. Allah lebih tahu yang bapak lakukan, dari pada kami yang masih hidup di dunia.“

“We all love you bapak dan ibu sayang….”

Jakarta 27 September 2008."

Selain tulisan tersebut, dalam akun Instagram miliknya @tututsoeharto, Tutut juga mengungkapkan, ayahnya menyampaikan pesan kepada dirinya.

Satu di antara pesan itu adalah agar dirinya tidak dendam.

"SAAT-SAAT TERAKHIR BAPAK BERSAMA KAMI “Kamu dengarkan wuk. Kamu anak bapak yang paling besar, sepeninggal bapak nanti, tetap jaga kerukunan kamu dengan adik-adikmu, cucu-cucu bapak dan saudara-saudara semua. Kerukunan itu akan membawa ketenangan dalam hubungan persaudaraan, dan akan memperkuat kehidupan keluarga. Selain itu Allah menyukai kerukunan. Ingat pesan bapak…, tetap sabar, dan jangan dendam. Allah tidak sare (tidur)," tulis Tutut, Kamis (27/9/2018).

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved