Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tsunami di Palu

Orang Tua Bripa Riza Asal Situbondo Berharap Ada Kepastikan Kabar Anaknya yang Bertugas di Palu

Kedua orang tua Bripda Riza Mahdiyah Annisa (22) warga Situbondo yang hilang saat terjadi gempa dan tsunami di Kabupaten Donggala, Kota Palu, Sulawes

Penulis: Izi Hartono | Editor: Yoni Iskandar
izihartono/surya
Bripda Riza Mahdiyah Annisa berfoto bersama ayahnya Imam Sarjono. 

TRIBUNJATIM.COM, SITUBONDO - Kedua orang tua Bripda Riza Mahdiyah Annisa (22) warga Situbondo yang hilang saat terjadi gempa dan tsunami di Kabupaten Donggala, Kota Palu, Sulawesi Tengah masih menunggu kabar putrinya tersebut, Jumat (26/09/2018).

Kedua orang tua anggota Polwan yang bertugas di Polres Palu tersebut, berharap kabar anaknya yang hilang saat bertugas itu ada kepastian.

Bripda Riza asal Gang Intam No 5 Lingkungan Karang Kenek, Kelurahan. Patokan, Kecamatan Situbondo ini dikabarkan hilang ketika sedang menjalankan tugas dianjungan Pelabuhan dalam perayaan kota Palu.

Polisi: Ratna Sarumpaet Terekam CCTV Sambangi RS Kecantikan di Menteng Tanggal 21 September 2018

"Sampai hari ke 6 pasca bencana gempa dan tsunami, saya belum mendapat kabar keberadaan anak saya," ujar Imam Sarjono kepada sejumlah wartawan di rumahnya.

Diceritakan, pada saat bencana gempa da tsunami, putri kedua dari empat saudaranya itu sedang bersama empat orang temannya dan anggota polosi lainnya menjalan tugas pengamanan perayaan Kota Palu.

"Anak saya sudah empat tahun bertugas di Polres Palu," katanya kepada Tribunjatim.com.

Untuk itu, lanjut Imam Sarjono, dirinya bersama keluarganya terus berharap dan memanjatkan doa, agar dapat ditemukan dengan selamat.

Koarmada II Berangkatkan KRI Surabaya 591, Angkut Pasukan & Bantuan untuk Korban Gempa Palu-Donggala

"Jika memang ada kabar duka, kami sekeluarga sudah siap," ucapnya.

Dikatakan, sebelum peristiwa gempa terjadi, dirinya sempat mengkontak atau menghubungi putrinya. Namun, ketika tsunami tsunami terjadi dirinya sudah putus kontak.

"Pasca gempa ketika dihubungi telepon anak saya masih dalam kondisi baik, tapi setelah tsunami terjadi komunikasi putus," katanya epada Tribunjatim.com.

Untuk memastikan kabar anaknya, kata Imam Sarjono mengatakan, putra pertamanya berangkat ke Palu, akan tetapi setibanya di Makasar dirinya dan keluarganya tertahan karena sulit transportasi menuju ke Palu.

"Saya dan keluarga terus berdoa demi keselamatan anak saya," pungkasnya. ( Tribunjatim.com/ izi hartono)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved